Chapter 4. Stop Arka!

1024 Words
"Hhahaha. Arka, Arka lo ngecengin cewe terus giliran ka Nay aja kemarin." sorak Arumi teman sekelas Arka yang dari tadi sibuk menggoda Rysa dengan suara toanya. "Ssssssttttt. Diam-diam dunk. Uh rahasia dibongkar-bongkar. Malu tahu. Nggak ada itu Ry." kata Arka malu karena Rysa dengar. Seketika teman-teman sekelasnya menertawai Arka yang sedang cengengesan tapi bermuka serius dan kadang memang suka judes alias memasang muka jutex tak tahu kenapa dirinya suka berperilaku seperti itu, moodnya kadang suka naik turun. Kebetulan dirinya jika melihat Rysa selalu senang. Tapi tak hanya cengengesan kadang modnya yang terlihat turun naik itu terjadi sehabis mereka semua menertawakan Arka, Ada teman sekelas Naura yang sedang duduk di sebelah Arka yang dari tadi memperhatikan Arka menggombali Rysa hingga puncaknya Arka ditertawai oleh Arumi dll membuat Yuna yang sedang duduk di samping Arka yang masih melenggosi Rysa tertawa, "Hhhahaha." Yuna gadis polos dan cantik sedang tertawa geli setelah Arumi menyoraki Arka. Sontak Arka menengok ke arah Yuna sekerjap melihat melihat Yuna tertawa, dirinya malah memasang muka judesnya pada Yuna sambil menatapnya seketika dan berhenti di Yuna. Sekarang giliran Yuna yang kena imbasnya. Arka tak begitu saja, cewek polos itu harus menjadi sasaran kejahilannya yang suka gabut. Ternyata selain gombal Arka itu juga sangat jahil pada Yuna padahal dirinya baru kenal. Lihat saja sehabis Yuna tertawa geli Arka langsung membalasnya dengan menyorot-nyoroti mata Yuna yang sedang tertawa. Sontak Yuna yang disoroti Arkana langsung terdiam melihat Arka memasang muka jahilnya ke Yuna. "Hha-ha-ha. Ketawa lagi. Siapa sih dia Ry?" tanya Arka memparodikan orang yang sedang marah-marah pada Yuna. "Eh ada Yuna ya? Yun bisa ketawa lo? W pikir lo nggak nangkep. Hhaha. Ngapain lo ketawain w dosa lo." kata Arka entah apa yang merasuki Arka tiba-tiba membuat kaget Yuna sambil cengengesan lalu memandang Yuna lekat-lekat. "Enak aja lo Ka, emanknya w robot nggak nangkep, ya peka lah w." sanggah Yuna sambil menyoraki Arka. "Iya Yuna, tapi ketawa lo itu loh nggak etnis, masa ketawa mirip kuntilanak. Hhihihi." jawab Arka konyol sambil cengengesan melempar kecil tempat pensil yang tergeletak di atas meja Yuna hingga akhirnya isi tempat pensil itu jatuh ke bawah meja. "Yah Arka jatuh lagi. Ck." kata Yuna. "Hhaha." Arka tertawa puas lalu melengos ke Rysa. Sementara Arka malah melengos ke Rysa tanpa memperdulikan Yuna yang kerepotan setelah dirinya geli menjahilinya, melempari isi tempat pensil Yuna hingga ke bawah meja. "Hhahah, ya Ry ya? Nanti sore? Ok Ry?" sambung Arka menanyai pertanyaan yang jelas tadi dijawab tidak oleh Rysa. "Jangan Ry, nanti diculik loh sama Arka dikarungin dia kan orangnya nggak tanggung jawab liat ajah tuh pulpen-pulpen dibuangin. Hhaha." hasud Naura teman sebangku Rysa sambil terus melindungi Rysa dari serangan Arka sang playboy sekolah. "Ck. Apaan sih nggak kok Ra, tau dari mana lo w nggak tanggung jawab? Oh ini. Hhahaha emank w orangnya nggak tanggung jawab." kata Arka sambil melengos dan meluapkan kekesalannya pada Yuna yang sedang memberesi pulpennya yang jatuh namun, Kelima, Yuna mengambil pulpennya lagi, Arka yang ditolak Rysa membuatnya iseng menjatuhkan lagi pulpen yang sudah Yuna kumpulkan dengan kerja kerasnya. Mendengar penolakan dari Naura Arka menimpali Yuna, dan dengan sengaja melempar pulpen Yuna yang sudah ia taruh di atas meja sementara Yuna sedang merunduk mengambil pulpen-pulpennya yang lainnya. Sambil cengengesan Arka malah menjahili Yuna dengan melempar lagi ke bawah meja pulpen-pulpen yang dikumpulkan Yuna dengan susah payah tanpa sepenghetahuan dirinya. Plak. Plak ... Bunyi suara pulpen itu jatuh kembali ke bawah meja. Arka memainkan lidahnya menahan tawanya sambil cengengesan melihat Yuna yang tidak tahu jika pulpennya sudah dia buang lagi ke bawah. Setelah Yuna kembali dari bawah dan dirinya melihat ke meja megecek pulpen-pulpennya. "Loh kok nggak ada sih, mana nih pulpen w?" kata Yuna bingung. Hal itu membuat Arka, Naura dan Rysa tertawa geli. "Tuh kan Yun, kemana tuh tadi?" kata Arka yang pura-pura tidak tahu agar muka polos Yuna percaya padanya. "Ah Arka jangan direcokin dunk pensil-pensil sama pulpen w. Mana dijatuhin lagi. Ambil nggak Arka? Mana acak-acakan ginih nih, susah tau beresinnya. Mana bentar lagi pelajaran apa coba, kalo disuruh nyatet gimana w nggak punya pulpen." perlahan suara Yuna mengecil tatkala dirinya harus ke bawah meja lagi, Untuk menggambil sendiri pulpen dan pensil yang jatuh karena Arka memasang wajah inocentnya, Sambil terus berceramah dan ya akhirnya Yuna dapat mengambil pulpen-pulpen itu satu persatu dan menaruhnya di meja. "Wah tuh Arka, tuh kan Ry dia aja nggak tanggung jawab. Jangan mau Ry. Ntar lo yang disuruh bayarin makanan dia lagih. Liat aja tuh Yuna." hasud Noura sambil menertawai Arka. "Ah Ry, jangan mau Ry. Percaya sama w Ry jangan sama dia. Please." kata Arka ngebet sekali pada Rysa. "Jangan Ry, jangan." sanggah Naura. Sementara Arka sibuk menghasud Rysa agar percaya padanya. "Eh Ry, lo percaya w apa dia? Jawab Ry?" tanya Arka pada Rysa. "Percaya w kan Ry?" tanya ulang Arka. Sementara Arka menunggu jawaban dari Rysa. Melihat Rysa malah terdiam sambil memainkan hpnya dari tadi. Lalu Arka mengambil kesimpulan. "Diam berati iya kan Ry?" itulah kesimpulan Arka. "Wow, diam artinya enggak kan Ry." sedangkan Naura justru kebalikan dari Arka. Yang membuat Arka sewot dan meluapkan emosinya pada Yuna. Arka menggebrak meja Yuna sengaja mengangetkan Yuna karena Naura menghalang-halanginya namun justru Yuna malah kena imbasnya. Kasian Yuna yang polos itu. Yuna sontak kaget setelah capek dari tadi mengambil ulang semua pulpen-pulpennya tadi. Kini gebrakan tangan Arka mengangetkan Yuna yang sedang menulis mata pelajaran di buku remindernya. Brakk. "Ahhh nggak acih, Yuna nih." Arka meluapkan kecewanya pada Yuna sambil menakut-nakuti Yuna dengan sorotan mata tajamnya setelah menggebrak mejanya. Yuna tersentak kaget dirinya yang sedang menulis mata pelajarannya di buku remindernya itu menjadi tercoret akibat gebrakan tangan Arka. Dirinya pun sontak melihat ke arah Arka. "Aduh, yah kecoret. Arka ... ! Stop Arka tulisan w jadi jelek nih." kata Yuna mencoba menghentikan gaya Arka yang meluap-luap emosi akibat ditolak oleh Rysa. Bisa-bisa mejanya patah-patah akibat Arka yang usil itu. Gaya Arka memang agak ribet bagi Yuna karena dirinya yang polos membuat Arka malah menjahilinya. "Aaahh, apaan sih lo Yun. Masa sih w ditolak Rysa? Hah?" kata Arka malah melontarkan kekesalannya pada Yuna. "Ya ampun Ka, meja orang tuh diacak-acak." kata Naura. "Makanya nanti sore jalan sama w ya Ry?" tanya Arka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD