Suara lembut dari keran air yang mengalir di kitchen sink, perlahan mulai menghilang sejalan dengan Eve mengeringkan tangan dengan tisu. Urusan perabotan yang digunakan untuk membuat sarapan sudah bersih. Kini waktunya membuat kopi karena mungkin sebentar lagi Arnesh akan keluar dari kamar untuk sarapan. Eve sendiri sudah dalam keadaan rapi, siap pergi bekerja setelah semua pekerjaan di apartemen selesai. Ketika menunggu air mendidih, Eve terdiam dengan tatapan melamun. Tangannya perlahan menyentuh bibirnya yang semalam sempat dicium oleh Arnesh. Matanya terpejam, mengingat apa yang terjadi ketika perjalanan pulang dari pesta. Ciuman itu masih terasa hangat, meski ia tidak menginginkannya. Bagaimana wajah Arnesh yang tenang dengan mata terpejam kala itu, seakan membuat hati Eve menghangat