Devya menggeleng pelan. “Ayah memang menyerahkan diri. Tapi, aku tahu, Ayah bukan pelaku sebenarnya. Orang yang telah membunuh Kak Eros bukan Ayah, kan? Jawab jujur, Ayah. Aku mohon.” Devya menggenggam tangan Tony agar lelaki itu mau menceritakan yang sebenarnya padanya. Mata itu menatap memohon kepada sang ayah agar mau berbicara jujur padanya. “Waktunya sudah mau habis, Ayah. Aku mohon, sekali lagi.” Devya berucap lirih. “Ya. Memang bukan Ayah yang telah membunuh Eros. Melainkan Zion.” “Apa?” Mata Devya membola sempurna mendengar pengakuan dari Tony. Dengan tangan menutup mulutnya menatap sang ayah. “Zi—Zion?” ucap Devya meyakinkan kembali. “Iya. Zion lah yang telah menembak kepala Eros. Mereka tengah cekcok memperebutkan jabatan karena Zion ingin menduduki jabatan yang dipegang ol