Alex mengobrol dan berdiskusi ala anak SD, setelah cukup lama ia mengobrol bersama teman-temannya dan merasa yakin, cepat Alex dan teman-temannya keluar dari kelas. sekolah terlihat cukup sepi,para guru-guru pun terlihat sedang bercengkrama, tersenyum. dan tertawa di depan pintu kantor. Alex yang seperti bukan dirinya, tanpa ragu Ia terus berjalan menuju gerbang sekolah, gerbang sekolah itu terletak berjarak 100 meter dari kelas, cukup luas karena bentuk sekolah itupun 2 baris memanjang yang terdapat banyak ruang kelas. Alex dan para temannya Kian mendekat ke gerbang, terlihat sekelompok anak yang seperti menunggu kedatangan kelompok alex, dan jelas itu adalah Roni beserta kelompok yang sedang menunggu di depan gerbang bersama teman-temannya. tanpa ragu alex segera berjalan sedikit cepat dan menghampiri Roni. Saat itu Alex dan Roni mulai berhadapan dan saling menatap.
Kau masih punya nyali ? mau di mana Kita bertarung ? kata Roni membentak, sorot mata Alex menatap tertajam ke arah wajahnya, tanpa Alex merasa takut sedikit pun terhadapnya.
Terserah kau ! mau dimana saja oke ! Jawab alex sangat lantang mengatakan itu, tanpa adanya rasa takut dan terus menatap wajah Roni.
Roni pun yang berjarak dengan Alex 1 meter, dia mendekat dan menabrak tubuhnya sambil berkata. " Ayo kita ke kebun ! ucap Roni sambil membentak, wajah roni terlihat sangat memerah geram, alex tanpa ragu menjawab. " ayo !
Lalu pasukan Alex dan pasukan Roni mulai berjalan melangkah bersama, dan kebun itu pun terletak di belakang sekolah, alex menoleh ke belakang, terlihat beberapa guru yang sepertinya melihat, Alex menghiraukannya.
Para kelompok mulai berjalan berada di sekeliling kebun dan hampir mendekati tempat yang mereka tuju, dan kebun itu pun adalah kebun singkong yang telah usai dipanen. dan kini mereka sudah berada di tengah kebun yang hanya terdapat hamparan tanah gembur, alex seketika yang itu ingin menaruh tasnya, namun tiba - tiba dari belakang. " brugh ! Roni sudah menerjangnya, terjangan itu membuat Alex terjatuh tersungkur di atas tanah, kemudian Alex dengan cepat bangkit, dia membuang tasnya dan melihat Roni, tampak roni pun sudah seperti mengejeknya, tanpa lagu roni kembali menerjang Alex, alex dengan cepat begitu saja menghindar dari terjangan itu dengan Iya menyampingkan tubuh, dengan kelincahan Alex di saat roni lengah, alex memutari tubuh Roni berdiri dan tempat Alex berada di belakangnya. tanpa ragu Alex melompat lalu menerjang roni dari belakang, Roni tersungkur, Mungkin dia belum siap menerima serangan, Alex segera menimpa tubuhnya, dan mulai melancarkan beberapa tinjuan di wajah roni yang terlentang, roni hanya dapat menangkis beberapa tinjauan dari Alex ke arah wajahnya. namun Alex yang seperti bukan dirinya mulai berdiri lalu menginjak-injak nya. teman-temannya pun hanya melihat, baik pun dari kelompok roni yang hanya diam melihat pertarungan itu, berkali-kali alex menginjak tubuh roni, satu kali injakan saja sudah membuat membuat Roni tidak berkutik, dan terdapat beberapa luka di tubuhnya, dan diketahui bibirnya mengeluarkan darah.
Para kelompok alex dan temannya pun mulai memisah, mereka berdua dipisah dan dipegangi, terlihat Roni yang mulai berdiri terdiam meludah - ludah, dan membuang gigi yang telah copot. Alex yang ketika itu masih seperti bukan dirinya masih ingin menghajar, tiba-tiba seorang petani datang dan petani itu pun ikut memisah dan menarik tubuh Alex.
Seorang petani itu melerai dan meminta alex jangan berkelahi, Roni terlihat seperti mengistirahatkan diri, ia tampak menyerah, pertarungan itu pun berakhir begitu saja, dengan Sombongnya kedua kelompok tidak ada kata saling memaafkan pergi begitu saja.
Kemudian di esok hari, Alex kembali bersekolah. Namun di saat alex pulang sekolah sesudah kejadian Dia berkelahi, dia sempat di maki habis-habisan kepada ibunya, karena di ketahui sehabis berkelahi. Dan ketika itu alex sedang belajar di kelas, tiba - tiba ada seorang anak murid dari kelas lain menyampaikan, kalau ia dipanggil wali kelasnya untuk menemuinya di kantor, tanpa ragu alex segera menutup buku tulis, dan segera ia berjalan keluar menemui wali kelasnya.
Tak berapa lama, Alex masuk, dan duduk di depan wali kelas, wali kelasnya sangat parah kepadanya, Alex hanya terdiam menyimak ucapan wali kelasnya berbicara. Kesimpulannya alex diketahui berkelahi sepulang sekolah karena ada laporan dari petani yang memisah saat perkelahian, dan wali kelasnya pun bercerita, kalau petani itu adalah kerabat dari kepala sekolah.
Alex di hari itu disidang tentang semua kejadian perkelahian kemarin, dan beberapa pertanyaan harus ia jawab. Tanpa ragu alex menjawab dengan polos, dan mengakui semuanya. Alex mendapatkan surat panggilan untuk orang tuanya, dan setelah itu ia keluar dari ruang guru dan kembali ke kelas sambil membawa surat panggilan yang berada di tangannya.
Keesokan harinya, ibunya datang ke sekolah, dan wali kelas Alex menceritakan semuanya, namun tidak adanya tentang ganti rugi, dan yang ada adalah kedua belah pihak mereka memaklumi karena terbilang masih anak-anak, ibunya pun pasti sangat malu dengan kelakuan Alex. Dan ketika alex pulang dari sekolah, ibunya menunggu di ruang tamu, lalu tanpa ragu ibunya memarahi Alex habis-habis tentang semua kenakalan.
Ibu Alex sebelumnya tidak mengetahui tentang kenakalannya selama ini, dia baru tahu ketika gurunya menceritakan kenakalan dirinya, sungguh sangat luar biasa di sekolah, dan sering berkelahi. Alex yang di marahi pun sampai menangis, dari tangisan itu pun ia menjadi tersadar, selama ini memang dia sangat nakal.
Sang ibu yang masih memaki-maki dirinya, membuat alex berfikir, bahwa dia tidak boleh melakukan hal itu lagi dari sekarang, alex tersadar dan berpikir kenapa dia menjadi seperti itu, seperti ada sesuatu yang lain di dalam diri yang selalu ingin melakukan keributan, alex menyatakan, sejenak menahan dirinya, bahwa ia tidak menjadi seorang yang nakal kembali untuk ke depannya.
Satu minggu kemudian, Ayah Alex baru pulang dari Jogja, karena ketika itu Ayah Alex bekerja di kota itu, sang ayah pulang memberikan oleh-oleh kepada Alex, yaitu sebuah sepatu yang mirip sekali dengan sepatu tentara, dan pikiran Alex yang merasa sangat senang dan merasa pantas memakai sepatu itu, ia bergumam dalam hati sambil berkaca dengan sepatu yang ia kenakan. " sepatu ini bagus sekali, pasti ini akan membuat para anak-anak sekolah lari ketakutan kalau mereka mengajak berkelahi. ha ha ha !
Alex yang tengah masih berdiri di depan jendela kaca yang berada di depan rumah, ia kaget dengan suara ayahnya berada di belakangnya.
Kamu jangan pergi main, nanti ada teman ayah yang akan datang kemari, dan kamu akan ayah perkenalkan dengan teman ayah.. Alex yang mendengar itu menoleh ke arah ayahnya dan tersenyum lalu menjawab.
Iya Ayah.. jawabnya singkat, kemudian Alex berlari-lari kecil, ayahnya pun hanya tertawa dan kembali masuk ke dalam. Alex kemudian memainkan sepatunya menendang nendang bebatuan kecil dan sesuatu di luar rumah dengan sepatu barunya, beberapa jam kemudian Alex masih berada di depan rumah dan kedua orang tuanya berada di dalam. namun Alex yang ketika itu belajar bermain kelereng sendiri di hamparan tahan merah berumput, Alex terkejut, tiba-tiba ada suara langkah kaki berada di belakangnya, ia mendongak ke atas melihat lelaki, dan lelaki itu seumuran dengan ayahnya, orang itu tersenyum kepada Alex dan menatapnya.
Hai nak, Apakah ada ayah di rumah ? ucapnya sambil tersenyum, lalu alex perlahan berdiri dan menjawab. " iya ada pak.. saya panggilkan ayah ya.. sedikit telat alex menjawab, yang alex masih memperhatikan lelaki yang seumuran dengan ayahnya, terlihat lelaki itu berpakaian dinas, di mata Alex Dia sangatlah asing, namun Alex menghiraukan tentang hal itu, segera alex bergegas pergi ke dalam rumah untuk memanggil ayahnya.
Alex yang melihat ayahnya berada di dalam Bersama sang ibu, Alex memberitahu ayahnya kalau di luar ada tamu, tanpa jawaban sang ayah pun segera beranjak berdiri dan keluar menemui tamu yang disebutkan. alex duduk di ruang tv Bersama sang Ibu, kalau terdengar percakapan sang ayah bersama lelaki itu.
Pak Thamrin ya.. wah kejutan besar ada pak Thamrin di sini.. mari sini masuk Pak. he he he ! Alex menoleh kearah ayahnya, terlihat ayahnya sedang berjabat tangan dengan lelaki itu, lalu segera mereka masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu mengobrol.
Saya kira bapak tersasar.. he he he ! canda Ayah Alex sambil tersenyum, Alex melihat tanpa curiga saat orang itu mengobrol dengan ayahnya.
He he he.. Bapak ini bisa saja, dulu kan saya pernah ke sini, Jadi tidak mungkin saya nyasar pak.. ha ha ha ! jawab pak tamrin tersenyum, namun sebentar pandangan pak Thamrin melirik ke arah Alex yang berada di ruang tv yang sedang duduk, namun ayah Alex yang memperhatikan wajah pak Thamrin ia berkata.
Itu Anakku, alex yang saya ceritakan Waktu itu. Kata ayah Alex seperti melontarkan sebuah rahasia misterius menurutnya, pak tamrin hanya tersenyum dan sebentar - sebentar melirik Alex.
Ya saya lihat memang masih menempel di kakinya Pak.. ucap pak Tamrin tersenyum dengan gaya bahasanya yang meyakinkan, Alex tidak tahu apa yang dikatakan oleh Pak Tamrin yang di saat itu ia mendengar. Alex kembali bermain di ruang tv bersama mainannya, ibunya sedang mempersiapkan minuman, tak Berapa lama Minuman pun sudah dihidangkan di depan tamu, kemudian ibunya kembali masuk ke dalam ruang dapur. alex segitiga itu yang tengah mulai bermain, iya di kejutkan oleh suara ayahnya.
Alex kemari.. sini duduk sama ayah.. sambil Melambaikan tangan tersenyum kepada alex yang masih bermain. Alex segera menoleh dan menjawab. " iya ayah.. segera alex berdiri dan sambil ia diarahkan untuk duduk di tengah-tengah kursi di antara mereka berdua.
Bagaimana kabarmu ? Kamu gagah ya sekarang. masih kecil saja kamu sudah terlihat gagah.. ucap pak tamrin, mereka tersenyum seakan menyimpan sesuatu yang aneh, namun Alex yang polos hanya terdiam sambil tersenyum - senyum tersipu malu dengan perkataan pak tamrin.
Coba sini Alex Bapak periksa kaki kamu ya.. ucap pak tamrin, membuat Alex bingung, namun kaki Alex sudah dipegang dan diletakkan begitu saja di atas lutut pak tamrin, perlahan pak tamrin tangan kanannya mengusap-usap kaki Alex.
Alex bingung dengan apa yang telah pak tamrin lakukan, lalu spontan Pak Thamrin berkata begitu saja. " ternyata barangku berada di sini.. sudah Selama saya cari barang ini.. tidak tahunya dia nempel di kaki ini.. he he he ! Kata pak tamrin masih mengusap-usap betis Alex, Alex yang tidak tahu akan hal itu merasa bingung tentang kata-kata yang di lontarkan, dan barang Apakah yang dimaksud nya. masih pak tamrin mengusap betis Alex dan dalam fikirannya bertanda tanya, kenapa betisnya dianggap sebuah barang. namun setelah beberapa saat kemudian, pak tamrin berhenti dari mengusap betisnya, dan seperti dia menggenggam sesuatu berada di kepalan tangan kanan. lalu pak tamrin perlahan membuka telapak tangannya, alex yang melihat itu sungguh tidak percaya, ternyata ada benda aneh mirip wayang berbentuk lempengan berwarna kuning, untuk bahasa umumnya disebut dengan semar mesem, Alex yang merasa bingung melihat ke arah kanan kiri lalu berkata.
Ini saya ambil ya alex.. karena ini punya bapak.. Ucap pak tamrin sambil memainkan benda yang berada di tangannya, Alex hanya mengangguk saja dan merasa aneh, dan sedikitnya Alex sudah bisa mencerna dan tahu dengan apa yang dilakukan oleh Pak Thamrin terhadapnya. Pak Thamrin tertawa-tawa dengan ayahnya, lalu Pak Thamrin kembali berucap.
Sudah.. sudah selesai.. silahkan kamu bermain lagi ya.. he he he ! Ucap pak tamrin sepertinya sudah selesai dengan tujuan, alex hanya menjawab. " Ya Pak.. dan segera ia beranjak dari tempat duduk dan kembali berada di ruang TV untuk bermain.