Vian terbangun lebih pagi dari biasanya. Mata birunya mengerjap, duduk perlahan memeriksa jam. Entah kenapa dia merasa tidurnya lebih lama dari malam-malam biasanya. Tangannya terangkat, mengucek mata katena tidak percaya dengan spa yang dilihatnya. Dia bangun tidur pada jam yang sama setiap harinya. Apa malam di sini lebih lama daripada malam di negerinya? Vian mengangkat bahu, meletakkan jam digital kembali ke atas nakas dan tersenyum. Dia sekarang berada di Indonesia, negara pria yang dicintainya. Andre memang berdarah campuran, dari paspor yang dilihatnya juga pria itu berkewarganegaraan sama sepertinya. Hanya saja Andre tinggal di negara ini, Indonesia. Vian bangun dengan semangat. Menuju kamar mandi sambil bersenandung. Entah lagu apa yang penting dia bernyanyi. Vian hanya memerl