Bunda hanya mondar-mandir sedari siang tadi. Entah lah, feeling-nya semakin tak enak saja. Apalagi tiap mendengar suara serak anak sulungnya melalui sambungan telepon. Tampak jelas berbeda dari biasanya. Seperti menyimpan sesuatu. Apa terjadi suatu masalah kah? tanyanya. Ia mendesah. Semakin gelisah saja. Bukan kah harusnya bahagia? Karena sebentar lagi anaknya akan menikah. Bahkan besok pun mereka akan berangkat Bangka, ke kampung halamannya juga kampung halaman calon menantunya itu, Fara. Tapi hingga kini, Farrel sama sekali tak kunjung pulang. Bunda menggigit bibirnya. Jantungnya berdebar tak karuan. Ia menghela nafas. Percuma ia mondar-mandir sedari tadi. Tak akan menyelesaikan masalah. "Kak!" panggil Icha. Perempuan itu tahu kalau Fadlan baru saja pulang dari rumah sakit magrib tad