Kakak Terhebat

1512 Words
Seorang pria berseragam formal memasuki sebuah ruangan besar bernuansa hitam dan abu-abu. Pria itu meletakkan sebuah map berisi petunjuk suatu hal. Adnan, nama pria itu. Dia adalah asisten Sony Wijaya, pemilik perusahaan raksasa Wijaya Group. Sony Wijaya memberinya tugas yang sangat menarik sejak satu bulan yang lalu yaitu mencarikan sang putra calon istri sesuai kriterianya. Bukan tanpa alasan Tuan Besar Wijaya melakukan semua ini. Di usia ke 30 tahun, Ramapati masih terjebak dengan keasyikan bermain-main dengan wanita. Dalam dunia entertainment berita kedekatan Ramapati Samudra Wijaya dengan model Stella selalu menjadi trending topic meskipun Rama telah empat tahun tinggal di Amerika. Sampai detik ini, keluarga Wijaya tidak merestui hubungan tersebut. Latar belakang Stella dan gaya hidup gadis itu menjadikan alasan yang kuat untuk sebuah penolakan. Sony Wijaya menatap foto seorang gadis muda yang disodorkan oleh asisten Adnan. Pria paruh baya itu tersenyum tipis. Foto seorang gadis yang menatap lekat putranya di sebuah Mall Wijaya Group. Cantik. Pria itu kemudian membaca keterangan yang berada di dalam berkas itu. Gadis bermata bulat dengan pipi sedikit chuby ini memang telah menjadi target pencarian Sony Wijaya. "Adnan, apakah gadis itu sudah memiliki kekasih?" tanya Sony memastikan. "Belum, Tuan. Tetapi seorang mahasiswa bernama Samuel sepertinya menyukainya. Oh, iya ..... Stella, kekasih Tuan Muda, dulu adalah kekasih Raditya Sanjaya. Mereka berpacaran lama tetapi tiba-tiba Stella meninggalkan pria itu dan memilih Tuan Muda Rama. Tuan Muda Rama dan Raditya bersahabat sejak SMA dan tinggal di Amerika. Hingga saat peristiwa berdarah di keluarganya, dia tidak mengetahui." "Menarik. Aku tidak menyangka bahwa putraku yang begitu pemilih itu bersedia memungut barang bekas. Aku tahu dulu mereka bersahabat tetapi aku tidak tahu kenapa persahabatan yang mereka jalin akhirnya bisa putus. Ternyata berkaitan dengan wanita," gumam Sony. "Ya, Tuan. Sejak putus dari Stella, Raditya menutup diri dari wanita. Dia fokus untuk menjaga adiknya. Bagi Raditya, memastikan keadaan Shinta selalu baik adalah tugas yang utama," tambah Adnan. "Apakah benar gadis itu memiliki hobi balap motor?" tanya Sony yang sedikit heran ketika menatap foto-foto yang ada di dalam berkas itu. Seorang gadis muda yang cantik duduk di atas sepeda motor balap dengan pemandangan langit senja yang begitu indah. "Benar. Dia memiliki hobi itu sejak masih bersekolah di tingkat pertama. Tetapi dia adalah mahasiswi berprestasi yang masuk dengan jalur beasiswa di Wijaya Univercity." "Aku menyukai anak ini." "Gadis itu juga menyukai Tuan Muda Rama." "Maksudmu?" Sony Wijaya menautkan alisnya. "Dalam pertemuan pertamanya di Mall, Shinta menyatakan pernyataan cinta kepada Tuan Muda. Saya sudah melihat CCTV nya. Shinta juga berencana merebut Tuan Muda Rama dari Nona Stella demi membalas dendam sakit hati kakaknya." Adnan berbicara dengan ekspresiserius hingga membuat Sony Wijaya berulang kali menganggukkan kepala. "Apakah putraku terlihat tertarik? Rama tidak menyukai gadis terlalu muda tetapi kali ini aku yang akan bertindak. Apa yang sudah kamu lakukan untuk langkah ini, Adnan?" tanya Sony memastikan. Pria itu cukup mengenal sang asisten yang selalu bertindak cepat. Adnan tersenyum. Bagaimanapun ia tahu bahwa Tuan Besar nya adalah sosok pria yang banyak akal dan juga licik. "Saya sudah menyuruh para pemilik saham di ARD Entertainment untuk melepas saham mereka hingga perusahaan periklanan itu saat ini diambang kebangkrutan. Para karyawan menuntut gaji," kata Adnan menjelaskan. "Good job!" kata Sony tersenyum puas saat menatap sang asisten. "Atur pertemuan dengan Radit dan pastikan dia menerima tawaran ku. Tidak ada kata penolakan!" ucapnya tegas. Adnan mengangguk patuh. "Apakah ada hal lain yang perlu saya kerjakan, Tuan?" tanya Adnan dengan berhati-hati. "Ya, ada. Kamu harus mengawasi gerak-gerik Kinara. Wanita itu sedang merencanakan sesuatu. Dia mengetahui rencana kita yang akan menjodohkan Rama dengan seseorang meskipun sampai saat ini aku tidak memberitahu siapa yang akan aku dijodohkan dengan Rama. Tetapi dia adalah wanita yang cerdas dan juga licik. Kamu harus memastikan sesuatu ketika nanti pernikahan Rama dan Shinta telah selesai dilaksanakan dan Shinta akan tinggal di rumahku, maka kamu harus menjamin keselamatan anak itu," kata Sony. "Saya akan melaksanakannya, Tuan. Selama itu berkaitan dengan Anda dan Tuan Muda maka sudah menjadi kewajiban saya untuk melindunginya, apapun yang terjadi," jawab Adnan penuh ketegasan. "Aku memiliki sebuah rencana awal untuk mendekatkan mereka. Aku tidak tahu bagaimana mengeksekusi rencana ini tetapi aku meyakini bahwa kamu bisa melaksanakannya." "Apa yang menjadi rencana Tuan?" tanya Adnan penasaran. "Aku akan mengirim Rama ke kampus Wijaya," kata Sony Wijaya dengan senyum lebar. Adnan mengulas senyum tipis. Akan ada sesuatu yang menarik terjadi setelah ini dan kali ini pekerjaannya akan semakin banyak. Aku akan melakukan apapun demi kebahagiaan Anda dan keluarga Anda, Tuan. Itu sudah menjadi sumpah saya sejak saya memutuskan menjadi asisten Anda. Anda adalah pria terbaik yang pernah saya temui. Tanpa Anda, mungkin seorang Adnan Adiguna akan menjadi sampah di jalanan. Tidak ada keraguan di hati saya untuk keluarga Anda. Perintah Anda adalah titah wajib untuk saya laksanakan. Semoga setelah Muda Rama akan menemukan kebahagiaannya. Rama adalah jodoh Shinta. *** Setelah pertemuannya dengan Ramapati Wijaya seminggu yang lalu, hari-hari Shinta selalu dipenuhi bayangan Rama. Sepertinya otaknya benar- benar memberikan respon yang kuat, menangkap sinyal ketertarikan dari pria itu. Setiap malam ketika dia hendak tidur, wajah pria tampan itu selalu menghantuinya. Ini benar-benar gila. Seseorang yang menjadi rival kakaknya membuat dirinya jatuh hati. Shinta segera bergegas ke bawah untuk sarapan. Radit sudah berada di atas tempat duduknya di ruang makan. Wajah pria itu tampak begitu gelisah. Perusahaan yang selamai ini baik-baik saja, kini di ambang kebangkrutan. "Kak .... Apakah aku bisa membantumu?" tanya Shinta merasa sangat bersalah. Ia sudah mendengar permasalahan di ARD Entertainment yang dikelola Radit. Soal beberapa investor yang menarik saham mereka, juga gaji karyawan yang belum dapat terbayarkan. "Sudah ... jangan pikirkan. Nanti siang utusan dari Wijaya Group memintaku mengadakan pertemuan. Mereka mengatakan akan membantu permasalahan perusahaan kita," kata Raditya. "Wijaya Group?" Shinta yang terkejut terpaksa menanyakan ulang. Siapa tahu kakaknya telah keliru menyebut nama perusahaan raksasa itu. "Ya. Mungkin ini adalah jalan keluar terakhir. Meskipun sebenarnya aku enggan untuk bersinggungan dengan mereka tetapi nasib karyawan yang bergantung kepada perusahaan jauh lebih penting dari ego yang ada di hatiku selama empat tahun ini," ucap Radit lirih. "Stella ...," kata Shinta sambil menarik napas panjang. "Sudah hampir empat tahun tetapi kakak belum bisa move on dari wanita itu." Shinta menatap perubahan dalam ekspresi wajah sang kakak. Cinta yang begitu besar nyatanya menorehkan luka yang begitu besar. "Kakak paling anti dengan pengkhianatan. Sudahlah. Bagaimana dengan kuliahmu?" Radit berusaha mengalihkan pembicaraan. Sebagai kepala keluarga, pria itu tidak ingin jika Shinta terbebani oleh hal yang seharusnya tidak dipikirkan oleh gadis itu. "Kuliahku baik-baik saja, Kak. Tahun depan aku lulus." "Jangan sering ikut balap motor. Kakak tidak suka. Kakak bisa membiayai kuliahmu jika kamu ingin melanjutkan ke luar negeri. Keselamatanmu adalah hal utama yang harus aku pikirkan." Shinta tersenyum. Kakaknya memang pria yang baik dan bertanggung jawab. Shinta berharap Radit segera bertemu dengan seorang gadis yang menyayanginya dengan tulus. Tetapi kakaknya sudah terikat janji yang ia ucapkan sendiri, tidak akan menikah sebelum melepas Shinta menikah. Shinta tersenyum ketika bayangan pria maskulin itu berkelebat di otaknya. Andai saja pria itu mencintainya ia akan suka rela melepas masa lajangnya di usia muda. Damn it! Devil tampan itu benar-benar membuatnya frustasi. "Kenapa kamu tersenyum?" tanya Radit yang melihat adiknya tersenyum dengan ekspresi yang aneh. "Ah ... aku hanya membayangkan sesuatu yang indah, Kak. Ada kejadian lucu di kampus yang membuat aku tersenyum sepanjang hari," jawab Shinta untuk menutupi kegugupannya. "Kakak lihat tidak hanya kali ini kamu tersenyum seperti itu. Apakah kamu sedang jatuh cinta?" tanya pria itu memastikan. Ada ketakutan yang dipendam Radit mengenai perubahan sikap Shinta sejak beberapa hari ini. "Tidak!" Shinta segera menutup mulutnya dengan kedua tangan. Tindakan spontan gadis itu menguatkan dugaan Radit. Adiknya sedang jatuh cinta. "Setiap laki-laki yang ingin mendekatimu harus melalui seleksi dari ku, Shinta. Aku tidak ingin kamu berhubungan dengan laki-laki yang salah karena jika kamu menderita karena seorang laki-laki, maka aku adalah orang yang paling merasa bersalah." Ucapan tulus Radit membuat Shinta berkaca-kaca. Gadis itu berdiri dari tempat duduknya kemudian mencium pipi sang kakak. "Aku menyayangimu, Kak. Aku berangkat dulu, ya ...," pamit Shinta sebelum akhirnya mencium punggung tangan kakaknya. Radit teraenyum tipis. Ia harus mencari tahu siapa pria yang telah membuat adiknya yang bar-bar bisa bersikap manis pagi ini. Meskipun satu nama sudah ia kantongi tetapi ia perlu untuk membuktikannya. Baru saja Radit hendak berdiri, dari luar pintu terlihat seseorang datang. Tante Sovia, adik dari ayahnya. Wanita yang merawat Shinta ketika orang tua mereka meninggal. "Lho, Dit, Shinta sudah berangkat?" tanya Sovia ketika tidak melihat keberadaan keponakannya. "Sudah, Tante. Dia baru saja berangkat. Kok tumben Tante pagi-pagi datang kemari?" tanya Radit sedikit heran. "Eh, iya, Dit. Tante minta tolong. Rania, meminta mobil baru kepada Tante. Dia mengancam akan kawin lari dengan pacarnya jika tidak dibelikan. Om Erik tidak mau peduli, Dit. Tante takut jika Rania---" "Maaf, Tante. Kali ini aku tidak bisa membantu. Apakah Om Erik belum mengatakan kondisi perusahaan? Lagi pula jangan terlalu memanjakan Rania. Itu tidak baik bagi hidup dia ke depannya. Dia itu seumuran Shinta. Sudah seharusnya dia mulai mengerti kondisi keluarganya. Jika perusahaan tidak sedang buruk mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membelikan Rania mobil baru," kata Radit mulai emosi. "Rania itu ingin memiliki mobil seperti yang dimiliki Shinta. Tante berpikir itu wajar karena semenjak Shinta tinggal di rumah, Tante harus memperlakukan mereka sama tidak Tante bedakan," kata Sovia membela diri. Sebenarnya Radit sudah cukup malas jika harus memberikan Sovia uang terus menerus, tetapi satu hal yang tidak bisa Radit lupakan. Balas budi. Ya, karena mereka lah yang merawat Shinta sejak umur enam tahun hingga dirinya mengambil Shinta ketika umur 15 tahun. "Aku berjanji akan memikirkan keinginan Rania setelah permasalahan perusahaan selesai," jawab Radit pada akhirnya. "Aku percaya padamu. Oh, ya. Ada seorang pengusaha yang menanyakan Shinta pada Om Erik." "Menanyakan apa maksud Tante?" tanya Radit dengan mata memicing. "Dia ingin memperistri Shinta. Dia pengusaha muda dan kaya, Dit. Memiliki perusahaan besar dan tekenal. Di---" "Cukup!" potong Radit kal ini dengan ekspresi marah yang jelas tergambar dari tatapan tajamnya. "Jangan pernah bicarakan hal omong kosong itu di hadapanku atau Shinta, Tante. Aku tidak akan menukar adikku dengan kekayaan. Cinta itu urusan perasaan dan tidak ada seorang pun yang bisa ikut campur, termasuk Tante. Aku harus bekerja. Jika Tante masih ingin di sini silakan," kata Radi yang kemudian memilib pergi tanpa mempedulikan Sovia yang berdiri dengan mengepalkan tangan. Jika bukan kami yang merawat adikmu itu pasti saat ini adikmu sudah gila karena depresi saat kehilangan orang tua kalian. Merawat kalian dengan ikhlas? Tentu saja tidak. Tetapi sekarang kamu mulai pelit berbagi kepada kami, Dit padahal sejak ayah kalian meninggal, suamiku yang mati- matian menjalankan perusahaan. Dulu kamu sangat perhatian dengan Rania hingga kemauan Rania kamu penuhi. Sekarang fokusmu hanya kepada adikmu yang urakan itu. Lihat saja nanti. Aku doakan semoga adikmu mendapatkan jodoh yang hanya memanfaatkan dirinya saja. Biar dia benar-benar gila.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD