Bab 1. Malam Pertama yang Menyakitkan

1012 Words
"Aku harus kabur dari tempat ini," gumam seorang gadis berpakaian pengantin, gaun putih yang ia kenakan nampak panjang menjuntai terlihat indah dan mewah. Gadis itu berjalan ke arah pintu lalu hendak membukanya kemudian. Namun, belum sempat ia meraih gagang pintu, pintu berwarna coklat itu sudah terlebih dahulu dibuka dari luar. Seorang pria berpakaian senada dengan gadis itu nampak berdiri tepat di depan pintu. Kedua mata pria tersebut nampak tajam menatap wajahnya yang seketika menunduk ketakutan. "Mau ke mana kamu, Stela?" tanyanya sinis lalu berjalan mendekat. "Apa kamu pikir kamu bisa kabur dari tempat ini?" Stela sontak berjalan mundur seiringan dengan langkah kaki pria tersebut. "Jangan mendekat atau aku akan teriak!" pinta Stela dengan kedua kaki gemetar. "Coba aja teriak, Stela! Teriak sekencang-kencangnya, gak akan ada yang bakalan nolongin kamu. Apa kamu lupa siapa saya?" sinis pria tersebut seraya tersenyum menyeringai. "Saya suami kamu, Stela. Saya suami kamu!" Bentaknya dengan kedua mata yang membulat. "Aku hanya pengantin pengganti, Tuan Jayden yang terhormat. Seharusnya Kakakku yang menikah dengan Anda, bukan aku!" tegas Stela penuh penekanan, langkahnya terpaksa terhenti saat kedua kakinya menyentuh ujung ranjang. "Lalu kemana perginya kakakmu itu, hah? Kenapa dia pergi begitu saja sehari sebelum pernikahan ini? Apa kamu tau berapa uang yang sudah saya gelontorkan untuk menggelar pesta mewah ini, hah?" Stela memalingkan wajahnya ke arah lain, ia sendiri tidak tahu mengapa sang kakak membatalkan pernikahan tersebut. Jika dia memang tidak menginginkan pernikahan ini, seharunya kakaknya itu menolak perjodohan bukan malah pergi setelah menerima uang belanja yang lumayan besar dan menjadikan dirinya sebagai tumbal. "Kenapa kamu diam aja, Stela? Apa jangan-jangan kamu bersekongkol dengan kakak kamu buat menipu saya?" tanya Jayden mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Stela. Stela menahan napas dengan kedua mata terpejam. "Jangan sentuh aku," gumamnya pelan. "Apa? Kamu meminta saya buat tidak menyentuh kamu? Hahahaha!" gelak tawa terdengar memuakan. Jayden mencengkram kedua sisi wajah Stela dengan kelima jarinya. "Kamu istri saya, Stela. Harus berapa kali saya menegaskan hal ini, tubuh kamu milik saya, jiwa kamu milik saya dan semua yang ada di diri kamu adalah punya saya, Jayden Cole. Karena apa?" Stela diam seribu bahasa. "Karena saya suami kamu dan malam ini adalah malam pertama kita, jadi kamu harus melakukan kewajiban kamu sebagai seorang istri," tegas Jayden penuh penekanan. Telapak tangan pria itu perlahan mulai bergerak menyentuh punggung Stela kemudian menurunkan resleting gaun yang membalut tubuhnya. Stela sontak memejamkan kedua mata. Ya, pria itu adalah suaminya meskipun pernikahan mereka tidak dilandasi cinta, bahkan tidak saling mengenal sebelumnya. Namun, hal tersebut tidak merubah kenyataan yang ada. Lantas, apa Stela harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri ketika ia sama sekali tidak mencintai suaminya itu? "Jangan sekarang, Tuan Jayden. Aku belum siap," gumam Stela lemah dan bergetar. Jayden tidak menanggapi ucapan istrinya. Pria itu menurunkan secara paksa pakaian yang dikenakan oleh Stela membuat wanita itu sontak menelungkupkan telapak tangannya di d**a masih dengan kepala menunduk. "Jangan sekarang, aku mohon. Aku belum siap!" rengek Stela dengan bola mata memerah. Sedangkan Jayden nampak tersenyum menyeringai seraya menatap pemandangan indah yang kini tersaji di depan mata. Tanpa basa-basi lagi, pria berusia 35 tahun itu segera menghempaskan tubuh istrinya ke atas ranjang lalu menerkamnya secara membabi buta. Dia bahkan mengabaikan teriakan dan pekikan kesakitan istrinya saat ia berhasil menjebol mahkota kesuciannya sebagai seorang wanita. Jayden benar-benar menggila, kenikmatan yang ia rasakan benar-benar luar biasa ditengah rasa sakit tiada terkira yang dirasakan oleh Stela Manjalita wanita yang ia nikahi dengan sangat terpaksa. Malam pertama adalah malam yang paling berkesan bagi kebanyakan pasangan di luaran sana, tapi tidak bagi wanita bernama Stela. Malam ini adalah malam paling menyakitkan di dalam hidupnya dan sepertinya tidak akan pernah ia lupakan selama raganya masih bernyawa. Bukan karena ia menikmati malam pertama mereka, tapi karena luka yang ditorehkan oleh Jayden akan terus membekas selamanya. "Akhh! Nikmat sekali," gumam Jayden setelah ia mencapai puncak kenikmatan secara sepihak. "Sakit," rengek Stela, buliran bening terus saja bergulir dari sudut matanya. Jayden tersenyum menyeringai, menyudahi dengan kasar hingga membuat Stela memekik kesakitan karena gerakan itu. "Udah, jangan cengeng! Lagian wajarlah pertama kali melakukannya pasti sakit!" decak Jayden lalu duduk tegak. Sementara Stela, ia biarkan meringkuk di atas ranjang seraya terisak. "Dasar gak punya hati," gumam Stela seraya menutup tubuhnya sendiri menggunakan selimut tebal. "Yang gak punya hati itu kamu dan keluarga kamu. Mereka cuma memeras saya dan menjadikan kamu tumbal," sahut Jayden meraih pakaian miliknya lalu mengenakannya. "Langsung mandi, adik saya baru dateng dari luar negeri. Dia gak bisa ngehadiri pernikahan kita karena pesawatnya telat landing," pinta Jayden seraya berjalan ke arah kamar mandi. "O iya, saya gak mau liat kamu murung di depan adik saya itu. Tunjukkan sama dia kalau pernikahan kita ini bahagia, oke?" ujarnya sebelum akhirnya membuka pintu kamar mandi kemudian masuk ke dalam sana. Stela meringkuk dengan memeluk kedua lututnya. Tangisnya pun pecah tanpa bersuara sebagai pertanda bahwa rasa sakit yang tengah dia rasakan tidak main-main. Bukan hanya bagian intinya saja yang sakit, tapi sekujur tubuhnya pun terasa remuk karena digauli secara kasar oleh suaminya sendiri. Namun, hatinya lebih sakit dari itu semua. Bagaimana tidak, dia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama pria yang tidak ia cintai. "Ya Tuhan, apa dosaku hingga Engkau menghukum aku seperti ini?" batin Stela seraya mengusap kedua matanya yang berair. *** 30 menit kemudian tepatnya pukul 21.30, seperti apa yang diperintahkan oleh Jayden, Stela segera membersihkan diri dan mengenakan pakaian rapi. Gaun selutut berwarna hitam pun nampak membalut tubuh langsing seorang Stela lengkap dengan make up tipis agar wajahnya tidak terlihat pucat. Stela berjalan menuruni satu-persatu anak tangga seraya menahan rasa nyeri di bagian intinya akibat perbuatan suaminya. "Itu dia istri Abang, Akbar," ujar Jayden Cole yang berada di lantai dasar bersama Akbar Cole adiknya yang baru saja pulang dari luar negeri. Stela tersenyum ringan seraya berjalan menghampiri mereka berdua. "Perkenalkan, Sayang. Dia ini Akbar adik bungsu Mas," sahut Jayden tersenyum lebar seraya menggandeng pergelangan tangan Stela. "Sayang, Mas? Sejak kapan dia memanggil aku sayang?" batin Stela menoleh dan menatap wajah suaminya. Sementara pria bernama Akbar nampak menatap lekat wajah Stela dengan kening yang dikerutkan. "Stela? Abang menikahi Stela? Ya Tuhan, takdir macam apa ini?" Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD