Ternyata orang yang tadi dicari Azela ada di toilet. Dia melihat Issabel yang tersenyum padanya. “Hai, Kak. Aku melihat kau begitu dekat dengan Kak Geza?” Tanya Issabel yang begitu to the point. Membuat Azela hanya tersenyum dan menggeleng. “Dekat seperti apa yang kau maksud? Aku asistennya dan kedekatan kami hanya sebatas rekan kerja. Memang seperti apa yang kau lihat?” Kini Azela justru balik bertanya, membuat Issabel tersenyum tipis namun senyum itu dengan segera hilang dari wajah cantiknya. “Ah, mungkin hanya perasaanku saja. Tatapanmu terlihat berbeda pada Kak Geza, seperti cinta tak tersampaikan. Semacam pungguk merindukan rembulan. Karena kau merasa tidak pantas bersanding dengan bintang sepertinya. Ups, maaf jika aku salah dan perkataanku menyinggung. Tapi itu yang aku lihat.”