30. Kemarahan Zein

1534 Words

Setelah makan malam, semuanya duduk di ruang keluarga, Qiara duduk disamping papanya dan bermain ponsel, Qiara terlihat bahagia sekali, wajahnya ceria tak seperti selama ini ketika Qiara tinggal bersama papanya. Qiara bersandar diperut papanya dan menyibukkan diri bermain ponsel. Sedangkan tangan kanan Zein mengelus rambut putrinya. Terlihat mesra dan harmonis sekali. “Sayang, kamu ke kamar, jangan bermain ponsel terus,” kata Devina pada putrinya. “Nggak apa-apa lagi, Dev,” sambung Rahelia. “Kamu harusnya belajar, bukan bermain ponsel,” ucap Devina lagi. “Ayo, Sayang, kamu ke kamar, ya, jangan kamaleman tidurnya.” “Udah biarin aja, belum larut kok,” sambung Zein membuat Devina menghela napas. Dulunya, Devina tidak pernah membiarkan Qiara bermain ponsel, bahkan yang Qiara kerjakan hanya men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD