Aku menatap Radista yang tengah berdecak pinggang, dia menatapku dengan tatapan mengancam. Aku berjalan mendekati dia dan memeluk nya dari belakang “Ra, please ini soal harga diri” ucapku memohon.
“Harga diri? cih. Taruhannya nyawa lo, Ken!”
Aku menghela nafas “Gue bakalan hati-hati kok, lagian disana ada Rido”
“Gue ikut!”
Spontan aku menggeleng, sudah cukup Safa dan Rain yang pergi karena kecelakaan saat balapan. Aku tidak ingin Ra juga pergi dengan cara seperti itu lagi, aku membalikan tubuhnya agar berhadapan dengan ku, lantas kupegang kedua tangan Ra dan menciumnya.“Gue janji ini yang terakhir kalinya, Ra”
Dia menyentakan kedua tanganku “Terserah!” lalu berjalan masuk ke dalam kamar tanpa sepatah kata apapun lagi keluar dari mulutnya. Aku mengusap wajah kasar, kali ini aku benar-b
