kisah perjuangan seorang gadis yang hidup dengan kebutaan sejak dia dilahirkan. Sialnya lagi, gadis ini juga ditinggal sang ibu untuk selamanya.
Hidup di keluarga kaya raya, tak membuat hidup Safiya Aqila merasa bahagia, atau bahkan diratukan. Dengan keterbatasan yang ia miliki, ia melakukan semuanya sendiri. Safiya hidup bersama ayah serta satu kakak lelakinya.
Namun keduanya, tak ada yang perhatian atau memberikan kasih sayang, layaknya seorang yang punya ikatan saudara. Iqbal, harusnya menjadi pelindung atau tempat ternyaman Safiya karena gadis itu tak bisa melihat.
Nyatanya, didikan Hamzah—ayah Safiya ini membuat Iqbal tak pernah menganggap Safiya seorang adik, ataupun keluarga. Hamzah selalu memberikan perlakuan tidak baik kepada putri satu-satunya itu.
Selalu beralasan karena Safiya pembawa sial, hingga Dania ibunya harus meninggal saat melahirkannya. Safiya hanya bisa menelan kesedihan itu sendiri. Karena asisten rumah pun, tak diperbolehkan membantu aktifitas Safiya.
Masalah semakin rumit saat Hamzah menjodohkan Safiya dengan anak rekan bisnisnya. Hari itu terjadi perdebatan, hingga lelaki paruh baya itu mendorong tubuh ringkih Safiya. Jidat gadis itu terkantuk ujung meja.
Membuat Safiya meringis kesakitan dan di dera sakit kepala. Namun setelah beberapa saat, Safiya melihat cahaya yang begitu terang, kemudian dia melihat wajah ayahnya yang berdiri tepat di depannya. Safiya bersyukur karena penglihatannya sembuh sendiri.
Hingga suatu hari, Hamzah membawa berita mengejutkan untuk gadis itu. Berita perjodohan dengan anak rekan bisnisnya membuat Safiya terkejut. Dia masih muda, dengan penglihatan yang baru ia dapatkan, tentu banyak mimpin yang ingin dia wujudkan.
Jika dia menikah, belum tentu suaminya respek dan memberikan izin untuk meraih mimpi. Akhirnya, Safiya menolak perjodahan itu. Hal itu membuat Hanzah marah. Gadis itu juga menyuruh Iqbal untuk menikah lebih dulu.
Hamzah yang mendapat penolakan dari putrinya membuat lelaki paruh baya itu memutar otak mencari cara agar putrinya mau dijodohkan. Karena ia akan mendapat kuntungan besar jika putrinya mau dijodohkan dengan Samir Al Rashid.
Putra pemilik perusahaan terbesar di Indonesia. Membuat Hamzah gelap mata melakukan segala cara agar putrinya mau dijodohkan. Lelaki itu memberikan pilihan untuk Safiya dengan menjanjikan operasi mata.
Namun Hamzah dibuat kaget dengan kenyataan yang baru dia tahu. Kalai sebenarnya, penglihatan putrinya sudah sembuh kembali normal. Tidak mau menunda lagi, lelaki itu melakukan apa saja agar Safiya menerima perjodohan.
Hingga Hari pertemuan dengan keluarga Samir pun tiba, Safiya dipaksa datang ke acara keluarga itu, membahas semua perintilan lamaran sampai pernikahan. Melihat wajah datar Samir, membuat Safiya merasa takut sendiri.
Pernikahan pun terjadi, Samir masih tak menganggap Safiya istri, karena tak ada rasa cinta dan hanya perjodohan. Sikap dingin dan perlakuan Samir yang kadang semena-mena membuat gadis cantik itu berpikir hanya pindah kandang untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
Meski begitu, Safiya masih diijinkan kuliah dan melakuka apa pun, tanpa batasan. Hal ini sedikit membuat Safiya merasa terhibur. Mendapat teman baru dan bisa menghilangkan penat ke tempat yang ia suka.
Berjalannya waktu, hubungan Samir dan Safiya harus dihancurkan dengan kebodohan lelaki itu karena mabuk dan memaksa melakukan hubungan suami istri. Safiya merasa kecewa meski itu adalah hak Samir sebagai suami.
Tapi Safiya ingin melakukan itu jika keduanya saling cinta dan menerima pernikahan. Setelah mendapatkan kesucian Safiya, Samir masih bersikap cuek dan acuh kepada istrinya.
Hingga bulan berlalu, Safiya hamil, gadis itu memilih menghilang sementara waktu untuk menenangkan diri. Hal itu membuat Samir menyadari kesalahannya dan menerima Safiya sebagai istri. Bahkan konflik keluarga Safiya pun selesai karena Hamzah dan Iqbal meminta maaf.
Safiya akhirnya merasakan bahagia karena mempunyai keluarga yang utuh seperti impiannya.