Di tempat lain, Luka tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya yang tinggi. Ia masih merasa sedikit mual akibat kue cokelat yang tadi ia makan, tetapi bukan itu yang mengganggunya. Ia sangat terusik dengan sekretaris barunya, Jovanka. "Kenapa aku terus kepikiran dengan Jovanka?" Luka bergumam lirih. Apa yang membuat gadis itu terkesan tidak takut dengannya? Padahal rumor sudah menyebar bahwa ia adalah pria berbahaya, penyebab sial dan tak bisa disentuh. Jovanka sangat berbeda. Jovanka terlihat tulus ketika menyentuhnya, ataukah Jovanka terlalu bodoh? Pikir Luka dalam hati. Luka biasanya akan sangat merana di hari ulang tahun Alexi, kakaknya yang berharga. Namun, hari ini jelas berbeda karena ada Jovanka. Luka sangat takut ketika harus datang ke rumah nenek tua itu seorang diri ta