Sifat Januarta Sanjaya memang sangat tertutup dan ia yang mandiri sengaja menutup rapat kehidupan pribadinya, meskipun itu kepada sang Kakek Alisatyas dan juga keluarga besarnya yang lain. Apalagi keluarga sebelah sang ibu hanya menginginkan Sanjaya grup berada ditangan mereka, pada hal itu semua adalah kerja keras orang tua Janu. Bahkan saat orang tua Janu meninggal, Sanjaya grup tiba-tiba mengalami kebangkrutan. Saat Sanjaya grup jatuh hingga membuat Kakek Ali berserta anaknya yang lain yaitu Dodi dan Nasir membantu menangani masalah perusahan lalu mereka mendidik Janu agar bisa memegang tampuk kepemimpinan di Sanjaya grup.
Kakek Alisatyas merupakan Ayah kandung dari Ibu Januarta Sanjaya Satyas, Kakek Ali memiliki tiga orang anak dan yang tersisa saat ini hanya Nasir dan Dodi sedangkan si bungsu yang merupakan ibu kandung Janu telah meninggal dunia. Kakek Ali tidak ingin perusahaan menantunya hancur begitu saja mengingat ia tahu bagaimana menantunya itu bekerja keras bersama anak perempuannya satu-satunya membangun Sanjaya grup.
Janu menjadi pribadi dingin, sombong dan tegas karena banyak peristiwa yang ia alami. Ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan adik perempuannya yang juga telah meninggal membuatnya menjadi sosok yang sangat keras kepala. Ia menganggap apa yang ia lakukan adalah benar hingga ia akhirnya telah melakukan kesalahan besar karena dendam. Bagiamana tidak Jiran adik satu-satunya itu mengalami depresi hingga bunuh diri dan yang menjadi tersangka utamanya dalah laki-laki bernama Kelvin Wiyasa yang merupakan kakak kandung Aruna Wiyasa dan juga Wirda Wiyasa. Janu bahkan telah melakukan banyak hal untuk balas dendamnya agar membuat Kelvin merasakan hal yang sama dengannya yaitu penderitaan.
Janu mengalami penderitaan ketika ia harus kehilangan adiknya dan hidup dalam penuh penyesalan. Tapi ternyata apa yang terjadi kepada adiknya, bukanlah kesalahan Kelvin Wiyasa hingga balas dendamnya itu salah sasaran. Janu yang sengaja mengurung Wirda, membuat Wirda Wiyasa menjadi miliknya hingga menikahinya lalu hamil. Apa yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu itu telah sangat melukai perasaan Wirda Wiyasa. Wirda yang hamil meminta untuk kembali ke Kediaman orang tuanya saat itu dan ia meminta bantuan sang Kakak ipar dan kakak sulungnya. Akhirnya dengan bantuan Kakak iparnya Gatra Candrama suami dari Aruna Wiyasa dan Kelvin Wiyasa Kakak sulungnya, Wirda mendapatkan kebebasannya selama lima tahun.
Wirda Wiyasa merupakan anak bungsu dari Indra Wiyasa dan Laksmi. Wirda memiliki dua orang Kakak. Kakak pertama Kelvin Wiyasa dan Kakak keduanya Aruna Wiyasa. Januarta sebenarnya bisa saja melakukan apapun yang menjadi keinginannya termasuk tetap ingin Wirda berada dalam gegamannya walaupun harus memaksa, namun ia didesak Kakak sepupunya yang ia hormati hingga akhirnya ia pun membuat perjanjian itu.
Saat ini Janu sedang berada diperjalanan menuju kediamannya, Janu terlihat tersenyum dan itu menjadi keanehan bagi asistennya ini. Sony telah menjadi asisten Janurta selama dua tahun ini dan ia telah menjadi kepercayaan seorang Januarta Sanjaya Satyas selama ini. Sony bahkan terkejut saat dua bulan bekerja dengan Januarta Sanjaya Satyas, ia baru mengetahui jika Janu juga merupakan salah satu pangeran Satyas grup.
Beberapa menit kemudian mobil yang membawa Janu sampai di Kediamannya dan rumah besar ini memang terlihat muram sejak ditinggal Jiran Wiyasa. Rumah yang dulu pernah mengurung seorang Wirda Wiyasa sebelum Wirda dibawa Kdiaman Janu yang jauh dari kota. Janu turun dari mobil, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kediamannnya dan ia tersenyum senang saat melihat sosok perempuan parubaya berdiri disana dengan seorang anak laki-laki berumur empat tahun.
Janu mendekati perempuan parubaya yang masih terlihat cantik itu, ia mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan perempuan parubaya itu. Perempuan parubaya itu bernama Laksmi yang merupakan ibu mertuanya dan anak kecil yang ada bersamanya adalah Damar anaknya bersama Wirda Wiyasa. Laksmi tersenyum melihat Janu. "Apa kabar, Mi?" Tanya Janu.
"Alhamdulilah Mami baik dan sehat nak," ucap Laksmi. Laksmi melihat kearah Damar dan ia tesenyum lembut melihat Damar.
"Damar...ini Papanya Damar," ucap Laksmi membuat Damar terkejut, ia menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh Laksmi dan ia terlihat takut.
Janu mendekati Damar dan ia berlutut menyamakan tinggi Damar "Papa ini, Papanya Damar!" ucap Janu. Damar menggelengkan kepalanya seolah menolak Janu menbuat Janu menghela napasnya.
"Damar butuh waktu karena selama ini kalian belum pernah bertemu nak," ucap Laksmi.
"Iya Mi," ucap Janu dan sebenarnya ia ingin sekali memeluk putranya ini dengan erat karena rindu. Kali ini apapun yang terjadi ia tidak akan melepaskan Damar, ia juga tidak rela siapapun kembali merenggut keluarganya. Janu memerintah maid agar menmbujuk Damar bermain di kamar agar ia bisa berbicara dengan ibu mertuanya.
"Ayo Mi, kita Bicarakan didalam!" ajak Janu. Laksmi menganggukkan kepalanya dan ia memberikan isyarat kepada cucunya agar tidak nakal. Laksmi mengikuti Janu melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang keluarga. Keduanya duduk saling berhadapan dan Janu meminta maid memberikan makanan untuk Laksmi dan juga Damar yang saat ini sedang bermain di Kamar yang telah dipenuhi dengan mainan untuknya. Ini salah satu cara agar membujuk Damar untuk tinggal bersamanya di Rumah ini. Saat ini keduanya sedang duduk saling berhadapan, selama ini Laksmi menjadi perantara agar Janu bisa melihat perkembangan Damar dari ponselnya.
"Mami sangat senang kamu menepati janjimu selama ini nak," ucap Laksmi.
"Iya Mi dan saat ini saya tidak bisa bersabar lagi Mi!" ucap Janu. Selama ini ia sudah cukup bersabar karena menghormati seorang Serkan Satyas Kakak sulungnya yang mengenal Gatra Candrama. Jika ia bersihkeras menolak keras perjanjian itu makan Kelvin dan Gatra benar-benar tidak akan membiarkannya bertemu anak dan istrinya.
"Mami tahu nak Janu ingin Damar tinggal bersama Nak Janu, tapi Nak pikirkan bagaimana kalau Damar belum terbiasa. Apalagi hubunganmu dengan Wirda belum membaik, kalau kalian bercerai dan kamu mengambil Damar dari Mamanya..." ucap Laksmi terhenti. Ia tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya Wirda jika itu terjadi. Alasan kenapa Laksmi yang bersedia membawa Damar kemari alih-alih Janu yang memerintahkan orang-orangnya untuk membawa paksa Damar, karena ia ingin mencoba membujuk Janu agar Janu memberikan Wirda waktu. "Wirda itu rapuh nak, kamu tahu dia masih remaja saat semuanya terjadi dan belum mengerti bagaimana menjadi seorang yang bersikap dewasa," ucap Laksmi.
Janu menghela napasnya baginya waktu yang ia berikan telah habis lima tahun bukan waktu yang singkat dan hari-harinya ia habiskan seorang diri tanpa keluarga. "Sekarang dia sudah dewasa kan Mi, sudah merasa bisa cari uang sendiri, sudah secara terang-terangan melawan saya Mi, kalau Wirda keluar dari perusahaan kekuarga saya, saya akan membawa Damar bersama saya! Kelvin, Gatra atau Serkan siapapun tidak bisa memisahkan saya dengan putra saya, saya telah menerima hukuman dari kalian dan saya rasa sudah cukup!" ucap Janu dingin.
"Jadi harus gimana nak, apa kamu mau menceraikan Wirda lalu mengambil Damar nak? Kamu bilang kalau kamu nggak mau bercerai saat itu sama Mami dan kamu akan tetap bersama Wirda. Mami tahu hubungan kalian diawali dengan dendam, namun masalah itu sekarang tidak ada kaitannya lagi nak. Kalau Wirda hancur hiks....hiks...Mami juga hancur Janu, kasihanilah Mami ini nak...Mami mohon jangan sakiti putri Mami lagi!" Ucap Laksmi.
Janu menghembuskan napasnya menghadapi orang tua selalu menbuatnya tidak tega, terlebih lagi ia mengingat kedua mendiang Mami dan Papinya yang telah meninggal. "Kali ini kalau kamu salah bertindak, Wirda bisa saja depresi berat dan..." ucapan Laksmi terhenti saat menatap Janu yang menatapnya dengan tatapan penuh amarah.
"Yang saya lakukan hanya ingin mempertahakan rumah tangga saya yang telah hancur bukan untuk benar-benar menghancurkannya. Apa salah kalau saya ingin membawanya kembali Mi? Tidak ada dipikiran saya untuk bercerai dari Wirda tapi cara saya memang keras. Saya harap semua keluarga tidak ikut campur lagi urusan rumah tangga saya! Kalau dulu saya biarkan karena Wirda kembali tinggal bersama Mami karena saat itu umurnya masih delapan belas tahun, tapi sekarang dia sudah dewasa tidak perlu bimbingan atau bantuan dari kalian!" Ucap Janu dingin.
"Baiklah nak, maafkan Mami jika apa yang Mami katakan membuatmu marah!" Ucap Laksmi sendu membuat Janu menghela napasnya.
"Mami tidak salah, saya yang salah dan memang hukuman yang saya dapatkan sudah sepantasnya tapi, saya telah menjalaninya dengan baik. Saya muncul dihadapan Wirda dan Damar karena sudah seharusnya terjadi. Lima tahun telah berakhir saya hanya ingin keluarga saya kembali bersama saya. Saya bahkan tak peduli jika itu harus dengan cara memaksa Wirda hidup bersama saya!" Ucap Janu..
"Jadi hari ini kamu akan tetap membawa Damar tinggal disini?" Tanya Laksmi dan ia menatap Janu dengan sendu.
Janu menghembuskan napasnya dan ia mendekati Laksmi lalu memeluk perempuan parubaya itu dengan erat. "Mami pulang bersama Damar, nanti supir Janu yang akan antar Mami pulang!" Ucap Janu.
"Bujuk Wirda baik-baik agar kalian bisa bersama nak!" Ucap Laksmi. Ia sangat tahu sikap putrinya yang tidak akan luluh jika tidak bersikap keras padanya.
"Mami tahu bagaimana sikap anak Mami itu, jika dulu dia tidak memancing kemarahan saya mungkin dia tidak akan menjadi istri saya," ucap Janu. Dulu ia memang berniat mengurung Wirda dan membawanya pergi agar Kelvin bereaksi padanya, lalu merasa sakit hati bahkan hancur sama seperti dirinya. Namun Wirda yang pembangkang membuat emosinya meledak-ledak karena baru pertama kalinya ia bertemu perempuan yang berani menentangnya bahkan tidak terlihat takut padanya. Bahkan Wirda menantangnya hingga membuat malam itu terjadi dan akhirnya kesalahan yang ia perbuat membuatnya memutuskan menikahi Wirda.
Janu akhirnya menjalani kehidupan berumah tangga selama beberapa bulan bersama Wirda, meskipun setiap hari bertengkar namun Janu merasa rumahnya seakan hidup dan ramai. Kehidupan kosong yang ia jalani berakhir karena seperti ada secercah harapan yang memberinya semangat. Dendam akhirnya tersingkirkan, yang ada saat itu rasa simpati pada sosok Wirda. Hingga akhirnya Wirda sengaja membiarkan buah hatinya tumbuh didalam rahimnya untuk membalas rasa sakit hatinya kepada seorang Januarta Sanjaya.