Setibanya di Resort, Dave memarkirkan mobilnya di halaman. Dia langsung di sambut oleh Simon yang segera menghampirinya.
"Tuan Dave, Anda sudah tiba?"
"Dimana dia?"
"Siapa? Nona Ara? Dia sedang berada di kamarnya Tuan Dave saat ini. Dia meminta saya untuk meninggalkannya sendiri."
Tanpa membuang waktu lagi, Dave pun bergegas menuju kamarnya. Disana, dia mendapati Arabella sedang merapikan pakaiannya di dalam lemari.
Ya, tadi pada saat datang ke Resort, wanita itu membawa serta pakaian miliknya. Dia berniat untuk tinggal bersama Dave disana.
Melihat Dave datang, Arabella pun menyudahi kegiatannya dan lekas menghampiri pria itu.
"Dave, akhirnya kamu pulang juga..." Arabella hendak memeluk Dave, namun pria itu menahan tubuhnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan, Ara? Kenapa kamu menyimpan pakaianmu di dalam lemariku?"
"Dave, mulai sekarang aku akan tinggal di sini bersamamu. Aku bahkan rela membatalkan semua projects milikku, hanya untuk bisa bersama denganmu disini. Aku berjanji, untuk tidak kembali lagi ke sana. Aku sudah memutuskan, kalau aku akan di sini saja bersama denganmu!"
Dave menatapnya acuh. "Terserah padamu. Tapi siapa yang mengizinkanmu untuk tinggal di sini? Atas dasar apa kamu ingin tinggal di rumah ini, Ara?!"
Arabella membelai wajah Dave, kemudian menaruh tangannya di perutnya. "Bukankah sudah kukatakan tadi, kalau saat ini aku sedang mengandung anakmu, Dave? Apa aku tidak berhak, untuk tinggal bersama ayah dari bayiku?"
Dave terdiam. Seketika tatapannya beralih pada tangannya yang sedang memegang perut Arabella. Dia menatap gadis itu.
"Apa kamu yakin, kalau itu adalah bayi milikku? Bukankah kita bahkan sudah lama tidak bertemu, Ara? Lantas, tiba-tiba saja kamu datang dan mengaku kalau kamu hamil anakku! Haruskah aku percaya dengan itu?!"
Arabella gugup mendengar ucapan Dave itu. "Ah, tentu saja ini benar-benar milikmu, Dave! Aku bahkan berani melakukan tes DNA, jika memang kamu ragu!"
Dave menyunggingkan senyuman. "Baiklah. Kita lakukan itu!"
Arabella terkejut mendengar itu. Padahal tadi niatnya hanya untuk meyakinkan Dave saja, tapi rupanya pria itu justru malah menyetujui sarannya itu.
"Oh my God! Dasar Arabella bodoh! Kenapa kamu harus menyarankan hal itu tadi?! Kalau sudah seperti ini, bagaimana? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana nanti kalau Dave tahu, bahwa anak ini bukanlah miliknya?"
Melihat Arabella langsung diam, Dave semakin yakin kalau ada yang tidak beres dengan wanita itu. Dia pun langsung memanggil Simon dan memintanya untuk menyiapkan jadwal tes DNA antara dirinya dan bayi yang ada di kandungannya Arabella.
Dengan segala kekuasaannya, Simon pun berhasil mengatur itu. Rencananya, tes DNA itu akan diadakan hari ini juga.
Dave dan Simon mengajak Arabella ke Rumah Sakit. Di mana rumah sakit itu merupakan rumah sakit tempat di mana papanya Anna juga dirawat. Simon sudah mengatur pertemuan dengan seorang Dokter kandungan SpOG, untuk melakukan USG sekaligus tes DNA kepada Arabella.
Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, akhirnya rangkaian itu pun dilakukan kepada Arabella. Namun sayangnya, mereka harus menunggu beberapa waktu untuk menunggu hasil itu keluar.
Di tengah kegelisahannya, Arabella meminta izin kepada Dave untuk pergi ke toilet. Dengan ditemani Simon, dia pun akhirnya pergi ke toilet wanita. Di sana, dia menggunakan kesempatan itu untuk menghubungi sepupunya Gavian. Tak selang berapa lama, panggilan itu pun tersambung.
***
Di apartemen miliknya, Gavian sedang b******u dengan seorang wanita. Dia melenguh panjang saat merasakan klimaks pada tubuhnya.
"Ah, Sayang, kamu begitu memuaskan. Terimakasih untuk pelayanannya," ucap Gavian mencium wanita itu. Wanita itupun tersenyum puas.
Hingga tiba-tiba ponselnya berdering. Gavian pun lekas mengambilnya dan mengangkat panggilan itu.
