Pengajuan taaruf

1121 Words
Sepertiga malam terakhir menjadi waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT. Tapi, justru waktu inilah yang banyak dilewatkan oleh sebagian besar kaum muslim. Miandhita permata biasa dipanggil Mia, kini telah bersiap untuk menunaikan panggilan sepertiga malamnya. Dirinya kini sudah siap untuk berserah diri kepada Sang Pemilik alam semesta ini, Allah SWT. Satu minggu yang lalu Mia mengajukan diri untuk mengikuti ta'aruf lewat proposal yang diberikan kepada Ibu Hafinah, istri dari Pak Kyai --Narudin, pemilik yayasan pesantren tempat ia menimba ilmu agama. Pengajuan ta'aruf itu diterima baik oleh keduanya. Istiqoroh salah satu kegiatan rutin yang tak pernah Mia tinggalkan sebulan sebelum dirinya mengajukan ta'aruf tersebut. Di setiap akhir sujud nya Mia selalu mengucapkan 'Robbi Hablii Milladunka Zaujan Thoyyiban Wayakuuna Shoohiban Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Aakhiroh'. Yang berarti : “Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisimu, suami yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, dunia dan akhirat.” Mia sendiri selalu mengutamakan kepentingan akhiratnya, ia tidak begitu meminta laki-laki yang kaya dan mapan, serta berkulit putih untuk dapat disandingkan dengannya nanti. Baginya semua itu hanyalah bonus yang diberikan oleh sang penciptanya. Percuma jika hal itu dimiliki tapi pada hakikatnya sosok itu jauh dari Agama. Yang Mia harapkan ialah laki-laki yang dapat membimbing dan mengayomi nya hingga menuju jannah —Nya. Selain harapan-harapan untuk masa yang akan datang, Mia sendiri pun juga selalu tertampar dengan bayangan dirinya yang dulu sangat jauh dari kata Agama. Mia sering meminta maaf kepada Sang pencipta, agar kelak dosa dimasa lalunya dapat dimaafkan oleh Tuhannya, Allah SWT. Bukankah setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yang paling baik dari yang berbuat salah adalah yang benar-benar mau bertaubat. Flashback on Cewek humble dengan keelokan parasnya selalu digemari oleh kalangan cowok-cowok di sekolahnya. Pemilik nama dari si paras cantik itu ialah Miandhita Permana. Cewek yang tiba-tiba berubah mengenakan hijab hanya untuk keperluan tertentu. Dan kisah itu pun dimulai — saat Mia mengenakan hijab hanya untuk memikat cowok yang disukainya, tapi semua itu tidak berjalan mulus. Dikarenakan pada hakikatnya cowok tersebut adalah ketua rohis di sekolahnya yang tak mudah berteman dengan lawan jenis atau bahkan sampai berpacaran. Sekolah Mia pada saat itu tidak mewajibkan mengenakan hijab, jadi selama kelas 1 dan 2 Mia sendiri tidak mengenakannya, satu bulan setelah menjabat menjadi Kakak kelas tertua di sekolahnya, ia memberanikan diri untuk menggunakan hijab. Mia menggunakan hijab hanya ketika sekolah atau jalan bersama dengan teman-temannya saja. Mia sendiri adalah ketua dari tim cheerleaders di sekolahnya. Sosok itu rela keluar dari tim-nya agar dapat masuk rohis dan bisa dekat dengan cowok pujaannya. Cowok itu adalah adik kelasnya dari satu tingkat dibawahnya. Mia mulai menyukai ketika cowok tersebut dengan sangat merdu dan indahnya mengumandangkan ayat-ayat suci dalam Alquran ketika terlaksananya upacara. Perjuangan demi perjuangan sudah Mia lakukan, bahkan dengan sangat antusias pedenya serta dengan lantangnya, Mia memberanikan diri untuk mengumumkan perasaannya kepada warga sekolah saat jam istirahat berlangsung tepat di lapangan sekolahnya, melalui megafon atau biasa disebut dengan pengeras suara yang sengaja ia pinjam dari ruang OSIS. Mia mengungkapkan isi hatinya yang sedang menggebu kepada cowok tersebut. Sayang, cintanya ditolak tegas oleh cowok tersebut. Sesaat setelah penolakan itu, Mia benar-benar melepaskan hijabnya tepat dihadapan umum, serta membanting kan hijab tersebut. Untuk pertama kalinya Mia ditolak oleh seorang cowok dan itu membuatnya muak, dan berpikir bahwa perubahannya percuma dan baginya pengorbanan itu hanya sia-sia. Sebab cowok yang disukainya itu menolak tegas Mia, karena dia sendiri mempunyai prinsip bahwa 'dia tidak akan berpacaran dengan siapapun, pacaran hanya akan membuatnya terjun kedalam hal perzinaan' itu yang sekiranya terucapkan olehnya. Mia lari dari arah lapangan tersebut dengan tangisan yang semakin pecah, bulir air mengalir deras dari pelupuk indah matanya. Rambutnya yang di kuncir seperti kuda terus bergoyang sepanjang dirinya berlari. Selang beberapa bulan setelah kejadian tersebut, terdengar kabar bahwa cowok tersebut telah menikah dengan masih berstatus sebagai murid SMA di salah satu sekolah swasta yang berada di Bandung. Berdasarkan rumor yang beredar, dikarenakan pihak dari cewek diduga hamil terlebih dahulu sebelum nikah. Mendengar rumor seperti tersebut, Mia benar-benar syok dan tidak percaya, jika orang yang terlihat sebaik itu ternyata bisa lebih buruk darinya. Mulai dari situ, Mia benar-benar melepas seutuh hijabnya dan tak pernah mengenakannya lagi. Karena menurutnya, 'Percuma jika dia terlihat baik diluar sebab pakaian yang dia kenakan tapi hati dan perilakunya tidak jauh berbeda dari sekumpulan orang-orang yang b***t diluar sana . Setelah lulus sekolah SMA, Mia memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Jogja mengambil manajemen bisnis. Di sana ia bertemu dengan banyak teman baru. Selama kuliah di sana, Mia juga sering bergonta-ganti pasangan hanya untuk hiburan semata. Di kampusnya dirinya sangat terkenal dengan julukan play girl. Ia juga sering keluar-masuk klub malam. Singkat cerita setelah lulus kuliah Mia bekerja di salah satu bank swasta yang berada di Jakarta. Kehidupan jahiliah pun masih tetap berlangsung bahkan lebih parah dari sebelumnya. Di setiap hari weekend Mia akan bermalam bersama dengan pasangannya. Namun kehidupan jahiliahnya itu berubah saat kenal dengan Winda, tetangga kompleknya. Mia tidak lagi melakukan hal-hal b***t yang kelam itu, Mia telah berhijrah kembali. Mulai dari mengubah cara pakaiannya dari ketat menjadi longgar, perlahan ia menggunakan hijab simpelnya yang hanya menutupi sampai bagian d**a. Ia juga rela mengikhlaskan pekerjaannya demi hijrah yang baru dilakukannya kembali. Perlahan tapi pasti, Mia belajar membaca Alquran dari awam nol lagi, atau biasa disebut dengan iqro. Lambat hari, Mia terketuk hatinya memperpanjang hijabnya sampai bagian pinggang. Step demi step Mia jalankan atas bimbingan Winda. Hingga sosok cewek itu benar-benar menutup dirinya secara sempurna dengan pakaian yang serba longgar dan gelap, serta mengenakan kain untuk menutupi sebagian wajahnya. Winda yang menyaksikan semua perjalanan Mia, ikut menitikkan air mata kebahagiaan. Winda tak pernah luput untuk bersyukur atas hidayah yang dijemput oleh Mia, tetangga sekaligus temannya yang kini telah menjadi sahabatnya. Flashback off Semua perbuatan tergantung niatnya, dan semuanya pun ada balasannya masing-masing. Barang siapa yang niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Lantas barang siapa yang niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang laki-laki yang diinginkannya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang di niatkan nya. Tapi jika tidak sesuai dengan ekspetasi maka jangan pernah menyalahkan takdir karena diawal pun sudah salah akan perihal niat. Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang salah. Tapi, tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang saleh. Permisalan yang seperti ini, teman yang baik dan teman yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau minimal bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak beli, tetap akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya lah yang akan mengenai pakaian dan kalaupun tidak, kita tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD