When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pemuda jangkung itu baru saja menggeliat kecil di atas tempat tidurnya. Ia tersenyum lebar saat melihat cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia pun segera berdiri, berjalan mendekati jendela sembari menggesernya ke samping. "Daniel! Bangun, kamu harus segera mandi ... biar nanti tidak telat ke sekolahnya." Teriakan mamanya di depan pintu membuat pemuda jangkung itu tersenyum kecil, kemudian menganggguk pelan. "Iya, mah." Sahutnya dari dalam, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Daniel keluar dengan memakai handuk saja tanpa atasan. Ia berdiri di depan cermin, memandangi pantulan dirinya yang menampakan tubuh tegap sempurnanya. Karena terlalu aktif di berbagai ekskul beladiri, tubuhnya menjadi lebih berotot dari biasanya. Setelah puas m