"Hallo, Arabella? Ada apa? Kau menggangguku saja!"
"Gavian, ini gawat! Aku membutuhkan bantuanmu! Ini semua juga gara-gara kamu!"
"Kamu ini bicara apa sih?! Bicara yang jelas!"
"Aku sudah memberitahu Dave mengenai kehamilanku. Tapi dia justru malah membawaku ke Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan USG dan tes DNA pada bayiku. Saat ini kami sedang menunggu hasilnya! Tolong selamatkan aku, Gavian! Aku mohon!"
Gavian mengacak kasar rambutnya. "Yasudah! Aku akan membantumu! Kau tenang saja, Ara!"
Setelah itu dia pun mematikan panggilannya. "Ada-ada saja!"
Wanita itu menghampiri Gavian dan memeluknya dari belakang. "Ada apa Sayang? Apa ada masalah?"
"Pergilah!" Gavian melemparkan segepok uang ke hadapannya. "Itu adalah bayaran untuk pelayananmu malam ini. Sekarang, kau boleh pergi!"
Wanita itu mendengus kesal melihat sikap Gavian. Dia pun mengambil uang itu, lalu kemudian pergi dari sana.
Sementara Gavian, seperginya wanita itu, dia lekas menghubungi seseorang. Tak selang berapa lama, panggilan itu pun diangkat oleh sang pemiliknya.
"Hallo, tuan Gavian, ada apa anda menghubungiku? Apa ada sesuatu?"
"Aku memiliki tugas untukmu!"
***
Sementara itu di Rumah Sakit, sudah hampir satu jam Dave dan Simon menunggu hasilnya. Arabella juga nampak cemas menunggu hasil tersebut. Dia berharap, semoga kali ini Gavian bisa menyelamatkan hidupnya. Namun dia juga belum tahu, apa sebenarnya rencana Gavian.
Hingga beberapa saat kemudian, Dokter pun keluar sambil membawa map di tangannya. Dia memberikan map tersebut kepada Dave.
"Tuan Dave, ini adalah hasil tes DNA dan usg-nya. Disitu akan tertera, apakah bayi itu benar-benar milik anda, atau bukan. Jika keakuratannya mencapai 99,9% akurat, itu berarti bayi itu memang milik anda. Namun kalau hasilnya 99,9% tidak akurat, itu berarti bayi itu bukan milik anda!"
Dave mengangguk mengerti mendengar penjelasan Dokter tersebut. Dengan tangan gemetar, Dave pun membuka map tersebut. Seketika matanya melebar melihat hasil yang tertera disana. Dia pun menjatuhkan kertas tersebut dan terhuyung ke belakang. Simon langsung menahannya.
"Tuan Dave, anda baik-baik saja?"
Dave mengangguk. "Saya baik-baik saja Simon."
Simon pun membantu Dave duduk. Sementara Arabella, dia langsung memunguti kertas itu dan melihat hasilnya. Seketika dia tersenyum lebar saat mengetahui kalau hasil di kertas itu menunjukkan keakuratan 99,9%. Bayi itu dinyatakan adalah milik Dave. Arabella tersenyum, karena itu adalah sesuai dengan yang dia harapkan.
"Dave, sekarang kamu percaya, 'kan?, Kalau bayi ini benar-benar milikmu? Aku tidak mungkin membohongimu, Dave. Aku sudah mengatakan kejujuran! Aku harap, setelah ini kamu mau menerima anak ini dan memulai semuanya bersamaku. Ini semua demi anak kita," ucap Arabella kepada Dave. Dave hanya terdiam mendengarkan. Dia bingung sekarang harus bagaimana.
Sementara itu di samping ruangan, Anna yang tadi habis menebus resep obat untuk papanya, tak sengaja melihat keberadaan Dave disana. Namun pada saat dia hendak menghampiri pria itu, tiba-tiba saja Simon datang bersama dengan Arabella yang baru saja pulang dari toilet. Seketika Anna pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Dave.
Hingga pada akhirnya, Dokter pun datang dan memberitahukan hasil itu. Anna masih setia disana sembari mendengarkan. Dadanya terasa sesak saat mengetahui kenyataan itu. Hatinya merasa sakit saat mengetahui, kalau Arabella kini sedang mengandung anak Dave.
"Tuan Dave, apa ini pertanda, kalau setelah ini anda akan benar-benar melupakanku? Kenapa rasanya sakit sekali saat membayangkan, kalau anda benar-benar akan pergi dari hidupku?"
Anna menyeka air matanya yang terus menetes. Setelah itu, dia pun bergegas pergi dari situ.