Hati dan persaan Bram sedikit lebih tenang, karena saat ini Agni sudah masuk ke dalam hidupnya. Agni sudah berada di gengamannya. Agni salah satu wanita yang mudah ia dapatkan, semua wanita memang seperti itu. Ia akan membuat Agni menderita. Bram membuka map di hadapannya, membaca satu persatu dokumen itu. Setelah ia membaca dan mempelajari semua dokumen itu, Bram menanda tanganinya. Bram menutup map itu kembali, pekerjaan itu telah ia selesaikan dengan sempurna. Beberapa menit kemudian, pintu ruangannya terbuka. Bram memandang laki-laki separuh baya berjalan mendekatinya, ia tahu usia sang ayah tidak muda lagi, rambut hitamnya kini sudah memutih. "Ayah," Bram menegakkan tubuhnya lalu mendekati sang ayah. "Bagaimana kerjaan kamu?" Tanya ayah lalu duduk di kursi. "Semua berjalan denga