Kemarahan Yang Hebat

1007 Words

Ziva melenggang menuju dapur. Aisa sudah tidur sejak tadi, asisten rumah tangga lainnya juga sudah tidur. Sepertinya cuma Ziva seorang yang masih berjaga sampai jam sepuluh malam itu. Ia tadi sedang menunggu Ammar pulang, sehingga tidak mau tidur lebih awal seperti biasanya. Setelah bertemu Ammar, kini ia lega, kerinduannya terbayar sudah. Ia menuangkan air mineral ke gelas dan meneguknya dengan senyum. Yah, jadi kayak orang sinting. Sebentar-bentar tersenyum terus. Untungnya ada air mineral yang bisa membasahi giginya supaya tidak mengering. “Aakh…!” Ziva memekik kaget saat ada yang menyentuh lengannya dari belakang. “Tuan Muda?” Ternyata Ammar muncul kembali, kirain jin. Main towel-towel saja. “Kaget?” Ammar mendekati Ziva dengan seulas senyum tipis. “Ini jantung saya sampai mau cop

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD