"Siang ini sudah makan, Sayang?" Amira melirik suaminya yang semakin luwes memanggilnya mesra. Amira tersenyum sembari mengangguk. "Sudah, sebelum ke sini sama mba Lusi." Jemari Ilyas mengusap kepalanya. "Kali ini aku benar-benar memperingatkanmu, Sayang." "Jangan makan pedas atau minum es nanti, karena itu berbahaya untuk anak kita. Bahkan berpengaruh juga sama kamu, Yang." Amira mengangguk. "Mas, tenang saja. Karena ini demi anak kita." Ilyas tersenyum, tidak menyangka kalau wanita keras kepala seperti Aruna langsung setuju begitu saja. Padahal Ilyas bersiap merangkai kata yang lain, supaya istri menurut. "Istri yang baik," puji Ilyas sembari mengusap kepalanya. "Mas kapan pulang?" Mata Ilyas menatapnya. "Sudah lelah, ya?" "Sedikit. Ingin rebahan saja." Ilyas melirik sofa panj