Pagi hari aku tidak melihat Ezra di pabrik, menurut Reni kemarin Ezra ijin datang terlambat karena pergi dengan marketing untuk menjelaskan produk yang katanya ada beberapa tambahan serta kerusakan beberapa sisi, bukannya itu tugas quality control tapi mengapa Ezra yang ikut tapi aku menyingkirkan pikiran tersebut karena aku sendiri tidak tahu bagaimmana kerja di sini.
Hari ini ruangan HRD penuh dengan karyawan keluar masuk, aku melihat atasan Ezra Yudi diskusi dengan Adin, Henindar dan Wisnu. Sedangkan Reni meminta bantuanku menginput hasil rekrutmen beberapa hari yang lalu, karena akan disertakan pada meeting besok yang secara otomatis aku membantu Reni karena aku sendiri belum paham dengan tugas yang harus aku lakukan.
"Masih meeting mereka?" tanya Ezra yang tiba-tiba masuk ke ruangan dan meletakkan makanan di mejaku membuat aku menatap bingung tapi Ezra seolah tidak terjadi sesuatu.
"Ya dari tadi belum kelar" jawab Reni "apaan tu?" menunjuk bungkusan yang ada di mejaku.
"Camilan tadi lewat di jalan kok rame jadinya beli" jawab Ezra yang duduk di depanku "dimakan jangan dilihatin aja" membuat aku menatap Ezra bagaimana bisa dia memperhatikan diriku.
"Pak Ezra gak ikutan?" tanyaku mengalihkan perhatian agar tidak fokus padaku.
"Gak nanti dari Pak Yudi aja lagian otakku panas customernya Bu Erika itu dijelasin gak paham mulu" ucap Ezra sambil emosi kami berdua hanya bisa mendengarkan curhatan Ezra, melihat Ezra membuat aku tersenyum.
"Drey, paham kan tinggal input aja?" tanya Reni membuat aku menatapnya dengan segera mengangguk "aku tinggal dulu mau kasih jadwal training ke maintenance, thanks camilannya" menatap Ezra sebelum keluar ruangan “lain kali taruh di meja biasa jangan di meja Audrey aja”
Reni meninggalkan kami berdua di ruangan seketika aku tidak menghiraukan keberadaan Ezra memilih fokus dengan tugas yang Reni berikan sebelum keluar, beberapa kali aku menatap Ezra seperti orang bingung. Ezra seperti ragu-ragu untuk masuk ke dalam yang berakhir dengan menatapku dan membuatku jadi salah tingkah karena tatapan Ezra.
"Audrey" panggil Wisnu yang keluar dari ruangan dan memecah keheningan kami "ngapain kesini? ikutan meeting?" tanya Wisnu menatap Ezra namun hanya diam tidak menanggapi "bro, ditanya malah diam" teriak Wisnu dengan kesal.
"Ngadem sambil nunggu Pak Yudi" jawab Ezra mengeluarkan ponselnya.
"Masuk aja sana lagi seru banget sampai Bu Henindar ikut dan gue diusir" ucap Mas Wisnu "oh ya Audrey ikut ke produksi aku kenalin mesin-mesin biar paham kalau terjadi sesuatu sama anak-anak"
“Tapi aku masih ngerjain tugas Mbak Reni, mas” ucapku menatap Wisnu.
“Tinggal aja bentar doang kok lagian nanti Reni ngerti dan jangan lupa di simpan” perintah Wisnu yang langsung aku angguki.
“Permisi, mas” pamitku pada Ezra yang hanya mengangguk.
Aku mengikuti Wisnu ke produksi, langkah kami diikuti Ezra dengan alibi melihat kinerja anak-anak dan keadaan ruangan produksi. Aku heran padahal tadi Ezra mengangguk ketika aku pamit dan sekarang ikut kami, lalu untuk apa dirinya tadi mengangguk seakan dirinya akan berada di ruangan dan aku keluar buatku adalah Ezra aneh.
Pada saat aku dan Wisnu keliling tiba-tiba Catur mendatangi kami berdua dan meminta Wisnu ke ruangan maintenance karena ada yang perlu dibicarakan mengenai maintenance. Aku diminta Wisnu balik ke ruangan karena pembicaraan akan memakan waktu lama menurut versi Wisnu.
"Mana Wisnu?" tanya Ezra ketika kami berpapasan di ruangan produksi.
"Dipanggil Catur bahas mengenai maintenance" jawabku singkat lalu mengangguk untuk berpamitan.
Aku melangkah ke ruangan namun meeting belum selesai, sekali lagi Ezra mengikutiku dari belakang dan langsung duduk di depan mejaku dan aku hanya bisa menghembuskan nafas melihat sikap Ezra tapi mencoba tidak mempedulikan dengan kembali fokus pada pekerjaan yang tadi aku tinggal karena Wisnu.
"Lama banget mereka" ucap Ezra bosan memecahkan keheningan.
"Ada perlu, mas?" tanyaku yang dijawab dengan menggelengkan dan aku kembali fokus tidak peduli kehadirannya.
Menjelang istirahat mereka bertiga keluar dari ruangan dan terkejut melihat Ezra menunggu di ruangan yang langsung memberikan senyuman seolah tidak terjadi apa-apa dan memang dirinya berniat menunggu karena ada perlu.
"Gimana tadi Bu Erika?" tanya Yudi ketika sudah di depan Ezra.
"Beres walaupun susah paham" jawab Ezra tersenyum kecut "lama banget bahas apaan?" menatap mereka bertiga.
"Rekrutmen, training, mesin dan gedung banyak lah" jawab Yudi
"Makanya ikut masuk bukan duduk-duduk di sini" sindir Henindar namun Ezra tampak tidak peduli.
Yudi mengajak Ezra balik ke ruangan karena banyak yang perlu dibicarakan, sedangkan kami memesan makanan melalui OB karena masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan aku hanya bisa mengikuti mereka semua.
Setelah istirahat Henindar keluar mengurus perijinan menggantikan Wisnu yang harus handle lapangan dan langsung pulang jika tidak memungkinkan, sedangkan Adin di ruangan mereview PA yang sudah disimpulkan Reni dan Henindar.
Reni memberikan ordner yang isinya permintaan karyawan masing-masing departemen dan memintaku mempelajari. Setelah aku paham diberikan berkas pelamar yang melamar dan sudah dipilah sama Reni, aku diminta menghubungi untuk interview lusa agar nanti bisa langsung interview ulang atau melakukan psikotest.
"Pulang dijemput?" tanya Reni sambil jalan ke parkiran yang aku jawab dengan menggeleng.
Pekerjaan yang banyak membuat kami tidak ingat waktu dan tidak sadar jika sudah waktunya pulang, Wisnu sudah meluncur terlebih dahulu karena harus mengurus mesin yang mengalami kerusakan bersama Rio, Adin setelah mengoreksi langsung meeting dengan GM sampai kami pulang.
"Ayo pulang bareng" ajak Ezra kepadaku dan sempat aku tolak namun Ezra tetap ngotot yang membuatku menyetujui "mampir ke suatu tempat bisa? bantuin cari kado"
"Mau kemana?" tanyaku bingung karena kita baru berkenalan kemarin.
"Beli kado buat adik" jawab Ezra dan aku mengangguk pasrah.
Sampai di mall Ezra langsung menuju gramedia, aku hanya mengikuti Ezra karena tidak tahu apa yang akan dibeli dan aku sendiri tidak mengenal adiknya Ezra. Dari kejauhan aku melihat Keanu bersama salah satu sahabatku Nina dengan posisi Keanu memeluk Nina dari belakang, pandanganku mengikuti mereka sampai aku tidak sadar Ezra ada di sebelahku mengikuti pandanganku.
"Bukannya itu pacarmu?" tanya Ezra dan aku hanya diam "mau memberi kejutan ke mereka?" bisik Ezra
Ezra menggandeng tanganku dan mengikuti mereka, aku langsung tersadar dengan perbuatan Ezra dan seakan paham Ezra semakin erat menggenggam tanganku
"Audrey" sapa Nina kaget seketika melepaskan pelukan Keanu yang berada di belakangnya
Keanu menatap genggaman tangan Ezra di tanganku dengan tajam namun aku tidak mempedulikan tatapan tersebut, aku menarik Ezra untuk segera membayar apa yang dibeli tanpa menghiraukan mereka.
"Sayang" panggil Keanu menarik tanganku yang satunya "aku bisa jelasin"
Aku menatap Nina dan Keanu bergantian lalu melepaskan tangan Keanu "gak ada yang perlu dijelasin langgeng buat kalian" aku tersenyum menatap mereka lalu menarik Ezra jauh dari mereka.