Mobil yang dikemudikan Arnesh sudah sampai di sebuah hotel mewah, yang berada di kawasan Jakarta Pusat. Kedua mata Eve dibuat terbelalak karena tidak tahu jika pestanya ada di hotel sebagus ini. Jika bukan karena Arnesh, ia mungkin tidak akan pernah menginjakkan kaki di tempat yang tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang. Antara senang dan takut, kini menjadi satu dan bergumul di dalam hatinya. “Ayo masuk,” ajak Arnesh. Eve melihat Arnesh mengulurkan tangannya. Entah apa tujuannya menawarkan diri untuk berjalan bergandengan. Tentu Eve bimbang. Apakah harus menerima atau menolak. Rasanya aneh dan gugup jika harus bersentuhan dengan pria itu. “Kenapa diam?” “Memangnya kamu yakin mau jalan bergandengan dengan saya?” tanya Eve setengah berbisik. Matanya melihat ke sekitar area hotel. “K