BAB 2

1132 Words
Elsha baru saja keluar dari mansion, ia langsung menatap ke segala arah, dan tanpa sengaja melihat seekor kelinci yang sedang menikmati rumput di dekat pot bunga. Gadis manis itu langsung saja menjauh dari ibunya, ia melihat seekor ular yang akan mendekat, dan menghentikan langkah.  Sesungguhnya ia sangat takut kepada hewan melata itu, tapi jika ia diam saja maka kelinci lucu dengan bulu putih bersih itu akan menjadi korban. Segera saja Elsha melangkah lebih cepat, dan hal itu membuat gaduh sang ibu yang melihatnya berlari. Dia tak punya pilihan lain, ia tak ingin kelinci lucu itu mati. “Elsha, jangan berlari!” Sang ibu yang melihat tingkah putrinya juga menyusul. Elsha tak ingin mendengar, ia melangkah semakin cepat. Rasanya ia tidak akan mengalami apa pun, dan saat matanya menatap pada ranting kayu segera saja di raihnya. Dilemparkannya ranting itu, dan mengenai ular dengan warna hitam. “Pergi!” ujarnya saat ular itu menatap padanya. Ular itu mendesis, lalu menuju ke arahnya. Elsha yang takut langsung saja mundur, ia merasakan detak jantungnya. “Elsha!” Sang ibu yang kini melihat ular itu mau tak mau juga berlari, ia dengan cepat berada di hadapan Elsha, dan langsung saja meraih ekor ular itu, dan melemparkannya sejauh mungkin. Elsha memang sudah sejak lama takut kepada ular, ia sering sekali pingsan kala melihat reptil itu. Dan semua orang juga sudah sepakat untuk membiarkan hal itu, mereka tak ingin Elsha sampai ingat tentang hal yang tidak seharusnya. “Mo-mmy … a-aku … aku takut.” Elsha gemetaran, ia menelan ludahnya dengan kasar. “Tidak apa-apa, Mommy sudah mengusirnya. Sayang … jangan lakukan hal berbahaya itu lagi. Apa kau mengerti?” Elsha yang kini ada dalam pelukan sang ibu hanya mengangguk, ia kemudian melepaskan pelukannya, dan menatap kelinci yang tadi nyaris saja menjadi korban dari sang ular. Kelinci itu berlari, dan Elsha merasa sangat kesal. “Dia tak tahu terima kasih. Aku harus mengajarinya dengan baik.” Li An yang melihat hal itu menghela napas, ia merasa senang karena sang master yang kini sudah berstatus sebagai anaknya bisa terlihat tumbuh secara normal layaknya anak perempuan lain. Ia kemudian menghampirinya, dan membelai rambut Elsha yang panjang dengan warna hitam pekat. “Kau ingin memelihara kelinci?” tanya wanita itu lembut. Elsha yang tadi sempat mengomeli kelinci malang itu menatap sang ibu. “Tapi aku ingin kelinci itu, Mom.” “Baiklah. Mommy akan meminta Daddy-mu untuk menangkapnya.” Elsha yang mendengar hal itu menatap, ia terlihat sangat senang. “Benarkah Daddy bisa menangkap kelinci? Bukankah Mommy sering mengatakan jika Daddy pria yang payah?” Li An menahan tawa, ia memang sering mengatakan hal itu jika Marcus melakukan kesalahan. “Tapi mustahil jika dia tidak bisa menangkap seekor kelinci. Apa kau mengerti?” Elsha hanya mengangguk, ia kembali menatap sekitar, dan melihat sang ayah yang sedang berjalan santai ke arahnya dan juga sang ibu. Gadis iru terlihat semakin senang, ia langsung menjauh dari ibunya, dan menghampiri Marcus. “Daddy!” panggilnya. Marcus tersenyum, ia kemudian merentangkan tangan, dan Elsha juga langsung saja berlari dan masuk ke dalam pelukannya. “Daddy … aku merindukan Daddy.” Li An yang melihat hal itu hanya bisa menahan rasa kesalnya, jujur saja ia ingin menghajar Marcus yang terlihat begitu senang kala sang master memeluknya. Ada rasa cemburu yang sangat dalam kala mendengar sang master mencintai Marcus. Ia tak suka jika master kesayangannya memerhatikan Marcus secara berlebihan. “Apa yang diinginkan anak Daddy yang cantik ini?” tanya Marcus. “Daddy, aku ingin memelihara kelinci. Tapi … tapi aku ingin kelinci yang biasanya berkeliaran di taman ini.” Marcus mengangguk, ia tahu kelinci yang gadis itu maksud. “Daddy, gendong aku. Aku lelah berjalan, dan aku juga ingin bermanja pada Daddy.” Marcus tersenyum. “Putri Daddy benar-benar manja. Baiklah … ayo naiklah ke punggung Daddy.” Elsha langsung saja melepaskan pelukannya, ia kemudian mundur satu langkah, dan sang ayah langsung membungkuk. Gadis itu kemudian naik ke gendongan ayahnya, ia memeluk pria itu. “Apa kau ingin berlari mengelilingi taman?” tanya Marcus. “Ya!” Marcus langsung saja melangkah, dan Li An hanya bisa menghela napasnya. “Kau cemburu?” tanya seseorang. Li An segera menatap, ia bertemu tatap dengan Paula. Wanita itu adalah istri Hunt, dan dia juga tidak tahu siapa sebenarnya Elsha. Yah … hanya dirinya, Marcus, dan Hunt yang tahu jati diri Elsha. “Aku juga sering merasakannya.  Anak-anakku lebih banyak menyukai ayah mereka, dan jika sudah bersama dengan ayahnya mereka akan lupa padaku.” “Ya,” balas Li An. “Li An, kau masih saja kaku seperti dulu. Li An hanya diam, ia kemudian menatap Paula. “Aku akan menyiapkan semua keperluan Elsha. Permisi, Paula.” Paula hanya bisa mengangguk, ia juga tak bisa memaksakan Li An untuk berubah. Kepribadian wanita itu memang sangat aneh, bahkan kadang menakutkan. Tapi … ah … seseorang seperti Li An memang banyak bermunculan di dunia ini. Kembali lagi pada Elsha yang kini sedang berada pada gendongan Marcus. Gadis itu benar-benar terlihat bahagia, ia kadang juga tertawa kala sang ayah berlari atau mengatakan hal-hal lucu. Yang jelas ia sangat bahagia, ia selalu tersenyum karena semua orang sangat memerhatikannya. Wajah cantiknya sukses membuat beberapa mafioso Camorra yang berjaga terpana. Mereka sampai memerhatikan dengan detail kecantikan gadis itu. Sungguh menawan, dan sungguh langka. Kecantikan yang sangat luar biasa, dan mengalahkan kecantikan bunga-bunga yang ada di taman itu. Saat Elsha tertawa, kedua gingsulnya terlihat sangat menawan. Tatapan mata gadis cantik itu bisa membuat jantung siapa saja berpacu dengan cepat. Sial … sangat sial karena mereka tidak bisa menyentuhnya. Mawar putih itu dikelilingi oleh duri, dan saat Elsha sudah bertunangan dengan anak pemimpin mafia lain mereka hanya bisa memendam kekaguman itu. Ya …Dewi Kecil mereka sudah menjadi milik orang lain sejak sepuluh tahun lalu. “Apa yang sedang kalian perhatikan?” tanya salah satu dari eksekutif menengah. Dia pria yang sudah beberapa kali melihat tatapan kagum para mafioso itu pada Elsha. Para mafioso itu mengalihkan tatapan. “Tuan, kami hanya sedang memerhatikan Nona Muda. Dia terlihat sangat bahagia, dan jujur saja sangat cantik.” Pria itu mengangguk, ia setuju dengan tanggapan para mafioso itu. Sejak Elsha ada di mansion Camorra banyak sekali hal yang terjadi. Sikap oveprotektif Hunt, dan masih banyak hal lainnya. Yang pasti pemimpin mereka sering kali nyaris terkena serangan jantung jika ada hal buruk terjadi pada gadis cantik itu. Pernah sekali Hunt panik setengah mati, dan itu saat Elsha terkena demam beberapa hari. Ia sampai membatalkan semua pertemuannya dengan rekan bisnis, dan memerintahkan semua dokter untuk memantau kondisi Elsha. “Pandangi dia sepuas kalian hari ini. Besok Tuan Muda Snake akan datang, dan aku yakin kalian tak akan bisa memandangi Tuan Putri itu dengan mudah.” Pria itu langsung saja melangkah pergi. Ia tersenyum, dan menuju ke mansion utama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD