28. Tamu Malam Hari

1471 Words

Aku tidak membahas apa pun pada Kak Rika perihal dia yang mendadak mabuk. Aku yakin, Kak Rika pasti tahu aku menukar minumannya, hanya saja dia tidak berani bertanya. Sampai detik ini, aku masih tidak tahu apa motif Kak Rika sampai dia berani dan senekat itu. Andai Mas Dilan tidak melarangku untuk mengungkitnya, sudah pasti kucecar Kak Rika habis-habisan. Aku diam karena ikut saran Mas Dilan. Dia benar-benar melarangku bertanya, agar urusannya tidak semakin panjang. Yang terpenting, aku baik-baik saja bersamanya. “Jadi ikut kan, De?” Mas Dilan membuka pintu kamarku pelan. Kepalanya menyembul, lalu kembali keluar setelah melihatku hampir siap. “Tunggu dikit lagi, Mas.” “Iya.” Setelah membubuhkan liptint berwarna merah muda, aku berputar sejenak di depan kaca, lalu bergegas kelua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD