Di tempat lain, Jovanka baru saja menjemput Luka. Ia membawakan sarapan untuk pria itu. Sandwich jumbo dengan jus jeruk. Untung saja, Luka tidak begitu rewel dengan sarapan. Ia tak mau mengantre panjang di pagi hari! Jovanka melirik Luka yang duduk di belakangnya sembari mengunyah sandwich dan membaca artikel di tabletnya. Jovanka menarik satu sudut bibirnya, ia membuat seringaian kecil. Ia sama sekali tak percaya dengan Luka yang terlihat sangat baik-baik saja pagi ini. Padahal semalam, ia sudah seperti orang mau mati. Mereka seperti dua orang yang berbeda saja. "Nona Jovanka!" panggil Luka mengagetkan. "Oh, ya, Tuan!" Jovanka terkesiap. Apakah ia sudah ketahuan melirik Luka atau memberinya seringaian sengit? Oh, tidak. "Kau tidak bertanya apapun tentang yang terjadi semalam?" tanya L