“Baik, Bu! Makasih perhatiannya!” Aku mengangguk sopan padanya. Dia pun tersenyum. Lalu dia mengajak Hilda dan Hani turun. “Aku mau sama, Nda!” Hani menolak ketika tangannya ditarik oleh Ibunya Pak David. “Eh kok panggilnya, Nda. Jangan gitu, gak sopan. Panggilnya Kakak Meera, ya!” Perempuan itu berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan Hani. “Ndaaa!” Hani ngotot, kedua matanya melotot dan bibirnya mengerucut . Ibunya Pak David menoleh ke arahku. Dia tampak tak enak. Lalu kembali mendekat. Dia menepuk punggung tanganku lembuat. Padahal kan aku mah enak-enak saja, Mah. Duh sudah gak sabar pengen ikutan manggil Mama. “Maafkan Hani, ya, Meera. Dia hanya sedang kangen almarhum ibunya.” “Iya gak apa, Mah eh, Bu!” Mampus, ini bibir ngapain kok lancang. Padahal kan panggilan mama i
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books