Episode 11. Jangan Fitnah Dia

1382 Words
Pak Sarwono segera menjawab panggilan telepon yang masuk, panggilan tersebut dari istrinya Nyonya Sherly. "Halo,.ada apa?" tanya Pak Sarwono dengan suara yang datar. "Papa, Papa di mana? Cepat pulang ya. Ada yang ingin Mama katakan penting," jawab Nyonya Sherly mengatakan jika dia ingin ingin mengatakan sesuatu yang penting dengan suaminya. "Baiklah, tunggu sebentar," jawab singkat Pak Sarwono. Panggilan keduanya berakhir, Pak Sarwono segera menyimpan ponselnya kembali, mobil terus melaju menuju kediaman rumahnya. Sedangkan di rumah, Nyonya Sherly dan kedua putrinya Naomi dan Amora tersenyum karena Nyonya Sherly hari ini akan mengatakan kepada suaminya jika menantu kesayangannya selingkuh. "Mama, mama yakin kalau Papa percaya dengan apa yang akan Mama katakan. Papa itu, orangnya pintar Mah. Dia tidak mungkin percaya begitu saja dengan apa yang Mama katakan dan dia perlu bukti, seharusnya Mama temui dulu bukti baru nanti Mama sampaikan ke Papa jika tidak ada bukti, Papa tidak akan percaya dengan apa yang akan kita katakan," ucap Amora meyakinkan sang ibu untuk mencari bukti terlebih. "Apa yang dikatakan oleh Amora benar, kita harus mempunyai bukti baru kita beritahu Papa jangan memberitahu tanpa ada bukti, itu akan membuat Papa akan marah kepada kita, karena dia menantu yang disayangi oleh Papa begitu juga dengan Rangga, dia pasti akan marah kepada kita jika kita menfitnah istrinya,.lebih baik cari bukti dulu baru Papa percaya," sahut Naomi membenarkan apa yang dikatakan oleh adiknya itu. Nyonya Sherly mengetuk dagunya, benar juga apa yang dikatakan oleh anak-anaknya, dia harus punya bukti, tapi kalau suaminya itu bertanya ada apa, dia menghubunginya dia harus jawab apa, tiba-tiba Nyonya Sherly tersenyum,.dia punya ide untuk mengatakan kepada suaminya nanti jika bertanya ada apa. "Mama kenapa tersenyum, apa Mama punya rencana lain. Ayo kasih tahu sama kami jangan buat kami penasaran, Mah, cepat katakan kepada kami." Naomi mendesak ibunya untuk mengatakan kenapa Ibunya tersenyum sendiri. "Sudah, tenang saja, Mama akan urus semuanya sudah sana, Mama ingin nunggu sendiri, cepat kalian masuk saja ke kamar, nanti Mama akan ceritakan ," ucap Nyonya Sherly meminta kepada anaknya untuk meninggalkannya sendiri karena dia ingin berbicara dengan suaminya berdua saja. Naomi dan Amora menganggukkan kepala. Mereka pun segera pergi ke kamarnya, masing-masing. Tidak berapa lama, terdengar suara mobil masuk ke garasi mobil. Nyonya Sherly, yakin itu adalah mobil suaminya Pak Sarwono yang sudah sampai di rumah. Pak Sarwono segera turun dan melangkahkan kaki menuju ke arah pintu masuk, pelayan rumah Pak Sarwono segera membuka pintu untuk sang majikan. "Assalamualaikum," ucap Pak Sarwono saat berada di dalam rumah. "Waalaikumsalam, masuk, Pa. Duduk dulu, Papa pasti lelah, sini duduk dengan Mama. Pak, buatkan dulu suami saya minuman, cepatlah bawa ke sini!" perintah Nyonya Sherly meminta kepada pelayannya untuk membawakan minuman untuk pak Sarwono. "Ada apa, Kenapa kamu tadi menghubungiku, mana Naomi dan Amora, apa mereka tidak ke kantor?" tanya Pak Sarwono dengan wajah yang datar terlihat jelas jika Pak Sarwono saat ini menahan amarahnya. Mendengar suaminya bertanya mengenai kedua putrinya, Nyonya Sherly segera memasang badan untuk membela kedua putrinya tersebut. "Mereka baru saja sampai dari rumah Anggi dan mereka juga tadi pergi bersama dengan Anggi, baru pulang juga. Mama tanya, kenapa lama sekali katanya Anggi ingin bertemu dengan temannya dan Papa tahu temannya itu pria. Mama tidak masalah asalkan dia tidak selingkuh. Papa tau sendiri di keluarga kita tidak ada yang namanya perselingkuhan," jawab Nyonya Sherly yang mulai menyebarkan fitnah mengatakan jika Anggi bertemu dengan pria hari ini bersama kedua putrinya. Mendengar perkataan dari istrinya Nyonya Sherly membuat Pak Sarwono langsung menoleh ke arah istrinya. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh istrinya tersebut, jelas-jelas dia dari rumah menantunya dan melihat Anggi berada di rumah seharian, tidak keluar sama sekali dengan putri-putrinya malah bertemu dengan pria lain. Sekarang, malah dikatakan seperti itu. "Apa kamu yakin Anggi pergi dengan kedua putrimu itu jangan fitnah dia, nanti kamu dan putrimu berdosa yang menanggung kalian itu aku, jadi aku tidak ingin menambah beban dosaku, jadi kamu mengerti maksudku, Ma?" tanya Pak Sarwono dengan tatapan mata yang tajam. "Itu benar, Pa, kami pergi dengan Anggi pergi. Setelah memberitahukan, ke Papa, dia telpon kami ya sudah kami pergi. Ini baru pulang, kami lelah dan kecewa dengan dia. Anggi sudah kami anggap sebagai adik kami sendiri, kami membawanya pergi ke mall dan dia banyak sekali membeli barang sepertinya Rangga memanjakannya dan itu tidak baik, dia menghambur-hamburkan uang Rangga dan juga seperti yang Mama dan kami katakan, dia bertemu dengan seorang pria, kami tidak tahu saat kami bertanya dia marah-marah, menyebalkan," jawab Naomi yang berdiri di ujung tangga atas. "Tuh, dengar apa kata anaknya, buat apa Naomi bohong, mereka itu tidak diajarkan untuk berbohong. Mama selalu meminta mereka untuk menjaga nama baik kita. Kalau Papa tidak percaya lebih baik Anggi itu kita tanyakan saja langsung atau kita nasehati untuk tidak melakukan hal itu, karena nanti nama kita tercemar. Mama tidak mau teman-teman arisan Mama melihat Anggi jalan dengan pria lain. Mama malu Papa," ucap Nyonya Sherly kembali dengan wajah yang sedikit merajuk untuk meyakinkan suaminya bahwa dia malu jika menantunya selingkuh. "Jadi,.kalau anakmu yang selingkuh bagaimanam?" tanya Pak Sarwono dengan tegas dan terlihat kilatan kemarahan yang sudah dia tahan dari tadi, dia tidak bodoh untuk terhasut dengan apa yang dikatakan oleh anak dan juga istrinya. "Siapa yang Papa maksud, anak Mama yang selingkuh gitu, tidak mungkin Pa, sepertinya ketiga anak Mama ini semuanya, baik-baik saja, mereka setia, baik Amora maupun Naomi setia, apalagi Rangga. Papa liat, dia memanjakan istrinya tidak mungkin anak Mama berani menyakiti pasangannya." Nyonya Sherly membela ketiga anaknya, ia mengatakan jika anak-anaknya tidak pernah menyakiti atau selingkuh dari pasangan yang masing-masing. "Oh begitu ya, jadi ketiga anakmu ini setia begitu, tidak suka selingkuh, baiklah jika mereka selingkuh bagaimana. Apa boleh aku usir dia dari rumah dan mencoretnya dari surat wasiatku?" tanya Pak Sarwono dengan tegas di depan kedua anaknya dan istrinya Nyonya Sherly. "Apa maksud Papa, coba katakan ke Mama kenapa Papa mengatakan anak kita, apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Papa tidak percaya dan malah menuduh anak sendiri, mereka saksinya kalau Anggi bertemu dengan pria lain. Papa tidak perlu membelanya, dia hanya menantu bukan anak kita jangan kaitkan masalah dia dengan surat wasiat, Mama tidak suka!" Nyonya Sherly sudah mulai kesal melihat suaminya yang ingin mencoret nama anaknya yang ketahuan selingkuh. Tanpa membuang waktu Pak Sarwono mengambil ponselnya, dia mencari foto dan video yang dia rekam saat melihat Rangga bersama dengan wanita lain yang dia ketahui adalah sahabat dari temannya menantunya sendiri yaitu Dina. Nyonya Sherly penasaran apa yang suaminya lakukan dengan ponselnya. 'Aduh bahaya, apa yang Papa cari, apa Papa sudah menemukan bukti jika Rangga selingkuh, tidak, tidak, aku yakin adikku tidak selingkuh yang selingkuh itu Anggi, bukan adikku!?' batin Naomi saat melihat Pak Sarwono membuka ponsel dan setelah itu, dia memberikannya kepada Nyonya Sherly. "Ini, lihatlah, kalau ini bagaimana, apa yang akan kamu katakan, Ma, apa dia digolongkan sebagai selingkuh atau apa dan kalian berdua jangan mencoba memfitnahkan adik ipar kalian karena Papa baru datang dari sana dan jangan menutupi kesalahan anak yang tidak tahu diri itu!" tegas Pak Sarwono mengatakan jika dirinya baru ketemu dengan Anggi dan dia juga marah dengan kedua anaknya yang sudah berani memfitnah menantunya "Ini dapat dari mana dan ini tidak benar, Mama yakin ini bukan Rangga. Pasti Papa salah orang tidak mungkin Rangga seperti ini dan kenapa Papa bertemu dengan Anggi?" tanya Nyonya Sherly penasaran kenapa suaminya bertemu dengan menantunya itu. "Kamu ingin tahu kenapa aku bertemu dengan menantuku itu, jawabannya ini, aku ingin memastikan benar atau tidaknya dan ternyata benar dan kalian berdua tidak punya hati kah, kalian menfitnah dia, aku yakin saat kalian ke sana, Anggi pasti mengadu kepada kalian mengenai Rangga, tapi kalian malah menuduhnya yang tidak-tidak, kurang ajar kalian ini. Papa tidak mendidik kalian untuk mempunyai sifat seperti itu. Di mana hati nurani kalian, kalian itu wanita, dia juga wanita tidak bisakah kalian peka sedikit, Papa kecewa dengan kalian bertiga, termasuk Rangga." Pak Sarwono mengungkapkan semuanya kepada anak dan istrinya, dia tidak suka jika Anggi difitnah seperti ini karena dia sudah melihat secara langsung. Bagaimana anak lelakinya yang dia banggakan menduakan istrinya. "Tapi, ini bohong Pah, ini tidak benar. Mama yakin sekali pasti wanita itu yang fitnah Rangga, anakku. Papa jangan percaya dengan dia, Papa harus percaya dengan Rangga karena dia anak kandung Papa, sedangkan dia hanya menantu," ucap Nyonya Sherly yang menghasut suaminya, Pak Sarwono untuk percaya kepada Rangga bukan kepada menantunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD