Evelyn masih berdiri di tempat semula. Pria yang baru saja ia sebut namanya, nampak bergeming di tempatnya. Melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan di hadapan orang lain. Namun Arnesh hanya menoleh singkat, lalu kembali mencumbui sosok wanita yang sebenarnya sudah pernah Eve lihat di tempat ini. "Tuan Arnesh, harusnya Anda lakukan di kamar. Bukan di sini." Masih saja diabaikan, semakin membuat Eve merasakan sakit di dalam hatinya. Bahkan pandangan kedua matanya perlahan berkabut. Ada air yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Eve menghela napas, mengumpulkan sisa tenaganya. Mencoba mengambil napas dalam-dalam, lalu perlahan kakinya mulai bergerak. Masih mencoba untuk melakukan pekerjaannya yaitu memungut kembali kantung belanjaan yang sempat terjatuh dari genggaman tangannya. M