*** “Sayang…?” Maureen memanggil suaminya setelah menghentikan langkah di ruang TV. Ia baru saja dari dapur untuk membuat jus buah untuk Leon. “Leon?” Maureen mengerutkan kening, mengedarkan pandangan namun tidak menemukan sosok suaminya di sana. Dengan acuh, Maureen mengedikkan bahu dan meletakkan gelas jus yang dibawanya ke atas meja. “Kemana dia?” gumamnya pelan. Ia kembali mengedarkan pandangan, berharap bisa menemukan suaminya. Setelah beberapa saat mencari, Maureen menghela napas dan memutuskan untuk duduk di sofa, menunggu suaminya di sana. Sementara itu, di sisi lain, Leon diam-diam berada di lantai dua, menuju kamar putrinya, Sein, dan Stefan. Leon merasa ada yang aneh saat melihat kehadiran putranya di Mansion tadi pagi. Sudah lama sekali Stefan jarang menginap di rumah ini