Terhitung dua minggu berlalu sejak terakhir kali Dhafin melihat Kela. Lelaki itu memang terlihat uring-uringan meskipun tak pernah ia tampakan secara langsung. Dhafin jadi mudah kesal dan mudah marah pada siapa saja yang mengusiknya. "Awas Talita, pindah dari situ. Singa mau duduk!" Talita yang mendengar papanya berbicara seperti itu hanya bisa mengerjapkan matanya dengan bingung. Talita melihat kearah kakak tertuanya yang baru saja bergabung bersama mereka di ruang keluarga. "Kenapa? Masih kesal?" pertanyaan Bastian bukannya menenangkan Dhafin tapi justru menambah kadar kekesalannya. Bastian menggelengkan kepalanya lalu dia menatap istrinya. "Ma, yakin anak kita ini laki-laki?" Bastian mendapatkan cubitan dari istrinya setelah menanyakan itu. "Sakit Ma. Maksud papa tu baik, kalau mema