Air shower sudah kumatikan ketika tangan Koh Anton berada di selangkannganku, mempermainkan klittorisku, aku mendesah nikmat. Kuangkat kakiku ke bibir bathtub memberi jalan lebih bebas ke tangan Koh Anton, sambil tangannya menjelajah di dadda dan selangkannganku, bibirnya ikutan menjelajahi leher dan telingaku yang belum kena sabun, tak mau kalah akupun membalas dengan remasan dan kocokan di kejantanannya yang perlahan mulai menegang. Busa sabun sungguh menambah e****s sentuhan tubuh kami. Koh Anton memutar tubuhku, kami berhadapan lalu berpelukan, peganganku pada kejantanannya tak kulepaskan, dia mencium bibirku dan kubalas dengan gairrah. Kembali kakiku kunaikkan ke bibir bathtub, kuusapkan pennisnya pada tubuhku, sebelum dia melakukannya lebih jauh ternyata Santy sudah menghampiri kami.