Chapter 7

1270 Words

Sesampai di rumah, gue dengan seenaknya menyeret Fabian ke kamar tamu lantai satu, mengabaikan berbagai cacian darinya. "Nih kamar lo mulai hari ini, kamar gue di lantai dua, sebelah kanan paling ujung. Kalo ada perlu datang ajah," ucap gue, basa-basi dikit. Fabian menghela napas lelah, berhenti melawan. "Maksud lo apaan, bawa-bawa gue ke rumah lo seenaknya gini? Memangnya orang tua lo izinin gue tinggal di sini?" Ia lalu bertanya, mencari jawaban atas sikap seenaknya gue ke dia. "Gak perlu khawatir. Nyokap, bokap, sama abang gue gak pernah pulang ke rumah kalo gak ada perlu sama gue. Mereka masing-masing punya apartemen dekat kantor mereka. Jadi ya, gue kayak hidup sendirian gitu." Gue baik hati menjelaskan situasi, berharap Fabian jadi tenang. So, doi bisa rileks di sini tanpa memiki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD