Prolog

431 Words
Namaku adalah Haruno Sakura aku adalah anak bungsu, aku mempunyai dua orang kakak laki-laki tapi sayangnya mereka berdua sudah meninggal akibat kecelakaan yang menimpa keluargaku termasuk aku sekitar dua tahun yang lalu. Kecelakaan itu bukan hanya merenggut nyawa kedua kakakku saja tapi juga nyawa ayahku, setelah kecelakaan itu aku sempat mengalami koma beberapa bulan, saat aku tersadar dari acara tidur panjangku betapa terkejutnya aku saat mengetahui hampir seluruh keluargaku meninggal akibat peristiwa naas itu. Bukan hanya itu saja, entah kenapa sekarang aku bisa merasakan bahkan melihat mahluk tak kasat mata atau biasa disebut dengan hantu. Mungkin bagi sebagian orang mempunyai kelebihan seperti bisa melihat hantu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, bahkan tidak sedikit orang yang ingin melihat hantu. Tapi bagiku ini adalah sebuah bencana, aku dijauhi oleh teman-teman di sekolah mereka menganggapku aneh karena sering melihatku tiba-tiba lari terbirit-b***t bahkan teriak-teriak seperti orang gila, dan karena alasan itulah aku memutuskan untuk pindah sekolah ke Konoha High School, aku sudah tidak kuat lagi menerima cacian juga hinaan yang sering mereka lontarkan kepadaku, bahkan orang yang dulu aku sebut sebagai kekasih juga menjauhiku dan malah pergi meninggalkanku, dia lebih memilih orang lain dibanding aku. Selain itu ada juga alasan lain yang membuatku ingin segera pergi dari sekolahku, tapi aku tidak bisa menjelaskannya karena hanya dengan mengingatnya saja bisa membuatku takut juga sedih. Saat ini aku tinggal dengan sahabatku yang bernama Yamanaka Ino ia adalah orang yang bisa menerima aku apa adanya termasuk kelebihanku ini, ia selalu menguatkanku saat aku mulai merasa takut. Kami hanya tinggal berdua saja di rumah, itu karena orang tua Ino tinggal di luar negeri sama halnya dengan Ibuku, ia sekarang tinggal di luar negeri. Saat ini ibuku sedang mengurusi perusahaan keluarga kami karena tidak ada yang mengelolanya terpaksa ia harus turun tangan sendiri, akibatnya ia tidak pernah pulang walau hanya untuk menjenguku,  tapi terkadang ia juga selalu menanyakan bagaimana keadaanku walau hanya seminggu sekali. Aku memutuskan tinggal dengan Ino karena aku takut jika harus tinggal sendirian. Sekarang aku tengah menaiki sebuah bus yang menuju sekolah baruku, statusku saat ini adalah sebagai murid baru, sejujurnya aku bingung bagaimana caranya beradaptasi dengan lingkungan baru, dari tadi aku sibuk memikirkannya sampai-sampai aku tidak mendengarkan ocehan sahabatku ini yang menurutku tidak terlalu penting untuk di dengarkan. Dan sampai akhirnya sebuah tepukan halus di pundakku menyadarkanku dari pemikiran panjangku. "Hei apa kau tidak mau turun?kita sudah sampai" ucap ino "Aa..benarkah?" "Ayo, aku tidak mau kena hukum oleh Guru Gay lagi" "Baiklah" ucapku sambil turun dari bus mengikuti Ino yang sudah turun lebih dulu. Saat kakiku mulai memasuki gerbang sekolah betapa terkejutnya aku ketika melihat...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD