Bertemu Masa Lalu

1485 Words
Kedatangan Rama ke rumah disambut bahagia oleh seorang wanita cantik berstatus sebagai istri ayahnya. Wanita itu tersenyum lebar dan menatap sosok yang berdiri di hadapannya dengan sorot kekaguman juga kerinduan. Gerakan tiba-tiba wanita itu yang hendak memeluk dirinya ditepis kasar oleh Rama. Pria itu menatap wanita seksi di depannya dengan sorot kebencian. Kinara Andini, wanita yang 4 tahun lalu menjadi alasan terbesar Rama meninggalkan rumah ini dan pergi ke Amerika. Pernikahan wanita ini dengan ayahnya menimbulkan bara kemarahan di hati Rama. Wanita yang dijadikan istri ayahnya ini adalah wanita yang pernah Rama percaya untuk dia titipi cinta. Ya ... wanita itu adalah mantan kekasihnya. Hebat bukan? Wanita ini telah menjerat dirinya juga ayahnya. Sayangnya, Rama harus menerima pil pahit saat ayahnya mengumumkan di hadapan awak media bahwa Kinara Andini adalah calon istrinya. Luar biasa. Padahal ayahnya juga tahu bahwa wanita itu kekasih putranya. "Aku bahagia karena kamu telah kembali, Ram. Hampir setiap hari yang kulewati tidak pernah berhenti untuk memikirkanmu. Aku minta maaf karena telah mengambil langkah terburu-buru," ucap Kinara dengan ekspresi permohonan. "Jaga sikap dan perbuatanmu, Nara. Kau adalah istri ayahku meskipun aku tidak pernah sudi mengakui statusmu. Cukup diam dan jaga batasanku, maka aku akan berusaha melupakan semua itu, balas Rama dengan tatapan tajam dan kemarahan yang masih tersisa di sudut hatinya. "Tetapi aku benar-benar tidak bisa melupakanmu, melupakan kensngan indah yang pernah kita lalui bersama. Aku masih menginginkan dirimu, begitu juga, aku yakin dirimu belum bisa melupakan---" "Stop! Jangan lancang atau aku akan melenyapkan dirimu dari dunia ini!" tunjuk Rama tepat di wajah wanita cantik itu. Rama masih teringat ketika ayahnya mengatakan hendak menikahi Kinara yang saat itu masih berstatus kekasihnya. Hatinya sangat sakit saat itu. Apakah Rama akan bertarung dengan ayahnya untuk merebut Kinara? Tidak akan pernah. Wanita licik semacam Kinara harus dilepaskan. Meskipun rasa sakit itu membekas di hatinya, tapi Rama sadar bahwa jika ayahnya menginginkan wanita itu, maka Rama akan menyerah. Dan setelahnya, mereka memang menikah. Saat pernikahan itu terjadi, Rama sudah berada di Amerika. "Ram, aku merindukanmu ...,” lirih Kinara dengan ekspresi memuja. Menjadi istri konglomerat bernama Sony Wijaya tetap tak bisa mengenyahkan bayangan Rama dari benak wanita itu. Apalagi teringat momen panas yang terjadi di antara mereka. Tapi, bagaimana pun tampan dan perkasanya seorang Ramapati, bagi Kinara uang adalah hal yang terpenting. Apalagi empat tahun lalu Sony Wijaya memberikan kompensasi yang sangat besar saat mengajaknya menikah. "Memalukan.Bagiku kau tidak lebih dari seorang b***h dan seharusnya tempatmu bukan di rumah ini melainkan di lingkungan para bastard berada. Katakan padaku, di mana keberadaan ayahku?" tanya Rama dengan tatapan mengintimidasi. "Ayahmu sedang beristirahat di kamar, dokter baru saja memeriksanya. Aku menyesal menikah dengannya, Ram. Dia tidak seperti dirimu yang bisa memuaskan hasratku," kata wanita itu dengan ekspresi frustasi. "Cih, b***h sepertimu memang seharusnya mati saja. Jangan berusaha mendekati ku lagi atau kau akan menerima balasan yang tidak pernah kamu bayangkan!” tunjuk Rama sekali lagi tepat di muka Kinara sebelum akhirnya segera bergegas menemui ayahnya. Dasar b***h kurang ajar. Jika saja ayahnya tidak mencintai wanita itu, Rama sudah benar-benar melenyapkannya. Rubah licik tak tahu malu itu masoh memiliki cukup nyali untuk menggodanya. Setelah kepergian Rama, Kinara mengulas senyum manis. Wanita itu tahu jika tujuan Sony menyuruh Rama kembali adalah menyuruh pria itu menikah tapi bukan dengan Stella, kekasih Rama sekarang. Mungkin Sony sudah memiliki calon menantu untuk Rama. Sayang sekali, Kinara tidak mampu mencari tahu mengingat asisten Adnan adalah laki-laki yang setia. Sudah beberapa kali ia menawarkan tubuhmya pada Adnan, tapi pria itu menolak. Namun demikian, Kinara tidak akan tinggal diam. Siapapun istrinya Rama nanti, Kinara akan membuat mereka terpisah secepatnya. Menikahi Sony Wijaya hanya lah jembatan untuk menghubungkan obsesi dan tujuannya, tentang harta dan tahta, juga kepuasan batin yang tidak dapat ia dapatkan lagi setelah Rama menjauh dari hidupnya. Jika menyangkut Stella, Kinara tidak begitu khawatir. Bisa dipastikan jika sebentar lagi Stella akan menjadi mantan kekasih Rama. Kinara tahu betul masa lalu Stella dan itu sebuah senjata yang akan ia simpan untuk digunakan jika sudah diperlukan. Stella bukanlah saingan yang berat untuk disingkirkan. Rama mengetuk pintu kamar berbahan kayu itu. Suara lemah dari dalam menyambut langkahnya memasuki kamar. Pria berumur 60 tahun itu tengah berbaring di atas ranjang berukuran king. Mata penuh kerinduan itu menatap Rama tanpa berkedip. Bohong jika Rama tidak berdebar melihat tatapan itu. Bagaimanapun, pria itu adalah ayahnya. Darah yang sama mengalir dalam tubuhnya. Lagi pula Rama mengerti bahwa kebahagiaan pria itu harus dia tempatkan di atas kebahagiaan dirinya. Ia lantas teringat perkataan sang nenek. "Ram, jangan pernah membenci ayahmu. Dia adalah pria dan ayah terbaik untukmu," kata Beverly Hamish saat itu. "Kenapa Nenek bisa berpikiran begitu. Ayah sudah menyakitiku, Nek. Dengan tidak tahu malu pria itu menikahi Kinara padahal dia jelas tahu bahwa gadis itu adalah kekasihku," balas Rama ketika itu. "Apapun itu, jangan pernah lukai perasaannya dengan sikapmu. Apakah kamu pernah melihat ayahmu menjalin hubungan dengan seorang wanita selama ini? Jika ia ingin menikah kenapa tidak dari dulu ketika ibumu baru meninggal dan usianya masih muda. Lagi pula, meskipun kamu tinggal bersama Nenek, tetapi ayahmu sering mengunjungimu meskipun Nenek tahu pekerjaannya sangat padat," kata sang nenek. Rama memang diasuh oleh neneknya di Amerika sejak ibunya meninggal, tetapi hampir tiap bulan Sony Wijaya mengunjunginya di sela-sela kesibukan yang padat. Luar biasa bukan? Setelah ditinggal Sarah Hamish, ayahnya baru menikah lagi empat tahun lalu. Jika kesenangan menjadi prioritas utamanya, kenapa tidak dari dulu saja beliau menikah. Mungkin tipu daya seorang Kinara Andini mampu memudarkan kesetiaan Sony Wijaya untuk mendiang istrinya. Rasanya tidak pantas jika Sony menikahi gadis yang usianya sebaya dengan anaknya. Apakah surga dunia yang ayahnya inginkan? Entahlah. "Ram ...,” panggil Sony Wijaya lirih. Pria itu berusaha bangun dan dengan cekatan Rama membantunya bersandar pada kepala ranjang. Tidak bertemu selama empat tahun membuat pria itu terlihat lebih tua, padahal usianya baru 60 tahun. "Apa kata dokter, Yah?” tanya Rama yang kemudian mengambil duduk di sebuah sofa. Pandangan Rama menyapu seluruh penjuru kamar. Foto mendiang ibunya masih bergantung di sana. Sungguh aneh. "Ayah hanya kelelahan mengurus banyak perusahaan. Sudah waktunya ayah istirahat, Ram,” jawab pria itu dengan wajah memelas. "Apakah Ayah memanggilku pulang untuk ini?” tanya Rama dengan ekspresi dingin. “Tentu saja. Sudah seharusnya kamu menggantikan ayah mengurus semuanya. Dan ... menikah.” Rama mendesis. Topik yang sangat ia hindari. Pernikahan? Dengan siapa? Adakah seorang wanita yang bersedia menjadi istrinya tanpa melihat status Ramapati Samudra Wijaya sebagai pewaris Wijaya Group? “Aku belum ingin menikah dalam waktu dekat. Aku akan menggantikan Ayah memimpin perusahaan tapi, soal pernikahan aku belum memikirkannya. Aku sedang menjalin hubungan dengan Stella dan aku tahu dia bukan menantu idaman Ayah.” Rama berkata tegas. Meskipun istri Ayah sendiri lebih busuk dari Stella. Namun kalimat terakhir itu hanya mampu Rama ucapkan dalam hati. "Ya sudah, kita membahas itu lain kali. Istirahat lah, Ram. Kamu baru saja melakukan perjalanan. Ayah sudah menyuruh pekerja rumah membersihkan kamarmu.” “Aku akan tinggal di apartemen, Yah,” kata Rama tegas. “Setidaknya untuk malam ini saja," desak Sony Wijaya. “Baiklah. Ayah juga harus istirahat. Aku sudah tidur di pesawat tadi, jadi tidak begitu mengantuk, tapi aku akan istirahat.” Setelah berkata demikian, Rama keluar dari kamar ayahnya. Membuka pintu, pria itu melihat Kinara berdiri di samping pintu dengan senyum mengembang. “Aku sudah menyuruh pekerja membersihkan kamarmu dan menyemprotkan parfum kesukaanmu, Ram,” kata Kinara dengan nada lembut. “Seharusnya tidak perlu repot karena aku tidak ingin tinggal di sini!” tegasnya. “Setidaknya untuk beberapa hari ke depan tinggal lah di sini, aku merindukanmu. Aku tahu dalam hatimu, kau merindukan belaianku bukan?” Kinara mendekat, menyentuh lengan Rama tapi Rama menepisnya kasar. “Menjijikkan!” umpat Rama sebelum akhirnya pergi dari hadapan Kinara. Tinggal di sini? Tidak akan pernah terjadi. Hidup bersama wanita busuk semacam Kinara akan membuat jiwanya terganggu. Ia harus menghubungi Willy agar menjemputnya sekarang.Tidak ada bermalam sehari pun. Dia muak. Kinara wanita licik. Dia pernah menjebak ayahnya agar menikah dengannya. Bukan hal yang aneh jika wanita itu akan melakukan hal serupa untuk menjebak dirinya. Rama berjalan cepat menuju ruang lift yang membawanya ke lantai tiga, kamarnya. Setidaknya, mandi akan membuat pikirannya sedikit jernih. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Stella. Gadis berstatus kekasihnya itu mengatakan sedang berada di Singapura untuk tujuan produksi iklan. Rama mendesis. Ia tahu betul gadis yang dia jadikan kekasih bukan gadis baik-baik. Stella pernah menjadi kekasih dari sahabat Rama bernama Radit sebelum akhirnya jatuh ke pelukannya. Sama seperti Stella mengetahui bahwa keberadaannya bukan satu-satunya untuk Rama, demikian pula bagi Stella, Rama bukanlah satu-satunya. Hubungan mereka dilandasi oleh rasa saling membutuhkan dan memuaskan. Setelah Kinara, Stella adalah gadis yang mampu mengimbangi hasrat besar seorang Rama. Empat tahun berjalan dengan perasaan yang sama, tidak adanya cinta di hati Rama untuk Stella. Wanita itu cukup bahagia dengan uang dan fasilitas yang diberikan oleh Rama. Hubungan yang aneh bukan? Sejujurnya Rama sudah lelah dengan jalan seperti ini. Ia ingin menjadi pria normal yang mencintai dan dicintai seorang dengan tulus. Pernah mencintai Kinara dengan tulus setelah sempat bergonta-ganti pasangan, tetapi akhirnya Kinara pun mengkhianatinya. Sepertinya kisahnya akan sama dengan kisah Ramayana. Melalui banyak rintangan sulit sebelum akhirnya bertemu dengan Shinta, cinta sejatinya. "Jemput aku di rumah ayah ,Will!" perintah Rama tegas pada asisten yang baru saja pergi dari rumah ayahnya setelsh mengantarnya. "Ah, Boss. Baru saja aku akan istirahat," gerutu Willy. "Apakah kau berani menentang perintahku sekarang?" tanya Rama yang mulai meninggikan nada bicaranya. "Tentu tidak, Boss. Aku tidak berani menentangmu karena sebentar lagi aku gajian dan kau bisa saja memotong gajiku." Rama tersenyum. Willy bukan sekedar asisten baginya. Neneknya sendiri sudah mengingatkan Rama tentang hal itu. Hanya saja dia memang harus bersikap profesional menjalasnkan peran sebagai asisten. "Aku ingin tinggal di apartemen yang baru. Hubungi pihak apartemen segera!" "Apartemen Anda yang lama kenapa, Boss?" "Sudah aku tinggalkan selama empat tahun dan sudah seharusnya dibakar saja. Dasar cerewet. Lakukan perintahku, Will!" "Oh, Ok. Boss. Siap laksanakan!" balas Willy dari seberang. Aku ingin tinggal di tempat baru dengan suasana yang baru. Tidak ada kenangan soal Kinara dan para wanita yang telah berpetualang denganku. Mungkin untuk selanjutnya, aku tidak akan membawa mereka ke aspartemen melainkan ke hotel. Tuhan, sebenarnya aku sudah lelah berpetualang. Tidak bisa kah Engkau memberiku satu wanita saja yang bisa membuatku jatuh cinta sejak pandangan pertama? Jika cinta itu telah tumbuh kembali di hatiku, aku bersumpah akan menjadikan wanita itu yang terakhir sampai aku menutup mata. Di manakah Shinta ku berada saat ini? Shinta yang lembut dan menerima semua keburukan dan cela diriku tanpa melihat statusku sebagai Ramapati Samudra Wijaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD