“Ghis, keluar! Ayah mau ngobrol sama kamu.” Alex mengetuk pintu kamar anak perempuannya.
Tidak seperti biasanya, hari ini ia tidak keluar untuk judi dan mabuk. Ia sedang ada perlu dengan anak perempuannya.
Dengan balutan baju piyama bergambar ikan berwarna kuning garis-garis lengan dan celana pendek, Ghista keluar dari kamar sambil mengucek matanya bangun tidur. “Ada apa, Yah?”
“Duduk dulu sini!” Ayah tiga orang anak yang hobinya mabuk dan berjudi itu menepuk sofa di sebelahnya, menyuruh anaknya untuk duduk.
Gadis itu duduk di depan ayahnya, disusul ibunya yang baru keluar dari kamar mendekat ke suaminya.
“Mau ngobrol tentang apa, Yah? Jangan bilang mau minta duit lagi,” protes Mada. Ghista masih diam, mencoba mendengarkan apa yang ayahnya mau katakan.
“Pacar kamu siapa sekaran
