Zein masih duduk di ruang kerjanya, Rahelia mengetuk pintu dan masuk ke ruangan tersebut, ruangan dimana sekelilingnya memiliki rak yang dipenuhi buku, bahkan ada tangga untuk naik ke rak bagian atas. Sungguh sempurna tempat ini, ada sofabed depan api unggun tempat Zein menghabiskan waktu jika sedang banyak pikiran. Atau … menghabiskan waktu untuk membaca buku. Zein menurunkan kacamata bacanya dan melihat Rahelia. “Tempat ini nggak berubah sama sekali,” kata Rahelia. Zein kembali fokus pada bacaannya. “Kamu belum pulang?” “Mau mengantarku?” “Kan ada ayahmu,” jawab Zein. “Ayahku sudah balik duluan.” Rahelia bersedekap dan mengambil buku yang ada di rak paling bawah. Rahelia membuka lembaran itu dan mencoba membacanya meski sejak tadi tatapan matanya mengarah pada Zein. “Kamu harus pulang, n