Mata Batin
Namanya Alex, Alex pramuja, dan panggil saja dia Alex, atau yang tidak terlihat oleh mata, di kediaman Alex yang cukup bagus di lantai 2, terlihat santai Alex mengepulkan asap rokok yang menyala terselip di kedua jarinya, dia perlahan berjalan mengambil sebuah buku catatan harian miliknya, ia duduk di meja belajar hitam yang terdapat sebuah komputer yang tidak terlalu bagus untuk spesifikasinya, perlahan ia Membuka halaman demi halaman mencoba mengingat masa lalunya ketika dia kecil hingga dewasa, dan semua tampak seperti baru kemarin baginya, perjalanan panjang bertemu dengan sosok yang disebut Dil dan yang sekarang masih bersamanya, dia Adalah Dia dirinya yang lain, Tampak raut wajahnya menjadi sangat senang, wajah putih yang di hiasi kumis tipis dan brewok tipis, menjadi daya tariknya, sorot mata tajam melihat kalender di tahun 2020 terpampang di dinding, perlahan ia mematikan rokok di asbak bening yang berada di sisi kanan meja, ia menghembuskan nafas mejamkan mata, mencoba untuk teringat akan kejadian masa kecil dulu hingga dewasa.
Di saat itu di tahun 1985 umur Alex menginjak 5 tahun dan dia tinggal di sebuah perkampungan yang dihuni manusia, namun di matanya terlihat benar mereka adalah manusia, terlihat mereka bersosialisasi, bercengkrama dengan manusia lainnya, namun sebenarmya mereka adalah bangsa jin yang tinggal di belakang rumahnya, terlihat mata Alex memperhatikan banyak sekali rumah, dengan rumah-rumah yang memiliki desain yang aneh sangat luar biasa bentuknya, jika manusia yang tidak bisa melihat dengan mata yang dimilikinya, itu adalah sebuah hutan kecil yang cukup luas, berhektar - hektar luasnya. dan bisa dikatakan setengah hutan di masa iya kecil dulu, dan terlihat masih terdapat binatang liar seperti monyet, ular, ayam hutan, dan binatang liar lainnya.
Di hari itu Alex membaca halaman pertama buku yang dicatatnya, dan perjalanan di saat masih menginjak umur 5 tahun, ia teringat sesuatu yang diberikan ayahnya, yaitu, sebuah robot-robotan kecil yang hanya bisa di ubah menjadi sebuah mobil saja disaat ayahnya baru pulang dari dia dinas, terlihat Alex sangat kegirangan sekali memainkannya, hingga sampai lupa akan waktu, bergegas Alex berlari ke belakang rumah, namun jika orang biasa yang melihatnya adalah sebuah hamparan kebun yang luas, tapi bagi Alex itu bukanlah kebun, melainkan rumah bangsa manusia dengan tekstur bangunan yang sangat luar biasa, dan terlihat indah. saat itu memang Alex tidak mengerti apa-apa sama sekali, dan menganggapnya itu adalah rumah biasa, setelah ia selesai bermain dengan robotan di belakang rumah, ia perlahan berjalan menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur, terlihat ibunya sangat sibuk sedang menggoreng makanan, kemudian ia berdiri di belakang ibunya, dengan polosnya ia mendongak ke arah ibunya, lalu tersenyum dan berkata.
Ibu, rumah di belakang rumah kita bagus - bagus, Kapan kah rumah kita di buat seperti rumah di belakang rumah kita bu ? polosnya Alex bicara, sambil menarik pakaian ibunya yang bermotif bunga - bunga, Ibu Alex menoleh ke arah bawah, melihat wajah Alex dan tersenyum, seakan - akan ia tidak percaya dengan kata Alex, dan masih saja ia memainkan tangannya yang berada di atas penggorengan, dia melihat Alex yang sedang berdiri di bawahnya dan segera ia mematikan kompor minyak lalu berjongkok di hadapan Alex tersenyum lalu berkata.
Rumah apakah Alex ? tidak ada rumah di belakang rumah kita.. ucap ibu Alex tersenyum, dan masih terheran mempelajari wajah nya sambil memicingkan matanya yang sipit.
Ibu ini bagaimana, Ada rumah kok bu.. masa ibu tidak melihat ? Ucap Alex serius, mencoba meyakinkan, kemudian ibunya menoleh ke arah belakang dari pintu dapur yang menganga lebar, ia memperhatikan sejenak, lalu ia tersenyum melihatnya, ibunya berfikir untuk Anak seumuran Alex pastinya sangat peka dengan penglihatan yang tidak biasa di lihat ibunya, lalu alex kembali menoleh ke wajah ibu, sebelum ibunya bicara Alex lansung saja berkata.
Lihat rumahnya kan bu ? Ucap Alex masih yakin dan serius, lalu Alex melanjutkan kata. " Kalau tidak percaya sini aku perlihatkan.. ucap Alex polos, perlahan tangannya menarik tangan ibunya, ibunya hanya tersenyum mengikutinya dari belakang tanpa bicara, tepat Alex dan ibunya berdiri si belakang teras, lalu Alex kecil yang merasa yakin berkata. Tuh.. itu kan rumah kan bu ? Ucap Alex sambil menunjuk, ibu Alex menatap lurus sesaat, ia melipat tangannya di d**a memperhatikan keadaan di sekitar belakang rumah, ia memandang dingin dan jelas ibunya hanya melihat pepohonan tandus dan gundul yang di penuhi dengan dedanunan kering berserakan, dalam fikiran ibunya bertanda tanya, " ada apakah dengan Alex ? kenapa dia melihat rumah ?
Tanpa banyak berfikir ibu Alex segera menarik tangan Alex dan membawanya masuk ke dalam, ia mengunci pintu dapur rapat - rapat, perlahan mengarahkannya berjalan ke ruang tamu, terdapat kursi kayu jati tua memenuhi sudut ruang tamu, Alex di ajak duduk di kursi yang menghadap ke pintu luar, di atas meja jati terdapat vas bunga bermotif naga yang berisi bunga mawar buatan berwarna - warni. Alex perlahan menggoyang - goyangkan kedua kakinya dan menyimak.
Alex.. kata ibunya sambil mengusap punggung, pandanganya menatap ke arah wajah Alex yang berada di sampingnya, dan Alex hanya melihat ke aras vas bunga dengan tatapan kosong, ia berfikir pasti ibunya akan marah, lalu ibunya melanjutkan berkata. " Alex sudah besar sekarang.. mulai sekarang Alex jangan main di belakang rumah ya ? Kalau kamu mau main, bermainlah di kamar kamu saja.. ucap ibu Alex lirih berkata tanpa harus ia marah, dengan penuh kasih sayang, tangan kanannya membelai lembut rambut hitam Alex, lalu ia kembali berkata.
Mulai besok, Alex mulai belajar mengaji ya ? Besok Alex belajar sama pak ustad kodri, Mau ya.. ucap lembut ibu Alex masih membelai rambutnya yang hitam, Alex Hanya terdiam, dan terpaku, sejenak ia berfikir dalam hati, ia sadar umurnya baru lima tahun, tapi dia sanggup mencerna kata - kata ibunya, namun di dalam benaknya, kenapa ibunya tidak bisa melihat rumah indah yang berada di belakang rumah, dan yang ia lihat sebenarnya nyata dan sungguh nyata, ia bertanda tanya, ada apakah dengan dirinya, dan apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Maka Alex memutuskan " sudah.. tidak perlu di fikirkan. ucapnya dalam hati menganggapnya biasa saja.
Ibunya tersenyum, dan sedikit berkata. Yasudah.. kamu main saja di sini ibu masak dulu ya.. anak pinter.. jangan nakal ya.. he he.. ucap ibunya tersenyum memencet hidung Alex dan menggoyang - goyangkannya, dengan tersenyum, perlahan ibu nya kembali berjalan menuju ke dapur untuk kembali memasak. Alex hanya terdiam sejenak, namun dengan kelincahannya ia berdiri melangkahkan kaki keluar menuju di depan rumah untuk bermain di atas tanah merah.
Keesokan hari Alex mulai bermain, Alex bermain dengan seorang teman yang tepat berada di depan rumah, tentu dia dari bangsa manusia, dan dia adalah seorang lelaki seumuran dengannya, dia bernama Yudi, memang Dia tergolong sama seperti Alex, namun dia berbeda, Dia adalah seorang yang hiperaktif.
seiring waktu berjalan, mereka sering bermain dan mengabaikan tentang rumah Jin yang berada di belakang rumah Alex, dan memang mereka berdua sebenarnya sangatlah terkenal nakal, jika mereka berdua sudah bergabung bermain, pasti selalu membuat masalah, dengan kata lain suka mengerjai orang, suka berkelahi, dan Terkadang masalah mereka berdua melibatkan kedua orang tua, karena jelas mereka melakukan kekerasan dengan cara mereka memukuli lawan bermainnya, dan jelas saja orangtua anak yang mereka pun pasti tidak akan terima, dan hampir mirip seperti psikopat kecil yang selalu menyiksa dan tak tanggung-tanggung mereka berdua jika berkelahi menenggelamkan wajah Lawan Mereka di Parit dan menginjak-injak nya, sampai babak belur, dan memang cukup ekstreame untuk anak-anak seusia mereka, dan sangat nakal tidak semestinya, dan entah mengapa ketika itu Alex sangat suka melakukannya.
Beberapa waktu kemudian menjelang sore hari, Alex bergegas pulang dari bermain, dan itu pun sangat sederhana hanya bermain kelereng dengan teman-temannya, dia segera mandi dan berganti pakaian, namun masih di awasi ibunya ketika mandi, ibunya sangat sabar dan sayang terhadapnya, tak lupa ibunya selalu memberikan handuk ketika alex mandi dalam keadaan telanjang di tepi pinggir sumur.
di saat itu, dan di hari itu, alex diajarkan shalat pertama kali oleh ayahnya, dan shalat itu pun sudah menjadi kewajiban tersendiri di keluarganya, mereka selalu melakukan shalat di rumah bersama-sama, dan ketika itu pun Alex sudah melakukan shalat untuk pertama kalinya, meskipun dia hanya mengikuti gerakan shalat nya saja, dan sesudah shalat magrib mereka bertiga masih berada di ruang ibadah, Ayah Alex mulai bersila menghadap ke arah alex dan ibunya, dengan tersenyum ayah alex mulai berbicara.
Alex.. Ayah meminta kamu untuk tidak melakukan kenakalan lagi.. kata ayah Alex terdengar serak suaranya, Alex hanya menyimak dan memperhatikan wajah ayahnya yang masih tersenyum di hadapannya, lalu Alex menundukan wajah kembali, lalu Ayah Alex mulai kembali berkata. " pada intinya.. Mulai sekarang kamu jadi anak yang baik, taat beragama, mendengar kata-kata kebaikan, dan melakukan kebaikan untuk orang banyak, nanti ada orang yang akan membimbing kamu, dan nanti ada Pak ustaz kodri yang akan mengajari kamu mengaji, pada intinya kamu harus siap. kata ayah Alex lirih dan tegas di depan Alex, Alex yang sedari tadi ia bersila di hadapan ayahnya, dengan sangat biasa Alex menjawab.
Iya yah.. jawab Alex singkat sedikit menunduk, dan mulai memahami kata-kata ayahnya, Ayah Alex hanya tersenyum memperhatikan wajahnya, namun sesaat pandangannya teralihkan yang ketika itu sedang menatap wajah Alex dengan suara langkah kaki yang terdengar jelas dari dalam, seperti ada seseorang yang menuju ke arah rumahnya, namun suara langkah kaki itu terhenti dengan ada seseorang yang mengetuk pintu beberapa kali, dan ayah Alex beranggapan bahwa itu adalah ustad kodri. suara ketukan pintu pun terdengar, Ayah Alex menatap wajah istrinya lalu ia berkata.
Itu pasti Ustad kodri Bu, tolong bukakan pintu.. pinta ayah Alex ke ibunya yang masih terlihat dia mengenakan mukena, Ibu Alex mengangguk tanpa menjawab, ia segera berdiri dan melepaskan mukena yang melekat di tubuhnya, lalu menggantungnya ke tiang gantungan di dinding dekat lemari, Ibu Alex segera bergegas berjalan ke depan pintu ruang tamu, dan segera membukakan pintu, setelah pintu terbuka, namun Ibu Alex kaget, ia tidak menemukan apa-apa, yang terlihat hanyalah suasana gelap dengan beberapa lingkungan pohon-pohon yang cukup besar berada di sekitar rumahnya, dengan sedikit keheranan, Ibu Alex mencari seseorang dan menoleh ke arah kiri dan kanan, namun belum juga ada seseorang yang terlihat. Alex dan ayahnya beranjak keluar dari ruang ibadah, dan duduk di ruang tv mengabaikan ibunya yang melihat keadaan di luar, lalu dari kejauhan Ayah Alex bertanya.
Siapa Bu ? tanya ayah Alex lembut yang sedang duduk di samping Alex, Ibu Alex menoleh ke arah belakang dan menjawab.
Tidak ada orang pak.. jawab ibu Alex menyipit curiga, pandangan ibunya kembali ke depan, Masih Berdiri di depan pintu melihat kekanan dan kekiri, Alex menjadi tersadar dan terperangah samar ia melihat sosok berkelebat di balik jendela berpakaian putih menggunakan sorban berjalan di samping rumahnya, dan sosok itu menuju ke belakang rumah lalu Alex memberanikan diri dan berkata.
Ada orang di samping rumah Bu. Ucap Alex berkata ke ibu yang ia sedang duduk bersama ayahnya, lalu ibu Alex memberanikan diri dan dan berjalan keluar, mengarah ke samping kanan rumah, sang ibu melihat keadaan suasana sepi dan gelap di sekitar rumah, namun pandangannya tidak menemukan sesuatu yang membuatnya tenang, dan masih saja ia berusaha mencari dan menemukan sesuatu. lalu sang ibu menyudahi pencahariannya, dan berkata. " tidak ada siapa-siapa Pak.. ucap ibu alex Yang masih berdiri di teras melihat kanan dan ke kiri, lalu Ayah Alex yang masih duduk dia faham, dengan sesuatu yang ganjil terhadapnya lalu ia berucap.
Ya sudah.. masuk saja Bu.. tutup saja pintunya.. pinta Ayah Alex ke ibu, tanpa curiga tangan kanan Ayah Alex mengangkat kopi yang berada di meja kecil di sampingnya, perlahan ia menyesap kopi yang masih sedikit panas. Alex hanya memperhatikannya, namun terdengar suara langkah kaki ibu sudah mulai menutup pintu rapat-rapat, dan sedikit berjalan kearah Ayah Alex, ketika ibu Alex sudah setengah berjalan menghampiri, suara ketukan itu datang lagi, Hingga beberapa kali, namun suara di luar pun beserta ketukan, terdengar dengan suara seorang lelaki yang mengucapkan salam.
Assalamualaikum.. terdengar suara dari luar, tanpa curiga ayah Alex menjawab. Waalaikumsalam.. lalu ia segera beranjak berdiri dan berjalan ingin membukakan pintu, ketika sang ibu ingin membuka pintu, ayah alex melarangnya dan berkata.
" Biarkan saya saja yang membuka pintu bu.. Ibu Alex hanya menurutinya, dan berjalan, hingga sampai di depan pintu Ayah Alex mulai membuka pintu, perlahan wajahnya tersenyum dan melihat penampakan sosok yang sudah tidak asing di matanya dan ayah Alex menyapa.
Eh, Pak ustad kodri. ucap Ayah Alex senang, kemudian berjabat tangan dengan pak ustad. Ustaz kodri pun tersenyum melihatnya, lalu Ayah Alex segera mempersilahkan Ustad kodri untuk masuk. " mari sini masuk Pak.. pinta ayah alex mempersilahkan masuk.
Sangat wibawa tersenyum, Pak Ustadz tertawa kecil, lalu segera pak ustad, ayah dan ibu Alex duduk di ruang tamu, sedangkan Alex masih sendiri berada di ruang tv, dan untuk mereka para orang tua mengobrol dengan sangat seriusan saling canda karena ayah ibu alex sudah sangat mengenal sang ustad, dan itu pun untuk menghangatkan suasana. Alex hanya menyimak, sedikitnya Alex mendengar percakapan mereka, kalau mereka sedang membicarakan dirinya. namun Alex dan Pak ustad kodri sebentar-sebentar saling memandang, karena ruangan TV itu pun sedikit terbuka, sehingga Alex dapat terlihat olehnya. namun Alex seketika itu melihat Ustad kodri, ia berpura-pura membuang dengan memalingkan wajah, dan beranggapan Alex sedang tidak mendengarkan apa-apa. namun Alex yang masih menyimak, dan di sela-sela percakapan, ia mendengar Pak ustad kodri berkata kepada ayahnya.
" Insya Allah saya akan menutupnya.. dan semua ini atas izin dari sang pencipta.
Dan hanya kalimat itulah yang Alex dengar, namun selanjutnya Alex fokus di depan TV, dan sedangkan kedua orang tua alex masih mengobrol dengan pak ustad. Dan beberapa menit kemudian, Alex mulai terhenyak dengan mendengar suara Ustad kodri yang memanggilnya.
Alex.. ke sini.. ucap pak ustad, Alex menoleh, namun seperti enggan Alex untuk menghampirinya, karena dia memang baru mengenal seorang Ustad itu namun, dengan tersenyum Ustad kodri kembali berkata. kemarilah Alex.. sini sama Pak ustad.. ucapnya kembali sambil Melambaikan tangannya ke arah Alex, Alex ketika itu Yang ragu-ragu segera ia beranjak dari tempat duduk sambil berkata. " iya pak..
Alex segera duduk berada di samping ustad, dengan tersenyum, ustad kodri memperhatikan wajahnya. Alex pun tersipu malu, lalu ustad kodri kembali berkata. Nama saya kodri, panggil saja pak kodri, " nanti Alex shalat sama Pak Ustad ya.. Alex malam ini kamu jangan tidur lebih dulu.. nanti kalau sudah alex mau tidur.. Biar ayah sama ibu Alex yang memberi tahu waktu tidurnya jam berapa. Bagaimana Alex ? mau kan.. ?
Kata Ustad kodri tersenyum kepadanya, Alex hanya mengangguk dan melihatnya, namun pandangan Alex berbeda, ia melihat Ustad kodri sangat berwibawa sekali dengan apa yang ia kenakan, sarung putih menghiasi seluruh kakinya, baju koko yang berwarna putih, lengkap dengan peci berwarna putih. Alex terkagum, dan suasana hatinya pun ia biasakan terhadapnya, lalu Alex menjawab. " Iya Pak.. nanti Alex tidak tidur.. ucap Alex polos saat berbicara, Alex beranggapan dan berpikir, Sebenarnya dia masih bingung dengan apa yang dilihat di belakang pak ustad, Pak ustad sepertinya membawa seorang teman, namun pandangan ayah ibu Alex seperti tidak melihatnya, seakan-akan hanya Alex saja yang melihat mereka. Dan ada 2 makhluk yang tak terlihat oleh mata biasa, namun mereka tidak menyeramkan, pakaian mereka sedikit aneh, dengan rambut terurai panjang sebatas pinggang, ditambah dengan kalung yang besar sekali, dan sedangkan makhluk yang kedua, berjubah putih memakai sorban, dan yang digenggamnya hanya sebuah tasbih yang bercahaya. Dua mahluk itu berdiri tepat di belakang pak ustad tanpa suara, dengan tatapan tajam menatap Alex, Alex sebenarnya merinding ketika melihat dua mahluk itu, ingin sekali dia bicara jujur kepada orang tuanya, namun ia takut orang tuanya tidak percaya, dan Alex hanya berpura-pura untuk tidak melihat makhluk-makhluk itu.
Dan Tak lama kemudian adzan isya telah berkumandang, mereka semua segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat Isya bersama, di saat itu Alex diajarkan cara berwudu dengan benar oleh pak ustad, dan segera menunaikan shalat Isya bersama di rumah. dengan dipimpin oleh Pak Ustad sebagai imam, beserta kedua makhluk itu ikut menunaikan shalat, mungkin mereka dari bangsa jin islam yang belum pernah Alex ketahui di waktu itu, dan setelah selesai menunaikan shalat, pak ustad meminta ayah dan ibunya untuk keluar dari ruang Dimana tempat mereka shalat bersama.
Sekarang Alex di sini saja sama Pak Ustad ya.. Kata pak ustad di depan Alex duduk bersila saling berhadapan, terlihat mata Ustad kodri mulai mempelajari wajahnya, namun dia tampak tenang, seperti tidak terjadi apa-apa, atau maksud tertentu terhadapnya, Alex sedikit kebingungan, ketika itu ia duduk, dua makhluk itu berada duduk tepat di belakangnya. sontak itu membuat Alex merinding, namun Ustad kodri hanya tersenyum, dan dia paham dengan diri Alex, lalu ustad Kodri kembali berkata. " Tenang saja Alex.. mereka tidak mengganggu.. mereka itu baik, tapi kau harus paham, mereka bukan dari bangsa kita, mungkin kau belum paham tentang ini semua.. ya sudah Alex.. Bapak minta kamu mengikuti saya.. ucap tenang sang ustad, lalu perlahan Ustad kodri beranjak berdiri dan membalikkan tubuh, terdapat teko bejana yang berisi air putih dan 1 gelas, tanpa ragu Ustad kodri menuangkan air putih itu ke dalam gelas, dan setelah selesai, tangan kanannya mengangkat gelas tersebut, Lalu perlahan Ia menghidangkannya di depan Alex yang tengah bersila. Masih tersenyum dan tanpa ragu ustad kodri pun bersila di hadapan Alex, ia menatap Alex dan hanya tersenyum-senyum saja.
Sekarang Alex Ikuti kata Pak Ustad ya.. ucapanya, Alex hanya tersenyum kepadanya, dan mengangguk, Alex paham, di pikirannya dia harus mengikuti suatu bacaan yang akan di bacakan kepadanya. perlahan Pak Ustadz segera membacakan ayat yang Alex tidak tahu sama sekali, paragraf demi paragraf, dan kata demi kata ia ikuti. dan setelah alex mengikuti bacaan dari pak ustad, lalu segera pak ustad meminta Alex untuk meminum habis segelas air putih itu, tanpa ragu alex pun segera menenggak habis air putih yang berada di dalam gelas, perlahan ia meletakkan gelas kosong di atas tikar yang ia duduki, ustad kodri seperti sedang membacakan ayat yang samar - samar di depannya, dan beberapa saat setelahnya, pandangan Alex mulai meredup, dan bahkan hampir mengantuk, lalu seketika itu Alex perlahan tertidur.
Di pagi hari, Tanpa sadar Alex sudah terbangun, namun dia sekarang berada di kamarnya, di pagi itu perlahan Alex membuka matanya dan sedikit setengah sadar, pandangannya sedikit linglung, belum belum sepenuhnya sadar atau menyadari, ia melihat sekitar ruangan dari arah sudut kiri dan sudut kanan dan bergumam.
Kemanakah orang semalam ? Baru sadar kalau hari ini sudah pagi.. siapa ya orang semalam ? apa semalam itu cuma mimpi ? gumamnya dalam hati, lalu segera alex beranjak bangun dari tempat tidur, ia mencoba masih mengingat - ingat tentang apa yang terjadi semalam, dan dia yakin itu bukanlah mimpi, dan itu sesuatu yang nyata. namun keanehan itu membuatnya terus berpikir, semalam dia masih bersama seorang Ustad dan kini ternyata sudah sendiri di pagi hari, lalu pikiran alex teralihkan, dan dia harus mencari ibunya. terdengar suara berisik di dapur dan ternyata ibunya sedang memasak, lalu segera Alek tersenyum dan menghampiri sang ibu.