Mendengar kabar jika Syifa telah hamil dan mengandung anaknya.
Membuat hati Erick semakin bahagia. Kehidupannya yang selalu membosankan dan hanya dikelilingi oleh dunia hitam. Karena selain sebagai pengusaha kaya, ternyata Erick adalah bos dunia bawah di luar negeri.
Namun, identitas itu sengaja dia sembunyikan agar Syifa tidak takut kepadanya.
Hari-hari gelap pun mulai menghilang dari kehidupan Erick. Semenjak dirinya menikahi Syifa dan kini dia karuniai seorang anak yang kini sudah tinggal di rahim istrinya itu.
Erick yang dingin dan juga arogan, perlahan berubah menjadi pria lembut dan penuh kasih sayang.
Dia selalu pulang kerja lebih cepat dan segera pulang ke rumahnya, hanya ingin bisa bertemu dengan istrinya dan juga calon anaknya itu.
Syifa juga semakin mencintai Erick yang selalu memperlakukannya dengan cara yang sangat baik setelah dia diketahui telah mengandung anaknya.
Karena sebelumnya. Erick selalu bersikap dingin dan hanya akan bersikap liar ketika sedang bercinta dengannya.
Kini, Syifa merasakan kehangatan dan kasih sayang dari Erick yang mulai memanjakannya ketika dia sudah diketahui sudah hamil dan hari-hari bahagia pun terus menyelimuti hubungan keduanya.
Namun, semua itu tidak bertahan lama.
Karena kejadian buruk pun terjadi.
Erick mendapatkan masalah dengan perusahaan dan juga usahanya di dunia bawah. Sehingga mengharuskannya untuk pergi meninggalkan Syifa sendirian di rumah.
Ketika Erick sudah pergi.
Malam yang merupakan mimpi buruk untuk Syifa pun datang.
Saat itu.
Pengawasan melemah di kediaman rumah Erick, sehingga memudahkannya si penculik untuk membawa Syifa pergi dari rumah Erick.
Malam itu, Syifa yang sudah hamil memasuki bulan kelima dan perutnya sudah mulai terlihat membesar sedang tertidur diatas tempat tidur. Karena Erick sedang tidak ada. Jadi Syifa pun tidur sendirian.
Saat Syifa tertidur dengan pulas, tiba-tiba. Seseorang pun datang dan menutup mulutnya dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius didalamnya.
Saat Syifa ingin berteriak, dia pun tidak bisa mengeluarkan suaranya karena dia langsung pingsan saat itu juga.
Setelah dia pingsan. Syifa pun dibawa olehwh orang itu ke sebuah rumah yang juga sangat besar, namun terlihat sangat menyeramkan.
Setelah sampai di rumah itu. Syifa pun ditaruh didalam kamar yang hanya memilik pencahayaan yang redup dan datanglah seorang pria tampan tapi memiliki tato tangan kirinya.
Dia pun tersenyum dan menatap wajah cantik Syifa yang masih memejamkan matanya.
"Syifa! Kamu sangat cantik sekali. Sepuluh tahun kita tidak bertemu dan kamu, kamu terlihat semakin cantik saja," ucap pria itu dan dia pun duduk disebelah Syifa dan menyentuh setiap inci dari kulit Syifa dan saat melihat perut Syifa yang sudah terlihat membesar. Pria itu pun langsung mengepalkan tangannya.
" Bayi ini, pasti ini adalah bayi si b******k itu! Sialan! Dia sudah mengambil hak yang seharusnya menjadi milikku dan kini, dia mengambil wanita yang aku cintai juga! Erick, aku tidak akan membiarkan kamu memiliki kebahagiaan sedikit pun dan Syifa. Dia harus menjadi milikku dan anak kamu ini, hahahaha … aku akan membunuhnya sebelum dia melihat indahnya dunia ini, " ucap pria itu dan dia pun tertawa dengan sangat kerasnya. Dia pun menyentuh perut Syifa dan mengusapnya dengan lembut.
"Harusnya bayi ini adalah anak kita dan bukan anak si b******k itu!" Ucap pria itu dan ternyata, dia adalah saudara tiri Erick dari wanita lain yang dicampakkan oleh ayahnya Erick.
Dia adalah Ferdinand dan sepuluh tahun yang lalu. Dia tinggal bersama neneknya di desa tempat Syifa berada. Saat itu, dia baru berumur tujuh belas tahun dan Syifa berumur sepuluh tahun.
Dia sering melihat gadis kecil yang cantik dan selalu bekerja keras. Dia pun sering menatapnya dari jauh dan mulai.menyukainya. Syifa juga pernah menolongnya saat dirinya diserang oleh teman sekolahnya dan menyembuhkan lukanya saat itu.
Tapi, ketika Ferdinand ingin mengatakan jika dia menyukai Syifa. Dia dijemput oleh ibunya untuk mempertemukan dirinya dengan ayah kandungnya. Dengan berat hati, Ferdinand pun pergi meninggalkan Syifa dan berharap jika setelah dewasa nanti, dia bisa kembali dan bisa menjadikan Syifa sebagai miliknya.
Namun, semuanya sudah terlambat. Syifa menikah dengan kakak tirinya ketika dia baru saja kembali dari Australia dan dia tidak ingin jika Syifa dan seluruh harta kekayaan milik keluarga ayahnya telah jatuh ke tangan Erick.
Jadi, dia melakukan hal ini. Hanya untuk membuat Erick menderita dan juga, mendapatkan Syifa untuk menjadi miliknya.
Mengingat itu semua, Ferdinand mengepalkan tangannya dengan kuat dan dia, ingin secepatnya mengeluarkan bayi yang ada didalam rahim Syifa.
Hawa membunuh terasa amat kuat dan itu telah membangunkan Syifa.
Syifa mulai membuka matanya secara perlahan dan saat dia membuka seluruh matanya, Syifa merasa sangat terkejut saat melihat ada pria asing yang sedang menyentuh pipinya.
"Ka ... Kamu! Kamu siapa? Ini … ini ada dimana?" Teriak Syifa dan dia pun melihat kearah sekelilingnya. Dia melihat, jika dirinya tidak sedang berada di kamarnya sendiri.
Ferdinand pun tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Syifa.
"Syifa, apakah kamu tidak mengingat aku lagi?" Tanya Ferdinand dengan suara sedih dan dia semakin mendekati wajah Syifa dan dia mau mencium pipi Syifa.
Namun, Syifa langsung menghindarinya dan dia pun langsung menjauhi Ferdinand. Karena Syifa semakin merasa ketakutan.
"Kamu siapa? Ke … kenapa kamu membawa aku kesini? Aku … aku, aku sungguh tidak mengenal kamu," ucap Syifa yang terus mundur dan hendak menjauhi Ferdinand.
Namun, Ferdinand menangkap pinggang Syifa dan langsung memeluknya.
"Syifa, aku ini Ferdi. Apakah kamu mengingat aku. Aku orang yang kamu tolong saat kita masih kecil," ucap Ferdinand dengan nada lirih dan dia pun semakin mengeratkan pelukannya.
Syifa pun merasa sangat terkejut. Karena dia baru mengingat semuanya.
"Ferdi, jadi ini kamu. Kamu … Kamu, kamu kenapa menculik aku seperti ini? Padahal kamu bisa datang ke rumahnya Mas Erick dan kita bisa bicara dengan baik-baik," ucap Syifa dan dia pun membalas pelukan Ferdinand.
Mendengar nama Erick. Ferdinand pun merasa sangat marah dan dia pun langsung melepaskan pelukannya dan kini, dia menatap kearah perut Syifa.
"Kenapa harus menyebutkan nama so b******k itu! Syifa, aku mencintai kamu dan hingga saat ini, aku masih sangat mencintai kamu. Ayolah, Syifa. Bercerai dengan dia dan menikahlah denganku!" Ucap Ferdinand, dia mengatakan hal itu dengan mudahnya.
Tapi, Syifa tidak bisa melakukan hal itu. Karena dia sudah mencintai Erick dan juga janin yang ada didalam rahimnya saat ini, adalah hasil cintanya untuk Erick.
Walaupun Erick masih belum bisa ditebak isi hatinya. Apakah dia mencintainya atau tidak. Bagi Syifa, dengan Erick memperlakukannya dengan baik semenjak dia hamil. Itu sudah membuatnya sangat bahagia dan baginya, semua sudah sangat cukup untuknya
"Ferdi, aku tidak bisa! Aku … aku, aku mencintai mas Erick dan dia, dia adalah suamiku. Aku tidak bisa Ferdi, aku tidak bisa!" Ucap Syifa sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
Mendapatkan penolakan secara langsung dan semua itu karena Erick.
Membuat Ferdinand menjadi sangat marah. Dia pun meraih pajangan keramik yang ada disamping tempat tidur dan melemparnya hingga hancur. Berkeping-keping.
Melihat itu semua, Syifa pun merasa sangat terkejut dan berteriak ketakutan.
"Ahhh … itu … itu, itu apa yang kamu lakukan Ferdi?!" Teriak Syifa dan dia pun melihat wajah Ferdinand seperti iblis yang haus akan darah manusia.
"Jika kamu tidak bercerai dan tidak meninggalkan Erick. Maka Erick akan bernasib sama seperti pecahan itu, hancur berkeping-keping dan tidak tersisa sama sekali," ucap Ferdinand. Dia sedang mengancam Syifa dan berharap, jika Syifa ketakutan dan mengikuti semua perintahnya.
Dan ….
Benar saja. Syifa pun langsung membayangkan, jika Erick mati dan Syifa tidak sanggup untuk kehilangan Erick.
Dia pun menangis histeris dan berteriak, "Tidak! Tidak! Jangan lakukan itu. Aku mohon jangan lakukan itu kepada Mas Erick!" Teriak Syifa dan dia pun menatap kearah Ferdi yang masih berdiri disamping tempat tidur dan Syifa pun langsung meraih ujung pakaiannya dan memohon agar Ferdinand tidak melakukannya.
"Ferdi, aku mohon! Tolong jangan lakukan itu kepadanya. Aku … aku … aku, aku akan melakukan apapun, asalkan kamu tidak menyakitinya. Ya! Aku akan melakukannya," ucap Syifa dengan suara panik bercampur air mata yang terus membasahi wajahnya.
Mendengar hal itu, Ferdinand pun menyeringai dan dia pun meraih dagu Syifa dan menatapnya lebih dekat.
"Sungguh kah itu? Apakah kamu benar-benar mau melakukan hal apapun, asalkan Erick bisa selamat dan kamu, kamu rela melakukan itu demi dia?" Ucap Ferdinand. Dia tersenyum mengejek dan tatapannya berubah semakin mengerikan.
Melihat itu semua, tubuh Syifa pun menggigil ketakutan dan dia berusaha untuk menghindari tatapan itu, namun Ferdinand terus memaksanya untuk terus menatapnya.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel