6

1421 Words
      Afwan menatap Ana yang kini pucat, Harumi ikut cemas melihatnya "Cuma pusing.."jelasnya setenang mungkin.  Harumi menahan tangan Ana yang hendak membawa piring kotor  "Harumi baru bisa cuci piring ma.. Biar harumi aja ga papa kok.."  Afwan mengulum senyum kecil. "Yaudah .. Makasih ya sayang.."  Harumi mengangguk dengan senyum tulus. Afwan kembali dibuat jatuh hati olehnya. Harumi menatap Afwan. "Udah makannya?"tanyanya berbinar polos. Afwan mengangguk, menatap Harumi tak terbaca. Harumi pun membawa semua piring dengan hati hati. Pelayan sudah pulang dari sore, jadi kalau malam semua yang mengerjakan tugas rumah ya Ana. Afwan memapah Ana hingga kamarnya, "Istirahat ma.. Jangan bikin Afwan khawatir.." Ana mengulum senyum. "Iya.. Bantuin Harumi.." Afwan mengangguk, lalu menyelimuti tubuh Ana. *** Afwan mengecup rambut Harumi sekilas, Harumi menoleh sekilas. "Biar aku bantu.." Harumi menggeleng. "Ga usah.." "Tapi aku mau.." Afwan mengambil spons baru, Harumi tak bisa lagi menolak. "Kuliah ambil jurusan apa?" Harumi merenung. "belum tau.. tapi diuniversitas dekat sma maunya.." "oh disana.." "Iya.." "Aku keluar kuliahnya.." Harumi terdiam sesaat. "Bagus dong" Afwan mengecup pipi Harumi, "Jauh dari kamu? Ga bisa.." Harumi merona. "Terus?"tanya Harumi ragu. "Sahin kamu.. Terus bawa kamu kesana.."jawabnya enteng. Harumi tersentak kecil. "Kuliah aku gimana.." Afwan mengulum senyum, "Jadi kamu mau?" Harumi gelagapan, mencerna kembali ucapannya apa dia salah tadi. "Kamu ikut kuliah sama aku.. Kamu masih bingungkan jurusannya? Jadi coba pikirin ya.."  Afwan mengambil lap untuk mengeringkan tanganya, lebih dulu dia meninggalkan Harumi, sebelumnya mengecup bibir Harumi sekilas. *** Harumi menggeliat, entah kenapa tubuhnya terasa tak enak, tenggorokannya kering, juga kepalanya pusing.  "sshh.." erang Harumi saat berusaha bangun malah pusingnya bertambah. Harumi melirik jam yang kini hampir jam 7.  Afwan menatap jam diponselnya, tumben Harumi belum turun. sang mama dirumah neneknya, biar ada yang memantaunya. Afwan memutuskan menghampiri Harumi, "sayang.." Harumi meringkuk tak merespon, keringat sudah membasahi pelipis hingga leher.Afwan menghampiri Harumi tergesa, lalu meletakkan tangannya dikening Harumi. "Kamu panas.." Harumi tak merespon.  Afwan menelpon om Adi, kakak dari sang mama yang kebetulan dokter. "Hallo om.." "Ada apa wan?" "pacar saya sakit om, panas, harus gimana ya?" *** Afwan membuatkan bubur, lalu membawanya kekamar Harumi, dengan obat yang dibelinya diapotik tadi. "Harumi.. Hey.. Bangun.." Harumi membuka mata sayunya perlahan, "Pusing.."Lirihnya. Afwan mengangguk. "Makan abis itu minum obat.." Afwan membantu Harumi bangun lalu menyandarkannya dikepala kasur. "Kamu ga se..sekokah?" Afwan tak merespon. "Buka mulutnya.." Harumi menggeleng. "biar aku makan send.." "Udah nurut!"tegas Afwan. Harumi menerimanya. "ahk panas!"pekiknya. Afwan meraih air, dengan cepat Harumi meneguknya. "Maaf.." Harumi melempar senyum, "Ga papa.." Afwan kembali berdebar. Afwan meniup bubur masih dengan wajah tenang. "Aa.." Harumi memakannya, kali ini panasnya cukup. *** Harumi terlelap dengan suhu tubuh yang sudah turun, Afwan mengusap poni Harumi yang berkeringat. Afwan beringsut naik, lalu tidur memeluk Harumi, tak peduli jika harus tertular. Harumi menggeliatkan tubuhnya, mencari kenyamanan, Afwan tersenyum kecil saat Harumi memeluknya juga Afwan memejamkan matanya, dan mulai menyelami alam mimpi. *** Afwan terbangun lebih dulu, Harumi masih betah memeluknya. tapi Afwan harus membuatkannya bubur untuk memakan obat.Afwan melepas tangan Harumi lalu mengecup kening Harumi sekilas. Afwan turun, langsung membuat bubur, mamanya masih sakit dirumah sang nenek, dan saat tahu Harumi juga sakit jadi Afwan ditugaskan mamanya untuk merawat Harumi dan jangan khawatirkan didinya, disana banyak yang menjaga katanya.  Afwan hanya bisa nurut dan memang kkhawatir kalo Harumi ditinggalkan sendiri Harumi benar benar masuk kedalam rumah dan kehidupannya. Afwan tak pernah sepeduli ini pada orang lain, Dinar dan Mushin aja yang sudah kenal lama Afwan biasa kalau mereka sakit, hanya menengok tak sampai merawat atau kepikiran Berlarut larut Afwan kembali kekamar dengan membawa satu nampan berisikan bubur dan apel Yang sudah diiris.  Afwan menyimpan nampan dipangkuannya, "Bangun.." Afwan mengguncang pelan bahu Harumi. "iya..ma" Afwan tersenyum kecil. "Cepet!" Harumi membuka matanya saat sadar suara laki laki yang membangunkannya. "Maaf" Harumi mendudukkan tubuhnya dengan rambut yang acak acakkan namun lucu. Afwan merapikan rambutnya, lalu mengangkat mangkuk bubur. "Makan.."Harumi membuka mulutnya saat sesendok bubur diberikan oleh Afwan padanya, Harumi menatap Afwan yang perhatian namun berekspresi datar itu. "Makasih.. Udah jagain.." Afwan hanya bergumam, lalu mengusap bubur yang belepotan dibibir Harumi. "Jangan sakit lagi.." *** Harumi mencak mencak kesal, sang mama yang hendak mengunjunginya tak jadi dan diundur minggu depan, ada masalah dadakan katanya. "Mama kamu ga seneng seneng loh disana.. Jangan gitu.."ujar Afwan sedikit tegas. "Iya...mm Afwan.." Afwan memegang kedua bahu Harumi, menatapnya serius. "Apa?" "Mau permen kapas, aku liat waktu lewat pameran"pintanya terdengar ragu. Afwan melempar senyum tipis andalannya. "Ayo.. Kapan?" Afwan senang, karena Harumi sudah berani meminta ini itu padanya. Jadi rasanya semakin dekat aja gitu. "Bisanya kamu kapan?"tanya Harumi antusias. "Sekarang?"tanya Afwan seraya memeluk gemas Harumi. Kepala Harumi menyembul menatap Afwan. "Sekarang?"pekiknya senang. *** Harumi berjalan riang disamping Afwan yang berwajah datar, keduanya sedang berada didalam pameran yang awalnya hanya ingin membeli permen kapas malah tergiur permainan dan Afwan tak bisa menolaknya. Namun pada akhirnya Harumi hanya melihat lihat, mau naik tapi takut jadi mereka hanya berkeliling. Afwan menatap tempat hantu, ide jahil langsung menghampirinya. "Kita masuk kerumah hantu!"ujarnya dingin dan tak ingin dibantah. Afwan menyeret tangan Harumi yang terasa berat, Harumi menolak namun Afwan masih tak mengalah. "Ga mau.. Ta..takut.. Diciumin mau deh, tapi ga masuk sana.."rengeknya. Afwan sedikit goyah, langkahnya terhenti, lalu menatap Harumi serius. "Sampe kehabisan nafas?"negonya m***m. Harumi terdiam sedikit kurang paham, lalu tersentak tak percaya. "Ja..jadi kamu mau bikin aku jadi hantu?"tanyanya sedih dan tak percaya Afwan akan setega itu pikirnya. Afwan terdiam, bukan itu maksudnya, Afwan kembali menyeret Harumi namun kearah berbeda. "kita pulang.." Harumi menghela nafas lega, namun kelegaannya hanya sesaat, Harumi baru menyadari ucapannya. Dan Pada akhirnya hanya bisa pasrah. *** Harumi salah, ternyata Afwan tak menghujaninya dengan ciuman, justru laki laki itu tak ada dirumah sekarang. Ana duduk disamping Harumi dengan memberikan satu piring buah yang sudah dipotong. "Makasih ma.." "Sama sama...mm kamu cinta sama Afwan?"tanya Ana santai. Harumi mengunyah buahnya gugup. "y..ya gitu ma" Harumi melempar senyum lebar namun kaku. "Kalo Afwan macem macem bilang aja.. Jangan sungkan_ kalo dia bandel mama ga akan segan segan pukul dia" Harumi mengangguk, jika saja mamanya tau kelakuan Afwan yang m***m pasti Afwan akan habis sekarang Pikirnya. "itu anak kenapa belum pulang.. Katanya cuma ambil barang" Harumi hanya diam, tak lama ponsel Ana berdering. "mama angkat dulu telpon ya sayang.." Harumi mengangguk dengan senyum kecil. Harumi serius menatap film didepannya. Hingga suara deru mobil terdengar. Pasti itu Afwan pikirnya. Afwan berjalan santai seraya melepas jaketnya, menghampiri Harumi, lalu duduk disamping gadis itu dengan Menatapnya tanpa kata. Harumi gelagapan, "Ma..mau?" Afwan mengambil garpu ditangan Harumi, menusukkannya pada buah "Aa.." Harumi memasukan buah kemulutnya yang disuapi Afwan Afwan mendekatkan bibirnya kebibir Harumi, Harumi membulatkan matanya saat Afwan berusaha mengambil buah anggur itu dari mulutnya. "Aku mau, tapi harus lewat mulut kamu dulu.."jelasnya enteng disela sela mengunyah anggur. "j..jorok.."Ujar Harumi tak nyaman. Wajahnya sudah kembali merona. "Cinta emang jorok Harumi.. Buktinya tumbuhnya sembarangan"entengnya asal seraya kembali memberikan buah ke Harumi. "Aaa.." Harumi melarikan matanya kearah belakang Afwan. "Ada mama"ujar Harumi cepat. "Udah pulang sayang?"tanya Ana, yang kini sudah terlihat rapih. "Iya.." "Bagus deh.. Tadinya mama bakalan bawa Harumi aja keluar.." "Mama.. Mau kemana?" "Ada acara makan malam, sebentar kok.. Mama tinggal dulu ya.. Jaga diri baik baik.." Afwan dan Harumi mengangguk, "Hati hati ma.."ujar Afwan. *** Harumi merasa jengkel, kenapa buahnya tidak habis habis. apa Afwan tidak jijik, buahnya sudah diair liuri olehnya, bahkan bibir Harumi sudah sedikit kebas karena dilumati Afwan terus. "U..udah.."pinta Harumi sedikit merengek. Afwan mengangguk membuat Harumi lega, Afwan memeluk Harumi. "Tadi.. Felisia memintaku untuk menemuinya.."gumam Afwan. Harumi diam, tak mengerti, Felisia siapa? Sepupu atau pacar pikir Harumi mentok "Dia......sahabat kecil aku, baru ketemu lagi setelah 6 tahun ga ketemu" Harumi beroh dalam hati. "Bagus dong.." Afwan menggeleng lalu mengendus rambut Harumi. "Ga bagus, dia...kembali bukan untuk ketemu sahabatnya.. Tapi orang yang dia cintai" Harumi kembali bingung, "Terus?" Afwan masih betah memeluk Harumi. "Aku.. Dia mau ketemu aku, kalo dia rebut aku.. Kamu ga papa?" Harumi diam, dan mulai berpikir, otak tumpulnya benar benar tak membantu! Jadi Afwan ketemu sahabatnya yang cinta sama dia? Terus gimana kalo dia rebut Afwan begitu pikirnya mulai paham. "Kalo kamu mau ga papa.." bukan itu yang ingin didengarnya. "aku ga akan lagi deket sama kamu.. Nyapa kamu.. Yakin?" "Kok gitu?"tanya Harumi semakin heran. "Itu resikonya.. Aku bakal fokus ke dia, dan kamu mantan aku.. Aku benci semua mantanku" Harumi kembali diam. "Kamunya gimana?"cicit Harumi pada akhirnya. "ga mau.."ujar Afwan enteng. "Yaudah..jangan"ujar Harumi pelan namun terdengar manja. Afwan melebarkan senyumnya, walau dengan sedikit ancaman tapi Afwan puas. Rasanya Afwan tidak cinta sendiri. "Oke.." Afwan mengecup leher Harumi, lalu mengurai pelukannya. "Jangan lupa.. Pikirin soal kuliah..aku tunggu" ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD