"Jangan jadi pria tidak bermoral yang menyakiti namun tak mau melepaskanku!" ***** Mata gadis itu terbuka dengan sangat berat. Ia tak tau seperti apa rupa wajahnya saat ini, yang ia tau hanya menangis dan menangis. Ia sudah lelah. Sudah lima hari ia mengurung diri di dalam rumahnya. Seluruh ketukan pintu dihiraukannya. Saat ini ia tengah berbaring terlentang di atas ranjangnya. Ia tersenyum hampa. Seorang Arsenia yang tidak pernah berurusan dengan cinta hancur seketika saat mengenal seorang pria yang telah mengubah hidupnya. Kalimat yang dilontarkan Edwin masih dapat diingatnya dengan sangat jelas. Ia teringat, semuanya terasa sangat cepat. Rasanya baru kemarin ia mulai merasakan kebahagiaan dengan mencintai seorang pria yang ia kira dikirim oleh Tuhan untuk mewarnai hari-harinya ya