Episode 6. Terlanjur Kecewa

1204 Words
Air mata Anggi menetes, dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dia lihat. Foto sang suami dan juga Dina terlihat jelas di ponselnya. Foto keduanya yang sedang bermesraan tanpa sedikitpun ada rasa malu sama sekali. "Kamu tega sekali, aku kecewa denganmu. Apa salahku hingga kamu melakukan semua ini. Kamu katakan saja di mana letak khilafanku selama jadi istrimu. Aku pasti memperbaikkinya bukan malah selingkuh dengannya, hiks!" tangis Anggi pecah mendapati Rangga yang masih saja bersama Dina. Panggilan telpon masuk dari pengirim pesan tadi. Dia adalah Della. Della yang berada dikantor mengirimkan foto Rangga dan Dina ke Anggi Saat itu, Della yang hendak pergi ke kantor tanpa sengaja, dia melihat Rangga berada di rumah Dina. Kebetulan rumah Dina dan rumahnya berdekatan. Saat melajukan mobil menuju kantor dan tepat dibelokkan komplek rumahnya, di saat itu juga Della melihat suami sang sahabat yang memeluk Dina dengan erat dan mesra Dina menyambut kedatangan Rangga dan dia memakai pakaian sangat seksi. Della menghentikan mobilnya sedikit agak jauh. Della melihat dua orang yang tidak tahu malu itu berpelukkan di depan matanya "Dasar pelakor tidak tahu diri, berani sekali dia melakukan hal itu di depan rumahnya. Gila memang si Dina, teman seperti apa dia itu, menusuk sahabatnya sendiri. Aku akan buat kamu malu di depan Anggi dan seluruh keluarga besar Rangga biar tahu rasa kamu, pelakor tengil!" rutuk Della yang segera mengambil ponselnya dan menjepret kedua sejoli yang dimabuk asmara itu. "Habis kamu Dina. Kamu benar-benar wanita jahat, bisa-bisanya suami sahabat sendiri ditikun, dia pikir jalanan main tikung, ck tunggu saja kamu Dina, akan ada karma yang akan menimpamu karena sudah merebut suami orang, cepat atau lambat pasti akan terjadi!" geram Della lagi dengan senyum smrik. Setelah mengambil foto keduanya, Della segera meninggalkan tempat tersebut dan melaju menuju kantor. Sesampainya di kantor Della segera turun dari mobil dan berjalan ke dalam gedung perkantorannya. Dengan terburu-buru, Della bergegas ke ruangannya. Della yang sudah di ruangan kerja, segera duduk di kursi kerja dengan cepat dia mengambil ponsel dan mengirim ke Anggi. "Send, rasakan kamu Dina. Kamu tidak akan bisa merebut suami sahabatku. Kamu akan tahu power of istri sah seperti apa. Ihhhh, geramnya aku. Anggi, kamu harus tahu jika si Dina masih dekati suamimu. Kamu harus jaga Rangga jangan kasih dia menang, dasar pelakor!" umpat Della. Della menunggu Anggi menghubungi dia, tapi sejak mengirim foto Anggi tidak juga menghubungi dirinya. Della menjadi cemas dan dia takut jika Anggi membencinya. "Aduh, Anggi kenapa tidak menghubungi aku, apa dia marah padaku? Aku telpon saja dan jelaskan semuanya." Della pun akhirnya menghubungi Anggi, dia ingin tahu kondisi Anggi saat ini. Ada rasa bersalah dihati Della, tapi dia harus melakukannya agar Anggi menjaga suaminya dari si pelakor itu. Tidak perlu menunggu lama, panggilan telpon langsung terhubung. "Assalamu'alaikum, Gi, kamu baik-baik saja? Maaf ya, bukan maksud aku melakukan itu, aku hanya mau kamu menjaga Mas Rangga. Buat Mas Rangga menjauhi si pelakor itu. Kamu jangan diam saja dan pasrah Gi, apa perlu kita labrak mereka? Ini sudah keterlaluan, Gi." cerocos Della ditelpon meminta Anggi untuk merebut Rangga kembali dari Dina. Anggi menghapus air matanya, dia tidak tahu apakah dia bisa merebut Rangga kembali. Bagaimana caranya, Rangga saja sudah tidak sudi lagi untuk mendengarkan dirinya. Sejak pertengkaran malam tadi, keduanya sudah tidur terpisah dan terlihat jelas Rangga tidak akan mau meninggalkan Dina demi dia. "Gi, kamu dengar nggak sih, aku ngomong?' tanya Della yang greget dengan sahabatnya ini. "Iya, aku dengar. Tapi, aku bisa apa, tadi malam aku dan Mas Rangga bertengkar, dia malah menuduhku istri yang tidak patuh padanya. Mas Rangga juga tidak mengakuinya, Della. Sekarang aku bisa apa." Anggi pasrah dan mengungkap apa yang terjadi. Anggi menceritakan kejadian tadi malam dirinya dan Rangga bertengkar hebat. Belum sembuh luka sakit hatinya, sekarang hatinya harus kembali terluka karena melihat foto yang Della kirim kepadanya. Dan itu terlihat jelas masih baru karena pakaian yang Rangga pakai sama dengan yang dia kenakan hari ini. "Kamu yang kuat, Gi. Nanti kita ketemu bicarakan ini, kamu jangan sedih. Aku yakin kamu wanita yang super duper hebat. Aku bersama kamu, Anggi." Della tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menguatkan Anggi semampunya dan mendukung sahabatnya itu. Panggilan berakhir, Anggi hanya bisa diam dan sekali-kali menangis. Dia tidak mengerti kenapa nasibnya seperti ini. Berharap rumah tangganya bahagia kalau pun bertengkar itu hal biasa. Tapi, yang terjadi rumah tangganya diambang kehancuran karena kehadiran sahabat yang menjadi selingkuhan Rangga. "Ya Tuhan, aku tidak menyangka jika sahabatku simpanan suamiku sendiri. Mereka tega sekali memperlakukan aku seperti ini, di mana perasaan kamu Mas, aku istri sahmu dan kamu imamku, jahat kamu, Mas Rangga. Dan kamu Dina, apa salahku kenapa kamu mengambil suamiku, tidak adakah pria yang kamu bisa dekati selain suamiku," ucap Anggi dengan suara lirih dan air mata yang berlinang. *** Di tempat lain, Rangga tengah bermesraan dengan Dina. Pagi ini Rangga memilih ke rumah Dina dari pada ke kantornya. Rasa kesal ke Anggi membuat Rangga memutuskan pergi ke rumah Dina untuk bersenang-senang. Rangga ingin melampiaskan kekesalannya dengan mengunjungi rumah Dina. "Sayang, aku merindukanmu. Kapan kita menikah, aku sangat kesepian dan aku senang kamu bisa kembali ke sini. Aku bosan di apartemen, jadi aku putuskan ke kembali ke rumah ini. Kamu jangan marah dan tinggalkan aku ya karena aku kembali ke rumah." Dina bermanja ke Rangga karena dirinya memberitahukan ke Rangga jika dirinya sudah tidak di apartemen lagi. "Iya tidak apa, lagipula aku tidak marah padamu, di mana saja kamu tinggal aku akan ikut, aku sudah tidak peduli jika ada yang tahu," jawab Rangga singkat. "Makasih, Sayang. Sayang, kenapa kita tidak tinggal bersama saja. Aku janji akan jadi istri yang baik tidak seperti si Anggi itu yang selalu membuatmu marah. Aku akan selalu membuat kamu bahagia, kamu mau ya tinggal bersama aku," rengek Dina dengan suara manjanya meminta Rangga untuk tinggal bersamanya. Rangga sengaja membelikan apartemen untuk Dina agar dirinya mudah bertemu dengan Dina tanpa ketahuan Anggi dan keluarganya. Keduanya bertemu tanpa sengaja, saat itu keduanya ketemu di acara event perusahaan miliknya dan perusahaan di mana Dina bekerja, keduanya yang saling kenal hanya sekedar say hello saja, tapi lama kelamaan keduanya menjalin hubungan yang membuat mereka melupakan ada wanita yang mereka sakiti. "Kamu sabar ya, aku juga sedang mengusahakan untuk mencari cara agar dia melakukan kesalahan. Lagi pula, aku sudah muak dengan dia. Semalam dia mengatakan kalau dirinya bertemu dengan kita di Mall kemarin." Rangga menceritakan apa yang terjadi dengan dia dan Anggi semalam. "Tuh kan, dia memang istri yang tidak tahu diri, Sayang. Aku sudah katakan, ceraikan dia dan menikah dengan aku, aku tidak mau kamu berlama-lama dengan Anggi, dia itu orangnya tidak tahu diri. Curigaan dan tidak bisa melayani kamu, tidak seperti aku yang bisa melayani kamu dengan sangat sepenuh hati," ucap Dina yang bangga pada dirinya karena bisa melayani Rangga lebih baik dari Anggi. "Benar kah? Kamu melayani aku dengan sangat baik, Sayang?" tanya Rangga sambil mencolek dagu Dina. "Bener dunk, Sayang. Aku akan buat kamu puas," jawab Dina sambil mengusap d**a bidang Rangga dengan lembut. Rangga yang mendapatkan usapan tangan di dadanya membuat dirinya tidak tahan, dia benar-benar menginginkan lebih dari ini. "Sayang, aku mau, ayo kita lakukan di kamar, aku sudah tidak tahan lagi, uhmm!" Rangga mulai diselimuti kabut gairah. Dengan cepat Rangga menggendong Dina dan membawanya ke kamar tidur untuk olah raga keringat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD