Kunci tabah

282 Words
Jarum jam berputar sesuai dengan yang semestinya. Kedua pasangan suami-istri baru itu masih setia di depan ruang tunggu. Malam pertama yang seharusnya sedang menikmati waktu bahagianya bersama dengan pasangan kini malah berganti mereka lewati hal tersebut dengan berada di rumah sakit. Air mata Mia kini sudah mengering, Pandangannya kosong menatap lurus ke arah tembok di depannya. Hati, jiwa, dan pikirannya juga ikut kosong. Mia sebenarnya sosok yang lemah, hatinya mudah rentan sekali tersentuh. Apa lagi mengingat dimana saat ini orang yang disayanginyalah yaitu orang tuanya sendiri kini sudah pergi menghadap sang ilahi, Mia masih cukup beruntung tidak menjadi sebatang kara di saat anak tunggal ditinggal oleh orang tuanya maka hidupnya akan sebatang kara tapi tidak dengan Mia. Sebab dirinya telah mempunyai keluarga baru dari pihak suaminya. Dari awal keluarga Fero sudah menerima apapun yang ada di diri Mia dengan apa adanya. Dari posisi Mia yang dulu sempat renggang hubungan dengan orang tuanya karena alasan Mia yang memilih bertahan dengan proses dirinya yang tengah menjemput hidayah. #kringggggg Suara alarm membuyarkan lamunan Mia, jam 3 dini hari dimana waktu yang paling mustajab untuk ber-mustajab dikabulkannya sebuah doa dan harapan. Dan kini Mia akan bersiap mencari mushola untuk melakukan acara sakral ya tersebut yang tak lain ialah sholat tahajud yang dilanjutkan dengan hajatnya. Sebuah kalimat dalam sebuah Novel bergenre islami yang pernah Mia baca. Dimana berisi sebuah kalimat 'Indahnya sujud ketika kita bersujud namun menggema di atas langit'. Dan hal tersebut sudah rutin Mia lakukan dari awal-awal ia hijrah dengan bimbingan dari sahabatnya yang kini juga sudah tiada. Mia melihat kearah samping, di sana Fero sang suami terlihat tengah tertidur pulas dengan badan yang disandarkan pada kursi panjang yang tengah ditempati berdua bersama dengan Mia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD