Angin malam berhembus pelan, membelai lembut kulit wajah Dea. Jam masih menunjukkan pukul 21.05 malam. Dan saat ini, Dea sedang duduk depan rumah. Tersenyum menatap indah langit yang bertabur bintang. "Aga," gumamnya pelan lalu terkikik geli. "Lo nggak seperti yang orang-orang bilang ternyata. Gue seneng bisa kenal lo. Apalagi kalau sering-sering di belanjain kayak tadi. Uhhh, makin kesenengan gue." Terlintas bayangan saat-saat tadi bersama Aga. Ini kali pertama Dea sedekat itu dengan cowok. Saat di Bandung dulu, Dea malas menanggapi para cowok yang menaruh hati padanya. "Eh, gue murahan banget nggak sih? Tapi emang bener kok kata Aga, enaknya jalan sama cowok itu ya dibelanjain," ucap Dea. Senyum Dea seketika memudar begitu ia teringat pada laki-laki di masa lalunya. Tangan Dea ter