7

1642 Words
      Afwan memposisikan kepalanya miring dan mengubahnya beberapa kali, mencari spot ternyaman untuk mendalami kuluman di bibir Harumi. Harumi menahan d**a Afwan agar tidak terlalu rapat, Harumi tersengal hampir kehabisan nafas. "A__afwan.."gumamnya disela sela kuluman, tangannya menepuk nepuk d**a Afwan agar laki laki itu sadar dan melepaskannya, Harumi tak bisa bernafas, sesak. Afwan melepas pagutannya, Harumi meraup udara dengan rakus, dadanya kembang kempis di pelukan Afwan. "Maaf.."kekehnya pelan seraya mengusap bibir basah dan bengkak milik Harumi dengan jempolnya. Harumi menghalau tangan Afwan. "Hm.."gumam Harumi seraya melepas pelan rengkuhan Afwan. "Aku mandi dulu"ujar Afwan dengan wajah kembali datar. Harumi mengangguk kecil, Afwan mengusap puncak kepala Harumi setelahnya berlalu keluar kamar Harumi. *** Harumi turun dengan dress polos selutut dengan warna yang masih sama,pink. "Kemana?"tanya Afwan dengan nada intimidasi. Ana yang berada disampingnya menoleh, menatap Harumi dengan senyuman. "Kemana sayang? Udah cantik banget.."ujar Ana Jenaka. Harumi menelan ludahnya gugup, tak berani menatap tatapan tajam Afwan yang kini di lemparkan padanya "M_mau i-ijin ma.. Harumi mau beli keperluan, diantar sopir mama kok.."jelas Harumi. Entah kenapa rasa takut kembali menyelimutinya semenjak kejadian ciuman panasnya dengan Afwan semalam. Afwan beranjak, "Tunggu disini!" Harumi menatap Afwan yang melewatinya, kini Cowok itu  berlari kecil ke atas, menuju kamarnya. Tak lama Afwan jeluar dengan baju kaos hitam polos dan jeans panjang dengan warna senada Sangat kontras dengan kulit Afwan yang memang putih "Ku antar.."ujar Afwan setelah sampai di depan Harumi lalu menoleh kesang mama,"Kita berangkat ma.."lanjutnya seraya berlalu. Ana mengulum senyum merekah, "Iya.. Hati hati" *** Harumi diam, benar benar canggung. Afwan sesekali melirik Harumi, Afwan tau kalau Harumi tengah malu, kebiasaanya kalau sudah melakukan hubungan yang intim. Afwan tersenyum walau segaris tipis. "Kemana?"tanyanya setelah kembali berubah datar. Harumi menoleh cepat. "beli dulu kosmetik.."jelas Harumi "hmm.. toko itu?" Harumi melihat toko yang di tunjuk Afwan, lalu mengangguk *** Harumi mangut mangut seraya membaca kandungan bedak yang di pegangnya. "Bagus mba.. Lagi banyak di pake sama anak anak SMA sekarang .."tawar si mbanya dengan ramah Afwan hanya berdiri tepat di belakang Harumi, berusaha menghalangi tatapan tertarik dari pria di belakangnya. Afwan heran, apa yang dilakukan pria pria itu disini, beli make up? Dasar banci! Pikirnya kesal tanpa sadar kalau dirinya juga laki laki. "Udah?"tanya Afwan dingin, Harumi mendongkak lalu menggeleng. Mata harumi jatuh di bibir Afwan, Afwan menatap Harumi sedikit heran Dengan arah yang kini di tatap Harumi. Bibirku? apa dia ingin ku cium di sini? batinnya gemas Harumi membalikkan lagi kepalanya. "Mba, beli lipbam satu.. Sama bedak satu.. Udah itu aja dulu" Afwan berusaha menghilangkana pikiran kotornya, matanya terkunci pada lipstik warna merah, Imajinasinya semakin kacau, "Mba.. Sama satu lagi lipstik merah itu satu.." Harumi mendongkak lagi, menatap Afwan heran. "Buat siapa?" "Mama"jawab Afwan singkat. *** Afwan berdecak kesal Namun gemas juga saat Harumi merengek ingin memasang lipbam di bibirnya. "Kering gitu.. Aku cuma mau obatin" Afwan menyeringai saat ide m***m melintas di kepalanya, "asal!___sebelum pake itu, kita ciuman dulu kayak semalem gimana?"negonya dengan tersenyum miring. Harumi gelagapan. "Ka ..kayak semalem? Ga! Ga mau, yaudah gausah biar aku aja yang pake" Afwan diam, memperhatikan Harumi. "udah?" Harumi menatap Afwan dengan anggukan. Afwan menarik tengkuk Harumi, dengan cepat kilat menciumnya rakus namun tak lama ga baik juga di pinggir jalan ciuman kalau ada yang lihat gimana? "Aku udah pake"ujar Afwan santai, tangannya meraih lipstik merah itu. "Sekarang kamu yang pake, ini buat kamu" Harumi menatap Lipstik itu. "Ga mau! Itu merah.."ujarnya sedikit merengek. "Mau aku aja yang pakein?"tanya afwan tersirat ancaman. "Ah! Ga.. Biar aku aja.." Afwan tersenyum kecil. "Bagus.. Nih.." Harumi memakainya dengan cepat, Afwan di buat tergiur, bibir Harumi yang sedikit bengkak karena ulahnya kini terlihat semakin seksi. "Kaya badut!"gumamnya dengan memberengut manyun Afwan semakin gila. "Kamu goda aku?" Harumi menatap Afwan tak mengerti. "Maksudnya?" Afwan mengecup bibir Harumi sekilas. "Engga.. Kita pulang.." *** Afwan dan Harumi tidak jadi pulang, keduanya kini berakhir di pusat perbelanjaan. "Mm.. A_aku mau beli dalaman.."cicit Harumi dengan rona merah di pipi, malu. "Hmm" Harumi masuk kedalam toko khusus pakaian dalam, Harumi menatap Afwan yang terlihat biasa aja "beli juga lingeri.."Ujar Afwan santai. "Lingeri? Yang mana? Disini?"tanya Harumi polos "Ga! Lupain"responnya dongkol. ternyata Afwan masih butuh waktu lama untuk membantu Harumi belajar mendewasakan diri. Dengan hal hal m***m tentunya, dan yang Afwan usahakan, dirinyalah yang akan membuat Harumi tau segalanya, dan yang pertama harus dirinya juga tidak pria lain. *** Harumi masih malu saat Afwan memelihkan cdnya, Harumi merasa mereka sedang memerankan peran suami istri tadi. Afwan memasukkan mobilnya kegarasi namun keduanya belum turun. Afwan memeluk Harumi, menenggelamkan wajahnya di leher Harumi, menyesap, mengecup dan memberi tanda di sana. "Kamu milikku.."gumamnya tanpa menghentikkan aktivitasnya. "Ahh.. Afwan.. Mama, nanti lihat.."gumamnya terbata bata, " aku cinta kamu.."ucap Afwan seraya melepas rengkuhannya. Harumi diam, masih belum bisa menjawabnya karena Harumi masih belum mengerti apa itu cinta. ***    Afwan melihat Heru sedang menghadang Harumi, Harumi menunduk takut. Afwan mengepalkan tangannya. "s****n! Ngapain sih cecunguk satu itu!"geram Dinar yang kini berdiri di belakang Afwan. Afwan melangkahkan kakinya besar besar, dengan kasar di dorong bahu Heru. "Santai dong oey!"pekiknya tak terima. Afwan menarik Harumi, membawanya kebelakang tubuh Afwan. "Ngapain lo ganggu cewe gue?"tanya Afwan dingin. Heru tertawa remeh, lalu tersenyum miring. "Cewek lo kan? Masih belum istri, gue masih punya kesempatan kali.. Cewek lo boleh juga.. Gue kira boneka hidup tadi.. Setelah 2 minggu di skors sama 2 minggu bolos.. ternyata ada mainan baru.. Ga nyesel gue dateng ke sekolah" Afwan menatap Heru berang, rahangnya mengeras. Walau Heru anak pemilik yayasan tapi Afwan tak takut, Afwan lebih unggul dari Heru dalam segi apapun. "Nar.. Bawa cewek gue kekelas.."titahnya tanpa melepas tatapan permusuhan pada Heru. Harumi mengeratkan pegangannya di baju Afwan. "Ga mau, mau bareng kamu"manjanya dengan suara lirih. Heru terkekeh. "Manis banget cewek lo.. Gue makin tertarik"pancingnya Afwan hendak meninju Heru namun di tahan Mushin dan Akrom teman Heru menahan Heru. "Tahan.. liat cewek lo wan! Dia gemeter gitu ga kasian?"ujar Mushin serius. Dinar menarik Harumi namun Harumi keras kepala, tak mau meninggalkan Afwan. Harumi takut Afwan akan terkena hukuman gara gara dirinya. Afwan menarik Harumi, menjauh dari Heru. "Pengecut lo! Kalah sama cewek manja!"teriak Heru yang sontak membuat Afwan berhenti. Harumi semakin cemas. "Jangan ladenin! nanti aku kasih ciuman deh"ujar Harumi lirih. suara lembutnya berhasil menyadarkan Afwan. Mushin dan Dinar terdiam, tak menyangka Harumi berbicara frontal dan lebih mengejutkan lagi Afwan menurut. Dinar dan Mushin bertatapan. "Udah ada pawangnya" Mushin mengangguk, biasanya Afwan jika di rendahkan apalagi menyangkut musuhnya Heru. Afwan tak bisa berhenti. Afwan tak bisa harga dirinya di injak Heru, paling tidak Afwan akan membuat Heru berakhir di Bk atau Rs, dan hari ini untuk pertama kali Afwan melepas laki laki itu hanya karena sebuah imbalan ciuman? "Si Afwan ngalahin ke mesuman gue ternyata"gumam Mushin tak percaya. *** Harumi duduk di kelilingi Afwan, Mushin dan Dinar. "kenapa ga bilang?"tanya Afwan. "Masa mau ke toilet di anter.."cicit Harumi. entah kenapa rasa takut kembali lagi. Aura Afwan benar benar luar biasa. "Kalau aku masih di kantin gimana? Kamu seneng di godain dia?"tanya Afwan tajam dengan sedikit bentakkan. Harumi semakin menunduk, kenapa Afwan berlebihan begini pikirnya tak suka. "Udah wan.. Kasian elah!"Dinar melerai namun Afwan memang keras kepala! "Kalau perlu aku anter kamu sampe dalem!"tekan Afwan marah. "Gila lo! jangan terlalu posesif wan"ujar Mushin mengingatkan. Afwan tak menggubris kedua sahabatnya itu, matanya masih menatap lekat Harumi yang menunduk takut. Afwan menelan emosinya, kasihan juga, disini Harumi tak salah. yang salah memang si b******k Heru pikirnya. Afwan mengusap kepala Harumi, membuat Harumi mendongkak, menatap polos Afwan. "Maaf.." Dinar dan Mushin menatap Afwan, pengaruh cinta benar benar kuat. sejak kapan kata maaf bisa diproses mulut Afwan pikir keduanya. Harumi hanya mengangguk kecil. Afwan memeluk Harumi sekilas, jiwa jomblo Dinar dan Mushin seketika menjerit. *** Afwan mengeratkan genggamannya pada Harumi. Matanya menatap nyalang Heru didepannya. "Sore Harumi.." Harumi bersembunyi di punggung Afwan. "Pergi kalian!"ujarnya tajam. "Santai santai.. Lo pms wan? Marah marah mulu elah.." Afwan diam, berusaha tak terpancing. "Dia ke pake ga? Kuat berapa lama? Kasih gue kalo lo bosen pake dia"ujar Heru dengan diakhiri senyum miring. Afwan melepas genggamannya di tangan Harumi. Afwan tak bisa membiarkan laki laki b******k itu menghina Harumi. Afwan tidak terima. "Mati anjing!"Teriak Afwan dengan memukuli Heru membabi buta. Tak beda, Heru pun berusaha memukul Afwan. Harumi sudah menangis histeris, Harumi mundur mencari bantuan, Dinar dan Mushin. Siswa siswi mengerumuni mereka, dengan berusaha melerai namun keduanya sudah gelap. Harumi tak mengerti, dendam apa yang mereka miliki hingga aura permusuhan sangat ketara di jiwa keduanya. "Dinar! Mushin!"teriak Harumi di sela - sela tangisannya, keduanya kaget. "Ada apa?"tanya Dinar Seraya memegang bahu Harumi. "Afwan! Dia berantem"jelasnya semakin terisak. *** Harumi masih menangis, di pelukan Afwan. Afwan tak peduli dengan luka lukanya. Tatapannya masih belum melunak, tangannya mengusap punggung Harumi yang bergetar. "jangan dulu pulang.. Obatin dulu disini"ujar Mushin seraya meletakkan p3k dimeja depan Afwan. Afwan meliriknya tak berminat. "Untung udah di area luar sekolah"ujar Dinar bernafas lega. "Gue takut lo diskors dan si Heru lebih leluasa deketin Harumi! Lo ga mikir kesitu? Dia licik wan jangan lupa!"ujar Mushin. Afwan masih diam, menerawang jika memang kejadian itu terjadi. Mushin menepuk tangan Afwan, membuat Afwan menoleh dengan mata tajamnya. "Kasih dia minum.. Kaget dia" Afwan meraih gelas di tangan Mushin. "Thanks" Afwan mengurai pelukannya. "Minum"ujarnya dingin Dan sarat akan perintah. Harumi mengusap air matanya, masih dengan tersedu sedu Harumi mengambil dan meminumnya. Afwan meraih gelas itu dan ikut meminumnya hingga tandas, menyimpan gelasnya dimeja. Afwan kembali menatap Harumi, tatapannya melunak. "luka aku...obatin"tunjuk Afwan dengan dagunya ke arah p3k. Mushin memutar bola matanya, modus. Dinar ikutan jengah. "Hah! Gue jadinya ngebet cari cewek! Iri gue"keluhnya seraya memakan kripik singkong di toples yang di pegang Mushin. "Kalo Gue di jodohin"ujar Mushin santai. Dinar menatap Mushin kaget dan tak percaya. "Serius lo?" Mushin mengangguk. Afwan mengabaikan keduanya, Harumi sedang mengobati lukanya dengan mata yang masih mengeluarkan air mata. "Aku ga suka k*******n"ujar Harumi tercekat Menahan Isakan. Afwan hanya mengusap air mata Harumi, tanpa banyak kata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD