Mana kawan mana lawan

1053 Words

Melani bergegas menemui Dr. Peter di ruangannya, hatinya tak menentu. Dia teringat dengan pisau bedah itu, entah siapa yang perlu di curigai. Perawat itu atau ayah pasien. Melani belum mengenal seluruh tim medis yang ada di rumah sakit ini, kepalanya semakin pening memikirkan apa yang baru saja terjadi. "Aku yakin kau pasti akan datang!" Dr. Peter segera berdiri menyambut Melani yang tengah berdiri di depan pintu ruangannya. "Di dalam negeri maupun di luar negeri aku selalu merasa tidak nyaman, serasa aku dipermainkan oleh nasib!" keluh Melani saat meraih kursi dan duduk di depan meja kerja Dr. Peter. "Ini ujian agar kau semakin kuat ke depannya!" "Aku bukan malaikat!" sahut Melani. "Hehehe...bisa ceritakan padaku bagaimana kau bisa sedekat ini dengan milyarder itu, jangan bilang jik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD