Seketika pandangan Ayu dan Imam bertemu dan laki-laki itu pun tersenyum dengan manisnya.
" Subhanallah itu senyum apa gula merah. Manis bingit sih babang. " batin Ayu mulai meronta-ronta melihat makhluk Tuhan di hadapannya itu.
Mereka berdua masih diam di posisi masing-masing sampai akhirnya Agil menepuk pundak sang adik dan membuatnya tersadar kembali.
"Woy centil banget lu ngeliatin cowok sampai segitunya." teriak Agil yang sontak membuat orang di sekeliling mereka menjadikan mereka pusat perhatian tak terkecuali Imam.
Imam terkekeh mendengar ucapan Agil tadi. Sementara Ayu wajahnya sudah seperti udang rebus sekarang. Malu yang tak bisa disembunyikan.
"Sialan emang ya punya kakak kagak ada akhlak." protes Ayu sudah mengangkat tangannya ingin menghajar Agil yang ada di hadapannya.
"Eh kok malah berantem. Malu-maluin aja kalian ini." kini Anul sudah melayangkan sebuah jitakan di kepala saudara kembarnya.
Imam yang melihat kelucuan para saudara dan saudari itu langsung menghampiri.
"Maaf sebelumnya perkenalkan saya Imam. temannya Ayu." ucap Imam memperkenalkan dirinya dan menyodorkan tangannya untuk menyalami ke tiga orang kembar itu. Iya Imam sudah langsung mengerti tentang mereka jadi bisa menebak siapa mereka.
"Sejak kapan kamu punya teman seganteng ini Dek. Kok kagak pernah liat ya?" celetuk Agil dengan santuy nya.
"Bener-bener ya kak mulut nya itu lho pengen dicabein kayaknya!" Ayu sudah mulai geram namun tetap menampakkan wajah sok imutnya.
"Hahaha kamu tambah cantik saja kalau marah." ucap Imam yang keceplosan karena gemas melihat Ayu sontak membuat empat orang itu menganga tak percaya. Ternyata Imam orangnya garing juga ya, kagak sok jaim-jaiman dia. Ngomong ya langsung apa adanya.
"Hahaha Mam Mam. Asyik juga kamu ya. Aku Agil, ini Anul dan yang ini Ichal. Kami bertiga si kembar-kembar nakal." jawab Agil seraya menepuk bahu Imam dan menunjuk satu per satu saudara kembarnya memperkenalkan mereka pada Imam.
Imam semakin terkekeh mendengar ucapan Agil. Sementara Ayu hanya tersenyum melihat saudara kembarnya bisa langsung akrab sama Imam.
"Ya sudah kakak pergi dulu ya." pamit Anul setelah menyalami Imam dan sekarang gilirannya berpamitan dengan ke dua kembarannya dan adik perempuannya.
Terlihat Ayu mulai berkaca-kaca ya karena Anul adalah kakak yang paling dekat dengannya. Padahal ini bukan kali pertama iya di tinggalkan Anul namun tetap saja perasaan sedih karena akan jauh dari kakaknya itu tidak bisa di bendung.
Tanpa aba-aba Ayu langsung menerjang memeluk Anul dan tidak memperdulikan pandangan mata sekelilingnya. Air matanya mulai berjatuhan.
"Sudah sudah kakak kan cuma pergi sebentar dek. Jangan kayak anak kecil lho. Malu sama calon gebetan kamu tuh!" ledek Anul seraya menepuk pelan bahu adik kesayangannya.
"Tau ni anak kayak mau di tinggal ke mana aja." kini Agil yang berdiri di belakang Anul sudah gemas menoyor jidat sang adik.
"Aw sakit kak." Ayu meringis. Sebenarnya kagak sakit juga sih. Hihi.
"Sudah ah kalian ini jangan mulai lagi!" ucap Aichal sambil melepaskan pelukan Ayu dan Anul. Imam yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya tersenyum.
"Aku kagak di peluk juga nih. Aku mau pergi juga lho?" celetuk Imam.
Sontak ke tiga Cogan (Cowok Ganteng) itu menatap sinis ke arah Imam.
"Santuy brow cuma becanda." lanjutnya.
Ayu hanya mencibir ke arah Imam, trio A yang mengerti situasi pamit menjauh dari dua orang yang baru berteman itu. Memberikan mereka ruang untuk berbicara. Sepertinya mereka paham adiknya pasti ingin bertanya banyak hal sama Imam.
"Kamu mau ke mana Mam? " tanya Ayu memulai pembicaraan.
"Jakarta yu, ada urusan sebentar" jawab Imam.
"Owh baiklah hati-hati ya. Semoga selamat sampai tujuan."
Imam hanya menjawab dengan senyuman dan tiba-tiba mengusap kepala Ayu yang kini tengah menunduk malu karena perlakuan Imam. Wah nekad bener ini cowok baru juga kenal batin Ayu.
"Tunggu aku ya!" pesan Imam. Sontak Ayu kaget mendengar ucapan itu. Ternyata penilaiannya salah.
'Perasaan kemarin dia terlihat seperti orang yang pendiam dan dingin tapi kenapa malah sekarang jadi begini sih.' Batin Ayu bingung.
"Mau nungguin aku nggak?" Imam bertanya untuk kedua kalinya.
"Iya" Ayu menganggukkan kepala tanpa berpikir lagi.
Imam mengembangkan senyumnya lalu beranjak pergi meninggalkan Ayu.
"0Sampai jumpa lagi" ucapnya sambil melambaikan tangan dengan senyuman yang terus mengembang.
Ayu serasa akan meleleh kalau terus-terusan menatap orang itu. Manis sekali. Gumamnya dalam hati seraya melambaikan tangan juga ke Imam dan membalas senyumannya.
"Sudah yok ah kita pulang!" ucap Agil yang menarik tangan adiknya untuk di turunkan mengingat orang yang bernama Imam itu sudah berlalu dan menghilang dari pintu keberangkatan namun adiknya masih berada dalam kehaluannya sendiri.
" Tau ni anak malu-maluin aja." kini Aichal yang bertindak menggeret tubuh Adiknya menuju mobil yang terparkir beberapa meter dari tempatnya tadi berdiri.
Saking fokusnya Ayu ke Imam sampai tidak menyadari kakak kesayangannya juga sudah memasuki bandara.
****
Di Pesawat.
Anul yang sudah duduk di kursinya kini sedang sibuk memasang sabuk pengaman harus menoleh ke arah sumber suara yang menyapanya.
" Wah kak Anul ternyata kita satu pesawat" ucap seorang yang baru di kenalnya.
" Eh kamu Mam. Ternyata kamu ke Jakarta juga" balasnya.
Imam yang sudah selesai memasukkan kopernya ke dalam bagasi kabin pesawat langsung duduk di samping Anul yang berada di dekat jendela.
" Iya kak aku ada urusan di sana. Kakak sendiri? "
" Aku melanjutkan S2 ku di sana Mam." Anul tersenyum.
" Oh, kenapa tidak mengambil yang di luar Indo kak? Kirain kakak tadi mau ke luar negeri sampai Ayu begitu frustasi liat kakak pergi" ucap Imam melebihkan tapi memang sih Ayu terlihat sangat kehilangan tadi seakan-akan kakaknya akan pergi sangat jauh darinya.
" Hahaha lebay kamu Mam. Itu bocil memang gak bisa jauh dariku Mam, itu lah kenapa aku sendiri memutuskan untuk kuliahnya di Jakarta biar gak terlalu jauh dari nya." Anul terkekeh.
" Owalah. Hahaha."
" Kamu berapa lama di Jakarta?"
" Kalau urusanku cepat selesai besok juga sudah balik kak."
" Oh ya ya. Ngomong-ngomong sudah berapa lama kamu kenal Ayu kok dia gak pernah cerita tentang kamu?"
" Berarti setiap cowok yang kenal sama dia akan di laporin ke kakak?" tanya Imam tak percaya.
Anu membenarkan dengan anggukan kepalanya dan senyuman.
" Wah wah dasar bocil. Aku baru kenalan sama dia kemarin kak. Hahaha" ucap Imam di sertai tawa.
Anul hanya mengernyitkan alisnya. Baru kemarin tapi sikap kalian berpisah sudah kalah-kalah orang kenal begitu lama. Anul membatin dalam hati.
Percakapan ringan itu terus berlanjut tanpa mereka memperhatikan orang-orang di sekelilingnya termasuk pramugari yang sedari tadi menyapa untuk menawarkan minuman kepada mereka. Sampai akhirnya suara panggilan itu terdengar pelan namun di ucapkan dengan tegas penuh penekanan.
"Mustofa Anullah Mizhar?" ucap salah seorang pramugari itu yang akhirnya membuat dua lelaki yang sedari tadi sibuk dengan perbincangan mereka menoleh bersamaan ke arahnya. "Mau minum apa tuan tuan?" lanjutnya lagi seraya mengembangkan senyumnya. Wajah pramugari itu memang bisa di bilang biasa saja dengan balutan hijabnya namun ada hal yang selalu menarik perhatian orang untuk tidak lepas memandangnya.
Okay bersambung dulu ya..