Di depan pintu Global Investment, sesosok tubuh tinggi semampai berpakain hitam-hitam lengkap dengan hoodie dan masker yang menutupi wajahnya, berdiri pelan di depan numeric key. Sosok ini berbicara dengan nada berbisik melalui earbudsnya
“ No berapa. Crys?”
“ 161187”
Sosok itu menekan tombol angkanya dan cekrek suara pintu terbuka lebar. Sosok itu tersenyum girang.
“ Kamu memang yang terbaik ,Crystall.” Katanya melangkah masuk dengan berjinjit dan mengendap-endap di balik tembok
“ Corine, kamu nggak usah jinjit, nggak usah ngendap-ngendap . Jalan santai aja. Semua CCTV di ruangan Golden Investement, udah aku Freeze.” Terdengar suara Crystall yang terkekeh-kekeh dari earbudsnya.
“ Kurang ajar kamu, kenapa nggak ngomong dari tadi?” Kata Corine.
“ Hehehehe! Sengaja ! Uda lama nggak liat gayamu yang kayak ninja itu. "
“ Kantor Alfonso di mana?” Tanya Corine.
“ Ruangan paling ujung sebelah kiri, dekat dengan kaca gedung”.
“ Okay ! Saya konsentrasi dulu ya.Kamu jangan ngomong dulu. Tolong pantau CCTV aja, jaga-jaga kalau ada yang datang” Kata Corine.
“ Siap Rin !” Kata Crystall
Malam ini, Corine dan Crystall bertugas untuk menyusup ke kantor Alfonso untuk mencari bukti-bukti tentang keterlibatan Alfonso dalam penyeludupan barang-barang bersejarah dari Dinasti Ming. Crystall tampak konsentrasi di depan layar laptopnya di ruangan Clara, yang berada satu tingkat di atas kantor Global Investment. Di laptopnya dia bisa melihat semua pantauan CCTV gedung Prince ini. Sistemnya sudah berhasil di hack Crystall . Begitu pula dengan kunci numeric kantor Alfonso. Crystall berhasil menghack system itu dari hasil yang didapat Cleo saat mengunjungi kantor Alfonso untuk berbagi kue beras sebagai selamatan saat pembukaan kantor Cleo dan Clara. Untuk tugas penyusupan selalu menjadi tugas Corine karena Corine paling lihai untuk pekerjaan seperti itu.
Clara dan Cleo bekerja di apartemen mereka , sedang mencari-cari informasi tentang Alfonso. Cindy seperti biasa ada di kantornya untuk menyelesaikan pekerjaannya di Desmond International. Ltd.
Dari layar laptopnya, Crystall melihat kalau Corine sudah berhasil memasuki kantor Alfonso. Corine membuka-buka semua file di meja kantor Alfonso dan meletakkannya kembali, tanda file itu tidak berhubungan dengan penyeludupan. Lalu Corine membuka laci atas dan membuka file lainnya. Ini juga bukan. Corine memandang sekeliling kantor. Tidak ada foto keluarga ataupun foto binatang kesayangan di meja Alfonso. Mengerikan ! Alfonso seperti tidak punya kehidupan pribadi. Alfonso seperti orang yang hidup sendiri tanpa keluarga atau teman. Tidak ada sedikitpun jejak tentang keluarganya di meja ini. Juga tidak ada jejak tentang dokumen penyeludupan. Hebat benar dia merencanakan semuanya. Begitu rapi dan tidak terlacak oleh siapapun. Ketika Corine memasang penyadap di bawah kursi Alfonso, Tiba-tiba dari earbudsnya terdengar suara
“ Sembunyi Rine. Ada yang menuju lantai 9. Tapi aku tidak tahu itu siapa? Karena dia juga memakai hoodie dan pakaian serba hitam seperti kamu.” Kata Crystall
“ Aku harus sembunyi di mana yang paling aman. Ruang kerja Alfonso ini benar-benar minimalis karena perabotannya tidak banyak. Meja ini juga kelihatan kolongnya, jadi aku nggak bisa sembunyi di sana.Juga tidak ada lemari. Semua hanya rak-rak besi” Kata Corine mulai mencari-cari tempat untuk bersembunyi
“ Keluar dulu dari ruangan Alfonso, kamu bisa bersembunyi di ruangan janitor. Letaknya paling ujung sebelah kiri dari kantor Alfonso. Di sana ada lemari tempat menaruh barang-barang. Sementara kamu sembunyi saja dalam lemari itu” Kata Crystall memberi petunjuk tempat persembunyian untuk Crystall.
“ Okay!” Jawab Crystall cepat dan segera berlari menuju ruangan janitor dan berdiam diri untuk bersembunyi di lemari sempit tempat menyimpan sapu dan pengki. Dalam benaknya berpikir, siapakah yang menuju kantor Global Investment saat hari sudah menjelang tengah malam begini? Apakah Toni atau Alfonso yang kembali ke kantor untuk melakukan sesuatu atau untuk mengendalikan secara rahasia bisnis penyeludupannya. Tapi rasanya tidak mungkin karena , kantor Alfonso tadi benar-benar bersih. Semua dokumen yang telah diperiksa Corine tidak ada satupun yang berkaitan dengan hal penyeludupan. Semua dokumen tersebut adalah dokumen-dokumen resmi tentang bisnis financial Alfonso. Dari earbudnya tidak terdengar suara sama sekali? Ke mana Crystall? Ada apa dengan anak itu? Tidak biasanya dia tidak memberikan aku update tentang keadaan di luar sana saat aku sedang bersembunyi seperti sekarang ini. Corine mulai waspada dan menajamkan telinganya . Dia membuka pintu lemarinya sedikit dan tidak melihat sesuatu di ruangan ini. Suara dari luar juga tidak terdengar.
“ Cryss… Cryss” Corine berbisik memanggil Crystall. Tapi tetap tidak ada suara. Corine mengeluarkan earbud dari telinga kirinya untuk melihat apakah earbudnya kehabisan batere? Ternyata tidak ! Lampunya masih berkedip-kedip kencang. Ada apa ini? Kenapa tidak ada suara sama sekali dari earbudnya? Kenapa Crystall tidak memberi peringatan. Apakah orang yang menuju lantai 9 ini sudah masuk ke kantor atau sudah turun kembali? Sampai kapan aku harus bersembunyi seperti ini? Tiba-tiba terdengar suara pintu ruang janitor ini terbuka, Corine menahan nafasnya dan mengepalkan tinjunya untuk bersiap-siap menyerang bila ada yang membuka pintu lemari ini. Satu.. Dua.. Tiga ! Dia berhitung dalam hati dan pintu lemari penyimpanan sapu ini terbuka dan ketika Corine bersiap melayangkan tinjunya. Sesosok laki-laki menahan tinjunya dan ikutan masuk ke dalam lemari lalu menutup pintu. Terkejut Corine langsung mengangkat kepalanya dan ternyata yang berdiri berhimpitan dengannya di lemari ini adalah Simon. Interpol berwajah blasteran yang datang ke kantor untuk meminta bantuan Cindy . Mereka berdua tampak terkejut. Simon menunjukan jari telunjuknya ke bibir memberi kode kepada Corine agar tetap diam. Sepertinya mereka berdua terjebak, bersembunyi di dalam lemari ini. Corine menahan nafasnya dan memejamkan matanya. Dia berdiri terlalu dekat dengan Simon, badan mereka seakan menyatu. Lemari ini memang sangat sempit. Untuk satu orang saja sudah sempit, apalagi berdua seperti sekarang ini. Badan mereka benar-benar menyatu dan kepala Corine tepat berada di dadanya Simon sampai-sampai dia bisa mendengar detak jantung Simon yang berdetak cepat.
“ Rin.. Corine.” Dari earbudnya terdengar suara Crystall.
“ Cryss.. Apa yang terjadi?” Tanya Corine berbisik. Simon menatapnya dengan binggung. Sekarang Corine yang gantian meletakkan tangannya ke bibirnya untuk memberi kode kepada Simon agar diam.
“ Ada yang mengacak signal, sehingga earbud mu tidak berfungsi , jadi aku pakai Bluetooth sekarang ini. Aku berdiri tepat di atasmu, Rine dari kantor lantai 10 kita. Tadi ada seseorang yang masuk ke kantor global investment dan sepertinya orang itu juga sembunyi di lemari. Kamu nggak apa-apa ?” Tanya Crystall.
“ Iya, ini kami masih sembunyi di lemari. Dia Simon interpol yang ke kantor Cindy dulu” Crystall berbisik.
“ Ohh. Ternyata Simon, rupanya dia menyusup juga. Karena saat dia memeriksa kantor Alfonso. Toni, ajudan Alfonso tiba-tiba masuk ke kantornya. Makanya buru-buru si Simon itu sembunyi. Sepertinya ada sesuatu yang Toni ambil dari kantor Alfonso.” Jelas Crystall.
“ Sudah pergikah si Toni?” Tanya Corine. Dia sudah mulai gerah harus berdiri berdempetan saling memeluk dengan Simon.
“ Belum! Masih mencari berkas-berkas. Kalau sudah pergi, aku kabarin dan kalian bisa keluar. Pasti pihak interpol yang memakai pengacak signal. Jadul banget sih mereka ! Ampun deh kenapa pakai pengacak signal? Kenapa nggak di hack aja sistemnya. Aku tadi kalang kabut loh Rine, Untung aku ingat pakai bluetooh aja karena pasti nyambung ke kamu soalnya kamu berada hanya satu lantai di bawahku. Aku tinggal samain posisinya dari kantor Clara.”Kata Crystall menjelaskan.
“ Untung kamu pintar, kalau tidak aku pasti sudah bertanya-tanya kenapa stuck di lemari ini bersama seorang pria” Bisik Corine.
“ Toni sudah menutup lampu dan segera keluar dari kantor Alfonso. Aku akan memberitahu kalian untuk keluar setelah dia turun ke tempat parkir, supaya lebih aman. Kamu standby ya. Aku harus kembali ke ruang monitor di dalam kantor Clara untuk memantau dan memastikan Toni sudah meninggalkan gedung” Kata Crystall, lalu suaranya menghilang .
Sekarang kembali hanya kesunyian yang ada. Mereka berdua sama sekali tidak berani bergerak dan mengeluarkan suara. Hanya desah nafas dan detakan jantung Corine dan Simon yang terdengar di lemari sempit ini. Lima menit sudah berlalu, mengapa Crystall masih belum memberikan apa-apa agar mereka boleh keluar dari tempat persembunyian ini. Kaki Corine sudah mulai kesemutan. Sepertinya Simon juga. Dia pasti lebih menahan ketidaknyamanannya karena badannya harus membungkuk sedemikian rupa agar muat di lemari ini.
“ Rin.. Aman. Kamu boleh keluar sekarang. Lari ya secepat-cepatnya, karena timer untuk freeze CCTV nya 5 menit lagi berakhir.” Kata Crystall.
Tanpa menunggu satu detikpun . Corine segera membuka pintu lemari dan bersiap-siap lari , tapi tangan Simon menahannya.
“ Aku nggak bisa bergerak. Kakiku mati rasa.” Kata Simon.
Aduh ! Sungguh merepotkan laki-laki ini. Karena kasihan melihat Simon yang tampaknya sangat kesakitan. Corine mengulurkan tangannya dan menarik Simon keluar dari lemari sempit itu. Simon tampak merenggangkan badannya.
“ Ayo, kita harus cepat kalau tidak mau ketahuan. Waktu kita untuk berlari keluar tinggal 4 menit’ Kata Corine.
“ Kakiku masih tidak bisa bergerak.” Kata Simon menahan sakit.
“ Sini, kubantu!” Corine langsung merangkul pinggang Simon dan menyeretnya keluar dari ruang janitor. Bersama-sama mereka lalu keluar dari kantor Global Invesment dan masuk ke dalam lift. Corine memencet tombol 10 dan masih tetap memeluk Simon di pinggang untuk menyeretnya berjalan menuju kantor Clara dan Cleo . Hatinya baru tenang ketika dia menghempaskan tubuhnya ke sofa dan membiarkan Simon terbengong-bengong duduk di sofa kuning itu sambil memandang Crystall yang juga benggong memandang Simon yang tampak kesakitan meluruskan kakinya yang mati rasa karena berdiri kelamaan bersembunyi di lemari sempit tempat sapu dan pengki berada, bersama Corine.
“ Kalian kenapa ada di kantor ini? Ini kantor siapa?” Tanya Simon kepada Corine yang duduk di sampingnya.
“ Ini kantor Clara teman kami.” Kata Corine singkat, dia sudah terbiasa menjawab apa yang ditanya saja. Tidak pernah Corine menjawab lebih.
“ Teman kamu yang kemarin ikut pertemuan di kantor Miss Cindy?” Tanya Simon. Corine hanya mengangguk.
“ Sejak kapan dia punya kantor di sini? Sejak pertemuan kita dulu atau baru-baru ini?” Kata Simon menyelidiki
“ Baru ini saja.” Jawab Corine tetap singkat.
“ Sengaja ya, kalian sewa kantor ini untuk menyelidiki Alfonso?” Tanya Simon lagi dengan pertanyaan tajam khas polisi yang lagi menginterogasi.
Kali ini Corine terdiam . Dia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Kalau jawab jujur, dia takut di marahin Cindy. Kalau bohong juga tak mungkin, karena Simon dan Raymond sudah sangat tahu sepak terjang Cinderella Escort. Jadi Corine hanya diam saja.
“ Okay, pertanyaan itu tidak perlu kamu jawab. Saya mengerti itikad baik kalian. Saya terimakasih karena sudah menolong saya tadi.” Kata Simon karena tidak mendapatkan jawaban dari Corine .
Crystall dan Corine memandang Simon dalam diam. Simon mengeluarkan handphonenya dari kantong celananya dan menyalakan handphone tersebut lalu menekan tombol di layar nya
“ Ray, kamu naik ke lantai 10 gedung Prince” Katanya singkat. Orang yang dihubungi Simon, pasti Raymond yang menjadi patnernya dan sedang menunggu di mobil van .
“ Kenapa? Kamu ketahuan sedang menyusup di kantor Global?” Tanya Raymond khawatir.
“ Nggak. Aku aman! Kamu naik saja, nanti kamu bakalan tahu, kantor siapa ini!” Kata Raymond
Mereka berdua segera mematikan handphonenya dan sekarang semua yang berada di ruangan ini duduk dalam diam menanti kehadiran Raymond.
Tiba-tiba pintu kaca kantor terbuka, mereka bertiga berpaling dan melihat sosok Cindy yang berdiri anggun di depan pintu dan matanya membelak kaget ketika melihat Simon dan Corine yang duduk berselonjoran merenggangkan kaki mereka.
“ Ada apa? Kenapa ada Pak Simon? Kalian ketahuan? Kalian tertangkap oleh beliau?” Tanya Cindy khawatir.
“ Nggak Cin. Tenang aja. Mereka aman. Pak Simon dan Corine menyusup secara terpisah tadi. Tapi ternyata Toni balik ke kantor Alfonso, jadinya mereka berdua sembunyi di lemari tempat sapu sehingga sekarang kaki mereka kebas. Apalagi kaki Simon yang sampai mati rasa tidak bisa berjalan” Kata Crystall tersenyum-senyum jahil.
“ Apa?” Suara Raymond terdengar kaget. Raymond rupanya telah tiba di lantai 10 dan masuk ke kantor ini ketika Crystall menjelaskan tentang kejadian yang terjadi.
Sekarang kelima orang yang ada di ruangan ini saling memandang. Corine yang akhirnya membuka suaranya.
“ Ayo duduk semuanya biar kita jelaskan kejadian tadi”.
Dan Corinepun menjelaskan ulang semua kejadian yang terjadi. Lalu Raymond dan Simon juga menjelaskan. Mereka berdua memang menyusup untuk mencari bukti keterlibatan Alfonso , tapi tanpa surat perintah resmi. Makanya hanya mereka berdua saja yang bertugas. Simon yang menyusup dan Raymond yang berjaga di bawah dengan pengacak signal agar Simon bisa aman memasuki gedung.
“ Akibat pengacak signalmu, aku jadi nggak bisa hubungi Corine. Kalian polisi, jadul banget sih.” Kata Crystall kesal
“ Sudah dibilangin, kami ini melakukannya tanpa back up dari pihak kepolisian. Yang bisa kami dapatkan ya, hanya pengacak signal ini .” Kata Raymond
“ Kalian emang pakai apa?” Tanya Simon ingin tahu
Crystall memperlihatkan , laptopnya dan system yang dia pakai. Simon dan Raymond terkagum-kagum dengan semua peralatan canggih yang dimiliki Crystall.
“ Jadi kalian bersedia membantu kami? Sampai menyewa kantor ini? Tujuan kalian juga ingin menyelidiki Alfonso kan?” Tanya Simon sambil tersenyum penuh terimakasih kepada Cindy.
Cindy yang dari tadi diam saja , akhirnya menghela nafas dan berkata.
“ Iya, kami memutuskan untuk menyelidiki Alfonso, tapi tujuan utamanya adalah, aku tidak mau perusahaan pelayaranku dijadikan sarana untuk penyeludupan. Karena kalian tidak tahu pasti siapa dan di mana alamat pengirimnya, makanya kami harus menyelidiki sendiri. Tidak mungkin aku buka semua Bill of Lading dari semua klien ku.” Kata Cindy dengan suara tenangnya.
“ Untuk itu kamu sampai sewa kantor di gedung mahal ini?” Tanya Simon terkejut
“ Kasus ini hanya pemicu kami menyewa kantor, tapi kantor ini tetap akan ada sampai selamanya meskipun kasus sudah berakhir. Saya memang sudah lama ingin Clara bisa buka klinik psikiatri sendiri .” Kata Cindy
“ Anda benar-benar luar biasa, Miss Cindy.” Kata Raymond penuh kekaguman.
“ Terimakasih, Mr.Simon.” Jawab Cindy singkat.
“ Karena kita punya tujuan yang sama sekarang ini. Bagaimana kalau kita berbagi informasi tentang Alfonso. Apa yang kalian dapatkan dan apa yang kami dapatkan, agar kita lebih cepat bisa menyelesaikan kasus ini.” Kata Simon tegas.
Corine memandang Cindy untuk meminta persetujuan. Corine melihat Cindy tampak mengeryitkan dahinya, tanda dia sedang berpikir . Lalu Cindy mengangguk pada Corine tanda dia setuju dengan usulan Simon dan seperti biasa, Corine yang akan menyampaikannya.
“Baik ! Kami setuju. Mari kita bekerjasama dan berbagi informasi untuk kasus ini.” Corine juga berbicara tegas dan menjulurkan tanggannya kepada Simon untuk berjabatan. Mereka berjabat erat dan ketika Corine mengangkat wajahnya dan melihat mata Simon, mereka berdua terpaku dan saat itu benih-benih cinta pun tumbuh antara Corine dan Simon tanpa mereka sadari.