Dinner

1075 Words
Selamat membaca! Malam terlihat begitu terang dengan hamparan bintang yang senantiasa menemani bulan dalam menerangi semesta. Kini tepatnya pukul 7 malam, tibalah dinner yang sudah direncanakan oleh Alex. Ya, pria itu sudah tampak gagah dengan stelan jas yang ia kenakan. Membuatnya sangat handsome dan berwibawa. Tak hanya Alex, Chris yang juga sudah berada di ruang tamu pun tak kalah tampan dari putranya. Mengenakan stelan jas berwarna hitam semakin mempertegas identitas pria itu sebagai seorang mafia. Ditambah wajah yang tegas dengan bulu tipis pada rahangnya juga rambut yang sedikit gondrong, membuat Chris terlihat sangar dan pantas ditakuti oleh beberapa musuh-musuhnya. "Ayo Alex, Daddy sudah siap!" ajak Chris sambil menepuk pundak putranya yang sedang menatap ke arah anak tangga. "Tapi Mommy kenapa lama sekali?" tanya Alex ketika tak menemukan sosok kedua wanita yang sejak tadi ditunggunya. "Kamu memang tidak tahu, kalau Ibumu tadi pergi dengan Sandra, tapi mereka akan menyusul langsung ke restoran jadi sebaiknya kita jalan saja!" Alex menautkan kedua alisnya penuh pertanyaan. Ia merasa tak suka atas kedekatan yang terjalin antara Sandra dan Grace. "Kenapa Mommy jadi dekat sekali dengan wanita itu? Bagaimana jika aku sudah bosan dan meninggalkannya?" gumam Alex yang mulai cemas memikirkan apa yang terjadi nanti saat ia mencampakkan Sandra. Chris kembali menepuk pundak Alex yang seketika membuyarkan lamunannya. "Ayo Lex! Kenapa malah melamun?" titah Chris yang langsung disambut dengan senyuman oleh Alex. Kini kedua pria tampan itu pun mulai melangkah untuk keluar dari rumah. Setelah tiba di pelataran rumah, mereka langsung masuk ke dalam mobil. Alex yang menempati kursi kemudi tanpa membuang waktu langsung melajukan mobilnya untuk meninggalkan pelataran rumah kediaman Decker. Alex sengaja tak menggunakan jasa supir pribadinya karena malam ini ia ingin menggunakan mobil kesayangannya yang ia beri nama white car. Sebuah mobil sport yang benar-benar mewah dan membuat pria itu terlihat semakin memukau malam ini. Hanya butuh setengah jam lamanya, mobil yang Alex kendarai kini telah memasuki pelataran restoran. Keduanya pun keluar dari mobil dan Alex langsung memberikan kunci mobilnya pada petugas valet yang sudah sigap berdiri di depannya. Setelah itu, keduanya mulai memasuki restoran dengan langkah yang santai. Restoran mewah dengan arsitektur yang elegan, ditambah ukiran romawi menambah kesan bahwa hanya orang-orang tertentu yang bisa datang ke restoran tersebut. Kedua pria tampan itu terus melangkah masuk hingga seorang pelayan datang menghampiri mereka. "Silahkan Tuan Alex dan Tuan Chris, meja yang Anda pesan berada di sebelah sana. Mari saya antar!" Pelayan itu pun menuntun langkah Alex dan Chris menuju meja mereka. Setelah berada di mejanya, kedua pria tampan itu langsung duduk di kursi yang telah tersedia. Mereka masih belum melihat kehadiran Grace dan Sandra, membuat Alex semakin gamang dalam menunggu keduanya. "Daddy, Mommy kebiasaan selalu telat. Aku rasa dia mungkin ke salon dulu ya," gerutu Alex sambil mengedarkan pandangannya ke arah lobi menunggu kehadiran sosok ibunya dan juga Sandra. "Kamu tidak perlu meragukannya, itu sudah pasti, Lex." Chris mengangkat sebelah alisnya, ia menyadari kebiasaan istrinya yang memang seperti itu. Alex akhirnya memutuskan untuk memesan makanan terlebih dahulu kepada pelayan. Setelah Alex dan Chris selesai memesan beberapa menu makanan dan minuman, pelayan itu pun berlalu meninggalkan mereka. Beberapa menit kemudian, seorang pelayan datang dengan membawa seluruh pesanan dan langsung menatanya. Selesai menata semua makanan dan minuman itu, mereka masih belum melihat tanda-tanda kedatangan Grace maupun Sandra di restoran tersebut. "Sebenarnya apa yang mereka lakukan sampai selama ini, Dad?" tanya Alex dengan gusar kepada sang ayah yang terlihat santai menanggapi kekesalan putranya. "Daddy tidak tahu Alex, sudahlah santai saja. Lebih baik kita makan saja duluan tidak usah menunggu mereka," jawab Chris sambil mengedikkan bahunya. Alex sama sekali tidak bisa bersikap santai karena memang ia adalah tipe pria yang tidak suka menunggu. Namun, di saat kesabarannya semakin habis, tiba-tiba sosok Grace dan Sandra tampak memasuki restoran. Keduanya terlihat anggun dengan dress yang mereka kenakan. Grace mengenakan dress merah yang elegan dengan simpul pada pinggangnya, membuatnya ia tampak begitu sensual dengan bibir yang dibalut lipstik berwarna merah senada dengan warna dress-nya. Sementara Sandra tampil seksi dengan dress bermotif bunganya, lekuk tubuhnya begitu terlihat, membuat pandangan para pria yang berada di restoran sampai melirik ke arahnya. "Nyonya saya malu memakai pakaian yang terbuka seperti ini," ucap Sandra yang risih dengan apa yang dikenakannya. "Kamu itu cantik dan tubuh kamu juga seksi jadi kamu harus terbiasa dengan pakaian seperti ini karena saya tahu Alex, dia sangat menyukai wanita yang berani tampil terbuka." Sandra coba memahami maksud dari perkataan yang telah Grace katakan padanya. Ia akhirnya memaksakan dirinya untuk merasa nyaman dengan dress seksi yang dikenakannya. Sebuah dress yang memang merupakan pilihan dari Grace. "Bukan hanya dress yang seksi ini, tapi higheels yang aku pakai juga begitu tinggi jadi aku harus melangkah dengan hati-hati bila tidak ingin terjatuh karena jika jatuh, maka aku bisa malu di depan orang banyak," gumam Sandra sambil menghela napasnya dalam-dalam. Alex yang terus memandangi Sandra dari tempatnya, tak menyangka bila penampilan wanita yang hanya berprofesi sebagai montir itu, malam ini terlihat sangat cantik dan seksi. Penampilan yang membuat darahnya berdesir saat menatap Sandra dengan lekuk tubuh yang jelas terlihat karena dress yang dikenakannya. Kedua wanita cantik itu sungguh membuat semua mata pengunjung di restoran berdecak kagum melihat penampilan mereka. Hal ini membuat Alex sangat jengah, terlebih ketika ada sosok pria yang menghadang langkah Sandra ketika ingin menuju ke arahnya. "Hai Sandra, kamu terlihat cantik sekali," puji seorang pria berwajah tampan sambil merapikan jasnya saat melihat penampilan Sandra malam ini yang begitu menawan di matanya. "Terima kasih, Tuan Mark." Sandra menjawabnya dengan canggung. Ia sangat terkejut karena harus bertemu dengan Mark Well. Seorang pria kaya yang merupakan langganan di bengkelnya. Maklum saja bengkel tempat Sandra bekerja, merupakan bengkel yang melayani perbaikan mobil-mobil mewah seperti lamborghini, ferrari, BMW, camry, dan sebagainya. Melihat percakapan keduanya, Grace memutuskan untuk melanjutkan langkahnya menuju meja yang sudah di tempati oleh Chris dan Alex. Sementara itu Alex terus menatap ke arah Sandra dengan tatapan yang sinis. "Kurang ajar berani sekali pria itu, apa dia tidak tahu jika wanita itu adalah calon istriku?" gumam Alex yang saat ini mulai tersulut amarahnya. Tiba-tiba Alex menyadari atas apa yang baru saja ia katakan di dalam hatinya. "Aneh, untuk apa aku marah? Aku itu menikahinya kan hanya untuk menghindari perjodohan dengan Selin. Lagipula wanita itu hanyalah bonekaku jadi untuk apa aku sampai marah melihat Sandra dekat dengan pria lain," batin Alex terus merutuki keanehan sikapnya yang seolah dibakar api cemburu. Alex pun mendengus kasar sambil mengambil segelas wine yang tersedia di atas meja dan langsung menenggaknya sampai habis. Bersambung ✍️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD