Dua Puluh Lima I I Radista Pov

1301 Words

“Rivan Arthur lo denger gue nggak sih?!” teriakku frustasi di depan wajahnya yang saat ini menampakan ekspresi datar, mengabaikanku yang sedari tadi jejeritan seperti orang yang tidak waras lantaran tidak mendapatkan tanggapan dari dia. Aku pusing bercampur sedih lantaran beberapa hari ini Ivan tidak mau berbicara denganku. Ya, dia masih marah karena aku berbohong dan menyembunyikan kebenaran kalau aku sudah menikah. Tapi kan aku melakukan itu semua karena ada alasannya, dan dia dengan egois tidak mau mendengarkanku membuatku sedikit frustasi. “Van, gue bisa jelasin kok. Please ya please..” Ivan membuang muka, sialan! kalau saja aku tidak sayang dengan dia dan tidak ingin kehilangan sahabat juga keluarga, maksudnya Tante Melisa dan Om Riki, ogah banget kalau sudah diacuhkan seperti ini d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD