“Saya terima,” suara Jason terdengar dengan semangat yang membara menerima apa yang sang pendeta tanyakan dan semuanya bertepuk tangan memenuhi gereja yang terdengar riuh karena tamu undangan begitu padat, memang tidak ada tamu undangan selain dua keluarga dan beberapa kerabat terdekat, setelah mengadakan prosesi di gereja ini, semuanya akan kembali ke tempat masing-masing. Sienna sendiri yang meminta kepada Jason agar pernikahan mereka cukup sampai di sini prosesnya dan tidak ada proses lain seperti resepsi.
Sienna menoleh sesaat melihat wajah Jason yang terlihat merekah bahagia, karena pernikahan ini memang pernikahan yang ia idamkan. Yang ia impikan.
“Cium, cium, cium,” teriak salah satu tamu undangan membuat semuanya ikut-ikutan. “CIUM! CIUM! CIUM!”
Sienna dan Jason saling bertukar pandangan, Sienna menggelengkan kepala memberi kode kepada Jason bahwa ia tidak bisa melakukannya. Jason menganggukkan kepala dan memahami perasaan Sienna yang telah sah menjadi istrinya. Sienna terus menggelengkan kepala lalu Jason pun berdeham.
“Maafkan kami semuanya, sepertinya kami tidak bisa melakukannya,” kata Jason membuat semuanya berwajah kecewa.
“Why?” tanya El membuat semuanya menganggukkan kepala menandakan bahwa pertanyaan para tamu sama dengan pertanyaan El.
“Kami akan melakukannya sendiri di kamar, karena ini privasi,” jawab Jason menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Karena alasan itu benar-benar lari dari kenyataannya, Jason tahu bahwa Sienna tidak menginginkan pernikahan ini, jadi sebagai teman yang baik dan sebagai suami yang tidak mau memaksakan kehendaknya pada istrinya, Jason tidak akan memaksa Sienna untuk melakukan hal itu. Sienna pernah punya kehidupan sendiri, Sienna pernah berada di titik terbawah hingga kepercayaannya dihancurkan oleh orang-orang terdekatnya, bahkan kekasih yang Sienna anggap akan memberinya kebahagiaan dan akan menikahinya, malah berkhianat dan memberikan luka yang paling dalam dihatinya, lalu ketika berusaha sembuh dari luka itu, ia malah harus menerima kenyataan bahwa neneknya menjodohkannya dan menaruh orang baru di hatinya yang masih terluka.
Jason menoleh dan menatap Sienna yang kini membuang napas halus, Sienna bersyukur akhirnya semua tamu tidak lagi menyuruh mereka berciuman.
“Thanks ya,” bisik Sienna membuat Jason menganggukkan kepala.
Jason tersenyum dan berkata, “Apa pun yang kamu inginkan katakan kepadaku. Aku akan melakukannya,” jawab Jason membuat Sienna tersenyum.
Satu hal lagi, seluruh pegawai di perusahaan Jason tidak ada yang tahu bahwa bos mereka sudah menikah dan sudah menjadi milik orang lain. Hussie dan Lelin sengaja untuk tidak mengabarkan pernikahan ini terlalu panjang, hanya orang terdekat saja, di dua keluarga dan juga beberapa teman dekat, tidak ada orang lain selain teman, kerabat, dan juga dua keluarga. Sementara seluruh karyawan di perusahaannya tidak ada yang tahu.
Tak butuh waktu lama, acara pernikahan mereka selesai, pernikahan mereka terdaftar sah di hukum dan agama di negeri ini.
Sienna dan Jason masuk ke kamar hotel yang sudah di siapkan Lelin dan juga Hussie untuk mereka.
Sienna duduk di sofa masih mengenakan dress pengantin yang indah dengan lekukan tubuhnya yang indah pula.
Jason menoleh dan menatap wajah istrinya, ia pun duduk di sebelah istrinya.
“San, kamu kenapa?” tanya Jason.
“Aku tidak menyangka kita menikah, Xav,” jawab Sienna menoleh dan menatap wajah suaminya.
Jason tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Aku juga tidak menyangka.”
“Ini karena kamu berbohong kepadaku.” Sienna melanjutkan.
“Aku tidak berniat membohongimu,” geleng Jason.
“Jadi, bagaimana pernikahan kita sekarang?”
“Memangnya maumu apa?”
“Kamu tahu kan apa yang aku alami selama ini, aku di hancurkan oleh pria yang aku percaya akan membahagiakanku sendiri, aku di hancurkan oleh ayahku yang ku kira bisa mencintai dan menyayangiku melebihi istrinya, aku di hancurkan oleh ekspetasiku sendiri.” Sienna menundukkan kepala.
“San, aku tidak akan pernah memaksakan kehendakmu. Jika kamu tidak mau oke aku juga tidak akan memaksamu. Tapi, berusaha lah melupakan apa yang menghancurkanmu.”
Sienna menganggukkan kepala.
“Angkat wajahmu. Aku akan selalu ada untukmu dan aku tidak akan membuatmu sendiri. Aku akan mengembalikan kepercayaanmu bahwa bahagia itu masih bisa datang kepadamu, dan ekspetasimu akan kembali berbalik,” kata Jason mengelus punggung Sienna.
Sienna bersyukur meskipun harus menikahi pria yang tidak dapat membuat hatinya berdebar, namun ia bisa bercerita panjang lebar pada suaminya, dan suaminya itu sudah tahu rahasianya.
Sienna tidak pernah menyangka akan menikah dengan temannya sendiri, namun ia tahu bahwa perhatian Jason memang paling utama baginya. Karena hanya Jason yang ada buatnya dan hanya Jason yang selalu terdepan untuk dirinya.
Cinta itu bisa di cari, cinta itu bisa di dapatkan dan cinta itu akan datang kepada siapa yang memberikannya. Jadi, Sienna akan menerima kenyataan ini dan akan menerima pernikahan ini seperti pernikahan pada umumnya.
“Aku ganti baju dulu ya,” kata Jason.
“Xav, bantu aku membuka resleting dress ini, aku sudah hampir tak bernapas karena resleting ini membuat perutku tertekan,” kata Sienna membuat Jason tertawa.
Sienna memunggungi Jason dan Jason melihat punggung Sienna yang terbuka, Sienna wanita yang memiliki warna kulit yang lumayan cerah dan rambutnya yang coklat di ikat rapi, membuat Jason menelan ludah, andai saja ia tidak menghargai keinginan Sienna, ia pasti akan menerkam Sienna saat ini juga, hanya saja Sienna butuh waktu untuk sembuh perlahan.
“Xav, ada apa? Kenapa kamu diam saja?” tanya Sienna.
“Hem? Oh iya,” kata Jason mengangguk dan membuka resleting Sienna di belakang.
Sienna lalu bernapas lega karena dress yang begitu sempit itu yang membentuk tubuhnya seperti gitar, membuatnya susah untuk bernapas, karena harus tampil cantik dan terlebih lagi ini dress pilihan neneknya. Neneknya itu menjadi gaul ketika bertemu dengan Lelin, mereka antusias sendiri dan mereka berusaha menikahkan mereka secepatnya. Keantusiasan neneknya itu membuat Sienna dan Jason tidak bisa bergerak, bahkan harus menerima semuanya dengan lapang d**a. Karena, perintah dari nenek mereka menjadi perintah utama.
“Aku akan masakkan sesuatu, kamu mau apa?” tanya Jason membuat Sienna mendongak menatapnya, sementara punggung Sienna membuat mata Jason berusaha mengalihkan pandangan. Sienna terlihat seksi ketika resleting itu di buka, hampir semua punggung hingga pinggangnya terlihat. Jason akan gila jika tetap di sini.
“Kamu tidak perlu memasak, Xav, aku sudah kenyang,” jawab Sienna.
“Terus kamu mau apa?”
“Aku mau tidur,” jawab Sienna lagi.
“Langsung tidur?”
Sienna menganggukkan kepala.
“Kamu tidak mau santai dulu? Jalan-jalan atau beli cemilan.”
“Sepertinya tidak perlu, Xav. Aku tidur dulu, setelah itu bangun makan dan membeli cemilan. Bagaimana?”
Jason menganggukkan kepala.